Tabel 41. Hasil Indikator Statistik Validasi Model Ekonomi Perberasan Indonesia
Notasi U-Theil
Bias UM Reg UR
Dist UD Var US
Covar UC PGTP
0.2527 0.11 0.86 0.02
0.77 0.12
PGSU 0.3207
0.00 0.99
0.01 0.96
0.04 PGJW
0.1072 0.02
0.78 0.21
0.50 0.49
PGBN 0.1309
0.52 0.32
0.16 0.14
0.34 PGKN
0.1686 0.89
0.01 0.10
0.00 0.11
PGSW 0.2505
0.95 0.02
0.03 0.00
0.05 PBIN
0.2000 0.56
0.41 0.03
0.33 0.11
PBSU 0.2170
0.21 0.77
0.02 0.70
0.09 PBJW
0.0931 0.77
0.03 0.20
0.00 0.23
PBBN 0.1681
0.91 0.00
0.08 0.04
0.05 PBKN
0.1764 0.93
0.00 0.07
0.02 0.06
PBSW 0.3567
0.96 0.02
0.02 0.00
0.04 STCK
0.1480 0.25
0.40 0.34
0.17 0.57
IMPR 0.3744
0.47 0.13
0.40 0.00
0.53 PIMP
0.0379 0.27
0.01 0.72
0.00 0.73
TPPS 0.3805
0.02 0.67
0.31 0.11
0.87 TPPJ
0.2901 0.22
0.06 0.72
0.26 0.52
TPBN 0.4760
0.79 0.06
0.15 0.00
0.21 TPPK
0.2797 0.58 0.01 0.41
0.12 0.30
TPSW 0.2460
0.00 0.01
0.99 0.61
0.39 TPPI
0.2520 0.26
0.03 0.72
0.24 0.51
KBIN 0.0317 0.84 0.11
0.04 0.07
0.09 KBSU
0.0628 0.24
0.75 0.01
0.69 0.06
KBJW 0.0184
0.79 0.03
0.19 0.01
0.21 KBBN
0.0298 0.82
0.00 0.17
0.05 0.13
KBKN 0.0048
0.34 0.01
0.66 0.03
0.63 KBSW
0.1987 0.88
0.11 0.01
0.05 0.07
AREA 0.2436
0.26 0.04
0.70 0.24
0.50 ARLS
0.3691 0.01
0.73 0.26
0.13 0.86
ARLJ 0.2891
0.23 0.06
0.71 0.25
0.52 ALBN
0.4810 0.79
0.07 0.14
0.00 0.21
ARLK 0.2823
0.57 0.01
0.42 0.14
0.29 ALSW
0.2461 0.00
0.01 0.99
0.62 0.38
QSBR 0.0695
0.41 0.09
0.50 0.03
0.56
Berdasarkan semua komponen di atas dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang sudah dirumuskan dan telah diduga cukup valid untuk digunakan
untuk simulasi kebijakan. Pemilihan periode ini dilandasi karena mulai tahun
2004 perekonomian Indonesia sudah mulai stabil dari dampak krisis ekonomi tahun 1997 dimana banyak diterapkannya sejumlah perubahan dalam kebijakan
finansial, perdagangan dan penyelenggaraan negara, yang salah satunya adalah membebaskan perdagangan termasuk beras di bawah pengelolaan Bulog.
6.2. Pembahasan Hasil Simulasi Model Ekonomi Perberasan Indonesia
Simulasi model dapat berdampak positif maupun negatif atau tidak memberikan dampak sama sekali terhadap masing-masing peubah endogen.
Simulasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah simulasi kebijakan HPP, tarif impor, penyaluran dan kombinasi kenaikan HPP dan tarif impor. Simulasi
dilakukan pada periode I Februari-Mei dan periode II Juni-Januari dan periode agregat Januari-Desember. Simulasi bertujuan untuk menganalisis dampak
kebijakan perberasan di seluruh wilayah pada setiap periode tersebut.
6.2.1. Kebijakan Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah Sebesar 5 Persen
Perbedaan dampak kebijakan perberasan Indonesia antar waktu dan antar wilayah dapat dilihat pada Tabel 42 hasil. Harga gabah Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 8-9 persen pada semua periode. Harga gabah wilayah Kalimantan dan Sulawesi meningkat relatif sama dengan harga gabah Indonesia
akibat dampak kebijakan kenaikan HPP sebesar 5 persen. Harga gabah Kalimantan meningkat sebesar 8 persen, sedangkan harga gabah Sulawesi
meningkat sebesar 6-7 persen. Besaran peningkatan harga gabah Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan dan harga gabah Sulawesi sama besar pada
semua periode.
Tabel 42. Hasil Simulasi Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah Sebesar 5 Persen terhadap Ekonomi Perberasan Indonesia
Antar Waktu dan Antar Wilayah
No Peubah
Agregat Periode I
Periode II 1 Harga
gabah 9.86
8.34 8.23
2 Harga gabah
Sumatera 1.62
1.23 1.30
3 Harga gabah
Jawa 0.03
0.04 0.03
4 Harga gabah Bali dan Nusa Tenggara
1.72 2.01
1.65 5 Harga
gabah Kalimantan
8.71 8.33
8.43 6 Harga
gabah Sulawesi
7.67 6.99
7.29 7 Harga
beras Indonesia
4.87 3.30
4.11 8 Harga
beras Sumatera
0.87 0.59
0.72 9 Harga
beras Jawa
0.01 0.01
0.01 10
Harga beras Bali dan Nusa Tenggara -0.17
-0.14 -0.16
11 Harga beras
Kalimantan 3.38
2.94 3.22
12 Harga beras
Sulawesi 6.46
5.29 6.02
13 Stok Operasional Bulog
-0.16 0.28
0.66 14 Impor
beras Indonesia
-0.10 -0.17
-0.27 15
Harga beras impor Indonesia 0.00
0.00 0.00
16 Produksi padi Sumatera
1.78 1.17
1.33 17
Produksi padi Jawa 0.02
0.01 0.01
18 Produksi padi Bali dan Nusa Tenggara
1.37 1.24
1.41 19
Produksi padi Kalimantan 6.94
6.04 6.86
20 Produksi padi Sulawesi
4.84 3.44
4.58 21
Produksi padi Indonesia 1.26
0.97 1.16
22 Konsumsi beras Indonesia
-0.37 -0.20
-0.34 23
Konsumsi beras Sumatera -0.30
-0.14 -0.27
24 Konsumsi beras Jawa
0.00 0.00
0.00 25
Konsumsi beras Bali dan Nusa Tenggara
0.04 0.02 0.04
26 Konsumsi beras Kalimantan
-0.06 -0.05
-0.05 27
Konsumsi beras Sulawesi -5.86
-2.80 -5.21
28 Areal panen
1.44 1.12
1.33 29
Areal panen Sumatera 1.68
1.10 1.27
30 Areal panen
Jawa 0.01
0.01 0.01
31 Areal panen Bali dan Nusa Tenggara
1.36 1.23
1.38 32
Areal panen Kalimantan 6.96
6.03 6.89
33 Areal panen Sulawesi
4.86 3.40
4.53 34
Jumlah penawaran beras Indonesia 0.84
0.57 0.85