Luas Areal Panen Pembahasan Pendugaan Model Ekonomi Perberasan Indonesia

Luas areal panen padi dipengaruhi perubahan harga gabah petani meskipun pengaruh harga gabah petani tidak nyata terhadap luas areal panen. Kenaikan harga harga gabah petani mampu mendorong peningkatkan jumlah produksi melalui peningkatan luas areal panen dan produktivitas. Persamaan luas areal dipengaruhi oleh harga gabah petani, harga jagung petani, produktivitas dan lag luas areal. Perilaku luas areal panen masing-masing wilayah terdiri dari 2 pola yang berbeda. Pola pertama adalah luas areal lebih dipengaruhi oleh produktivitas daripada harga gabah petani dan harga jagung petani. Wilayah yang termasuk pola pertama ini adalah Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara. Wilayah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi termasuk dalam pola yang kedua dimana pengaruh harga gabah dan jagung lebih signifikan daripada produktivitas. Tabel 17. Hasil Pendugaan Parameter Luas Areal Panen Padi Jawa Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 2484.5340 0.2980 Harga gabah petani Jawa 0.3058 0.1194 1.0431 Harga jagung petani Jawa -1.7404 0.0017 -2.9486 Produktivitas padi Jawa 48.7775 0.9133 0.4627 DW = 0.7960 ; R 2 = 0.22447 Meskipun tidak nyata, harga jagung petani berpengaruh negatif terhadap luas areal panen padi yang berarti lahan jagung bersifat substitusi dengan luas lahan padi. Harga jagung berpengaruh nyata terhadap luas areal panen di Jawa. Persaingan pengunaan lahan untuk jagung sangat berpengaruh terhadap pengurangan luas areal panen padi Jawa sedangkan di wilayah lainnya lahan jagung sebagai substitusi lahan padi tidak mempengaruhi luas areal panen padi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi perluasan lahan padi sudah mencapai tingkat jenuh akibat konversi lahan padi menjadi komoditas lainnya dan kepentingan non pertanian seperti perumahan dan industri. Tabel 18. Hasil Pendugaan Parameter Luas Areal Panen Padi Bali dan Nusa Tenggara Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -109.2700 0.4566 Harga gabah petani Bali dan Nusa Tenggara 0.0399 0.3274 0.9579 2.8891 Harga jagung petani Bali dan Nusa Tenggara -0.0888 0.2047 -2.1260 -6.4123 Produktivitas padi Bali dan Nusa Tenggara 4.6385 0.1125 0.3031 0.9141 Lag luas areal panen Bali dan Nusa Tenggara 0.6685 .0001 0.6685 2.0162 DW = 1,5358; R 2 = 0.2893 Produktivitas berpengaruh nyata terhadap peningkatan luas areal panen Bali dan Nusa Tenggara namun tidak direspon secara elastis oleh luas areal. Luas areal sangat responsif terhadap kenaikan harga jagung petani. Kenaikan harga jagung sebagai produk substitusi beras menjadi insentif petani memproduksi jagung dan menurunkan luas areal padi. Jagung merupakan makanan pokok sebagian masyarakat terutama Nusa Tenggara Timur sehingga kenaikan harga jagung akan mendorong petani beralih untuk menanam padi pada lahan pertaniannya. Tabel 19. Hasil Pendugaan Parameter Luas Areal Panen Kalimantan Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 2.5742 0.9816 Harga gabah petani Kalimantan 0.0283 0.1442 0.4996 0.9303 Harga jagung petani Kalimantan -0.0555 0.1214 -1.0986 -2.0457 Produktivitas padi Kalimantan 44.6634 0.2459 2.0175 3.7569 Lag Tren Waktu -18.8900 0.0556 -0.7921 -1.4751 Lag luas areal panen Kalimantan 0.4630 0.0003 0.4630 0.8622 DW = 1,4790; R 2 = 0.4039 Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter Luas Areal Panen Sulawesi Peubah Parameter Dugaan P-value Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -860.0790 0.1061 Harga gabah petani Sulawesi 0.0228 0.1937 0.3598 0.6349 Harga jagung petani Sulawesi -0.0001 0.9995 -0.0004 -0.0007 Produktivitas padi Sulawesi 202.2507 0.0770 8.1916 14.4538 Lag Tren Waktu 0.4333 0.0006 0.4333 0.7645 Lag luas areal panen Sulawesi -860.0790 0.1061 0.3598 0.6349 DW = 1,6797; R 2 = 0,2574 Luas areal panen padi Kalimantan dan Sulawesi lebih responsif terhadap peningkatan produktivitas daripada harga gabah dan jagung petani. Pengaruh produktivitas padi akan mendorong petani menanam padi untuk memperoleh keuntungan dari usahatani padinya. Implikasi dari hasil pendugaan parameter di atas adalah bahwa peningkatan luas arel panen dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas dan harga gabah tingkat petani untuk mendorong peningkatan produksi selain pencetakan lahan baru.

5.2.2. Impor Beras

Secara teori semua faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras dalam persamaan tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap peubah endogen jumlah impor beras. Jumlah permintaan terhadap suatu produk impor beras berbeda arah dengan harga produk tersebut yang berarti jumlah impor beras akan menurun jika harga beras impor meningkat. Peningkatan nilai tukar atau yang disebut sebagai pelemahan mata uang Rupiah terhadap US Dollar akan berakibat semakin mahalnya beras impor. Implikasi pelemahan mata uang domestik tersebut adalah jumlah impor beras akan menurun. Hal ini sesuai dengan hasil pendugaan persamaan jumlah impor beras pada penelitian ini. Tabel 21. Hasil Pendugaan Parameter Impor Beras Indonesia