Data konsumsi yang digunakan dalam berbagai penelitian adalah data pendekatan proxy yaitu ketersediaan untuk konsumsi apparent consumption,
seperti Neraca Bahan Makanan yang dipublikasi Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian. Konsumsi beras per kapita adalah total ketersediaan
konsumsi beras dibagi jumlah penduduk pada tahun yang sama. Konsumsi beras sepanjang periode tahun 2000-2008 relatif stabil yaitu berkisar antara 22.8-23.8
juta ton per tahun. Tabel 8. Konsumsi Beras Indonesia Bulanan Tahun 1999-2008
Bulan Tahun 00 ton
2004 2005 2006 2007 2008 Sumatera
54.75 55.892
56.47 56.29
59.14
Jawa
133.05 131.21
129.33 126.58 132.41
Kalimantan
14.73 14.51
14.15 14.18
14.82
Bali dan NT
12.74 12.88
12.68 12.76
13.29
Sulawesi
18.37 17.03
17.79 17..56
18.56
Indonesia
234.14 231.63
228.78 225.69 238.135
Sumber: Neraca Bahan Makanan, 1999-2006 dan Neraca Bahan Makanan Perkiraan, 2007-2008
2.1.5. Perkembangan Harga Gabah dan Beras
Harga gabah kering panen GKP nasional dan tahunan umumnya berada di atas harga HPP. Meskipun demikian pada periode dan bulan tertentu harga gabah
berada di bawah HPP. Harga rata-rata GKP sebesar Rp 1,060 per kilogram jauh di bawah HPP sebesar Rp 1,095 per kilogram pada periode bulan Januari-Juli 2001.
Harga rata-rata GKP pada bulan April dan Mei 2003 juga berada di bawah HPP yaitu sebesar Rp 1,173 per kilogram dan Rp 1,217 per kilogram sedangkan HPP
sebesar Rp 1,230 per kilogram. Kondisi serupa terjadi pada bulan Maret-September 2004, harga rata-rata
GKP adalah Rp 1,192 per kilogram berada di bawah HPP yang berlaku yaitu sebesar Rp 1,230 per kilogram. Harga GKP yang berada di bawah HPP juga
terjadi pada bulan Maret dan April 2008. Pada periode ini harga GKP hanya sebesar Rp 2,149 per kilogram pada bulan Maret dan Rp 2,186 per kilogram pada
bulan April berada di bawah HPP yang berlaku yaitu sebesar Rp 2,200 per kilogram.
Tabel 9 . Perkembangan Harga Gabah Petani Indonesia Tahun 2004-2008
Bulan Tahun 000 ton
2004 2005 2006
2007 2008
Januari
1,263 1,406
1,995 2,571
2,531
Februari
1,171 1,398
1,973 2,634
2,587
Maret
1,096 1,379
1,771 2,433
2,319
April
1,156 1,339
1,828 2,134
2,008
Mei
1,234 1,366
1,977 2,155
2,044
Juni
1,217 1,424
2,036 2,267
2,158
Juli
1,199 1,446
2,034 2,261
2,159
Agustus
1,187 1,530
2,095 2,259
2,166
September
1,218 1,606
2,071 2,308
2,200
Oktober
1,271 1,704
2,104 2,323
2,190
November
1,285 1,762
2,180 2,328
2,201
Desember
1,232 1,824
2,394 2,393
2,300
Sumber: Statistik Harga Produsen BPS, 2005- 2009
Hal yang sama juga terjadi pada perkembangan harga beras domestik. Secara umum harga beras domestik juga relatif stabil meskipun pada periode
tertentu mengalami ketidakstabilan. Harga beras Thailand Broken 25 persen dan PIBC kualitas medium IR II sangat berfluktuasi sepanjang tahun 2004-2007.
Harga beras IR II PIBC berada di bawah harga beras Thailand Broken 25 persen antara bulan Maret 2004-Desember 2005. Kondisi ini dimana harga beras IR II
PIBC lebih murah daripada harga beras Thailand Broken persen terjadi sejak Januari 2006.
Perkembangan harga beras baik IR II PIBC maupun beras Thailand Broken 25 persen terus mengalami peningkatan. Harga beras IR II PIBC dan beras
Thailand Broken 25 persen mengalami pertumbuhan sebesar 25.41 persen dan 28.71 persen. Harga beras dunia mengalami peningkatan yang sangat tajam pada