pembeliaan beras domestik yang merupakan pengembangan model Hayami 1982. Model ini terdiri dari disaggregat pasar bebas domestik dan pasar
intervensi pemerintah. Model ini terdiri dari disaggregat pasar beras bebas domestik free market
dan pasar intervensi pemerintah controlled market. Kurva permintaan pasar
yang diintervensi lebih elastis daripada permintaan pasar bebas domestik. Keseimbangan permintaan aggregat D, penawaran jangka pendek S
s
dan penawaran jangka panjang S
l
berada pada harga keseimbangan P
e
. Harga yang diintervensi pemerintah P
g
diasumsikan berada di bawah harga keseimbangan P
e
.
Sumber: Ashraf et al 2008
Pada harga P
g
dibutuhkan penambahan kuantitas penawaran dari Q
pe
ke Q
pg
. Jumlah dengan proporsi sama yang tidak disalurkan ke pasar bebas domestik yaitu sebesar Q
rg
dan Q
re
berakibat pada meningkatnya harga pasar bebas domestik secara tajam karena kurva permintaan pasar intervensi pemerintah
bersifat elastis. Harga rata-rata yang diterima produsen P
w
dalam jangka pendek Q
pe
Q
rg
QUANTITY
P
m
P
w
P
e
P
g
Q
pg
Q
re
S
s
S
l
Q
e
Q
l
P R
I C
E
D
p
D
r
D
Gambar 14. Model Skema Pembelian Beras Domestik
lebih besar daripada harga P
e
jika tanpa intervensi pemerintah. Hal ini merupakan dasar kerangka pikir implementasi kebijakan stabilisasi harga melalui pengaturan
jumlah penawaran oleh pemerintah Ashraf, 2008.
3.5. Kerangka Pemikiran Operasional
Kerangka pemikiran penelitian dapat secara lengkap dijelaskan pada Gambar 15. Penelitian kebijakan perberasan dilakukan melalui pengamatan
perilaku hubungan keterkaitan antara aspek permintaan, penawaran dan harga yang dapat diestimasi mengacu pada analisis kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan alat analisis ekonometrik model persamaan simultan dan metode 2 SLS dengan menggunakan disaggregasi data bulanan. Penggunaan data bulanan
karena fluktuasi data bersifat dinamis sepanjang tahun sehingga ketepatan waktu implementasi kebijakan menjadi hal penting untuk diperhatikan.
Kebijakan - HPP
- Tarif impor - Penyaluran
Komponen: - Penawaran
- Permintaan Data:
bulanan Dampak Kebijakan:
Respon: 1. Penawaran
2. Permintaan 3. Harga gabah
produsen 4. Harga beras
konsumen
Analisis Ekonometrik Model :
Persamaan Simultan
Metode : 2 SLS Estimasi perilaku
- Analisis ekonometrik : Simulasi instrumen kebijakan HPP, tarif impor, penyaluran
dan kombinasi HPP dan tarif impor Analisis dampak kebijakan
Implikasi
Kebijakan
Gambar 15. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Setidaknya ada dua alasan penting analisis yaitu: 1 untuk mengetahui perilaku dengan mengestimasi koefisien parameter ekonomi tertentu seperti
elastisitas permintaan dari harga komoditas, dan 2 untuk meramalkan forecasting di masa mendatang. Hasil estimasi tersebut menjadi dasar analisis
lebih lanjut dampak kebijakan tersebut terhadap respon penawaran, permintaan, harga gabah produsen, harga beras konsumen. Simulasi instrumen kebijakan
HPP, tarif impor, penyaluran dan kombinasi kebijakan HPP dan tarif impor digunakan untuk menganalisis kebijakan terhadap harga gabah produsen dan
harga beras konsumen. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, kemudian dapat dirumuskan implikasi dan rekomendasi kebijakan.