Ketersediaan air Satwa liar

94 agak cepat dengan kedalaman air tanah lebih dari 50 cm namun dengan frekuensi banjir 2-3 kali setahun dan kemiringan lereng 0-8. Beberapa faktor ini masuk dalam kelas kesesuaian lahan sedang untuk jalan setapak USDA 1968. Terdapat beberapa kondisi jalan di kawasan Gambar 40. Jalan lokal di Desa Bipolo, Oeteta, dan Pariti dalam kondisi baik dengan lebar 5-6 meter, beraspal hotmix, memiliki vegetasi penahan angin di kiri kanan jalan. Jalan lokal di Desa Pantai Beringin, Pitay, Sulamu, dan Pantulan dalam kondisi rusak yang berupa batuan lepas dengan lebar jalan 4-5 meter, tanpa vegetasi penahan angin. Gambar 40 Kondisi jalan lokal desa, jalan desa kondisi baik a, jalan desa yang rusak b, jalan sekunder menuju lokasi tambak c, jalan sekunder di sawah desa d, jalan setapak di tambak garam e, jalan setapak di tambak ikan f

4.10.3 Ketersediaan air

Ketersediaan air bersih air tawar merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan kawasan agrowisata. Lokasi kawasan yang belum disuplai oleh PDAM a b d c f e 95 hanya mengandalkan sumber air tanah yang ada. Masyarakat menggunakan sumur pompa dan bak penampung untuk kebutuhan pokok. K ondisi kualitas air pada kawasan masih cukup baik dan sesuai baku mutu. Di Desa Bipolo, Pariti, dan Oeteta yang memiliki kondisi air tanah dangkal, keberadaan air cukup tersedia. Masyarakat menggunakan air tanah yang disuplai dari sumur bor yang akan keluar dengan debit tetap, mengandung air tanah yang jernih karena berada jauh di dalam tanah 5-20 m. Daya dukung berdasarkan ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37 Estimasi daya dukung ketersediaan air bersih WTO 1981 Lokasi Jumlah sumur Ketersediaan air bersih literdetik Standar kebutuhan literhari Daya dukung orang Bipolo 208 624 200-1 000 53 913 Oeteta 165 495 200-1 000 42 768 Pariti 177 531 200-1 000 45 878 Debit air per sumur 3 literdetik, air mengalir selama 24 jam setiap hari

4.10.4 Satwa liar

Kondisi kunjungan yang berlebihan dari pengguna wisata dapat menyebabkan gangguan terhadap kehidupan liar, terutama pada keberadaan habitat dan perilaku satwa liar dalam kawasan. Untuk itu, pembatasan parameter satwa liar umumnya dilakukan terhadap jenis satwa langka atau yang dilindungi. Jenis dan klasifikasi daya dukung satwa pada kawasan dapat dilihat pada Tabel 38. Sebagian besar satwa yang diamati pada kawasan masuk pada jenis satwa tidak langka yang memiliki kemampuan daya dukung tinggi BBKSDA 2012; IUCN 2013. Tabel 38 Jenis dan klasifikasi daya dukung satwa pada kawasan Jenis satwa Nama latin Kategori Daya dukung Kuntul putih Egretta intermedia Satwa tidak langka Tinggi Trinil pantai Actitis hypoleucos Satwa tidak langka Tinggi Canga Australia Egretta novaehollandiae Satwa tidak langka Tinggi Kuntul kecil Egretta garzeta Satwa tidak langka Tinggi Ibis sendok raja Plantalea regia Satwa tidak langka Tinggi Kapinis laut Apus pacificus Satwa tidak langka Tinggi Gagang bayam Himantopus himantopus Satwa tidak langka Tinggi Cerek merah Charodrius ruficapilleta Satwa tidak langka Tinggi Terik Australia Stiltia isabela Satwa tidak langka Tinggi Bangau bluwok Mycteria cinerea Satwa mulai langka Sedang Itik mata putih Aythya australis Satwa tidak langka Tinggi Ekor blorok Limosa lapponica Satwa tidak langka Tinggi Trinil lumpur L. semipolinatus Satwa tidak langka Tinggi Cekakak suci Halcyon sancta Satwa tidak langka Tinggi Cerek kalung Charadrius dubius Satwa tidak langka Tinggi Kokokan laut Butorides striatus Satwa tidak langka Tinggi Kowak Malam Nycticorax nycticorax Satwa tidak langka Tinggi Kalong Pteropus vampyrus Satwa tidak langka Tinggi Monyet Macaca fascicularis Satwa tidak langka Tinggi Katak Rana limnocharis Satwa tidak langka Tinggi Biawak Varanus salvator Satwa tidak langka Tinggi Ular belang Boiga dendrophila Satwa tidak langka Tinggi Bajing Glaucomys sabrinus Satwa tidak langka Tinggi 96

4.11 Karakteristik, Persepsi, dan Preferensi Pengunjung