Kerangka Pemikiran Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Kerangka Pemikiran

Hubungan interaksi masyarakat dengan hutan selalu berjalan dinamis yaitu perubahan merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini sejalan dengan perubahan sosial budaya yang menurut Lauer 1989 merupakan sesuatu yang normal dan berkelanjutan. Perubahan terjadi sebagai tanggapan atas kekuatan eksternal yang menimpa suatu masyarakat dan perubahan tersebut diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan Lauer 1989. Interaksi yang terjalin antara masyarakat dengan hutan merupakan wujud dari aktivitas sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Alikodra 1987 interaksi masyarakat desa dengan hutan tergantung pada beberapa faktor, antara lain: adat-istiadat dan budaya masyarakat, jenis mata pencaharian, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat pertumbuhan penduduk. Perubahan pada faktor-faktor tersebut dapat mendorong terjadinya perubahan interaksi. Masyarakat Desa Cipeuteuy merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan TNGHS dan memiliki interaksi yang cukup tinggi dengan hutan di sekitarnya. Berbagai perubahan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat dan kawasan hutan telah mendorong terjadinya perubahan interaksi antara masyarakat dengan hutan. Interaksi yang terjalin antara masyarakat dengan hutan membentuk pola- pola interaksi yang khas. Pola yang digunakan dalam penelitian di Desa Cipeutuey adalah berdasarkan penggunaan lahan, sehingga ada tiga pola interaksi, yaitu: pola dengan penggunaan lahan, pola tanpa penggunaan lahan, pola tanpa interaksi. Pola tanpa penggunaan lahan dapat disebut sebagai pola pemanfaatan atau pemungutan hasil hutan karena masyarakat berinteraksi dengan hutan hanya melalui pemanfaatan hasil hutan tanpa menduduki lahan yang bersangkutan. Perubahan pola interaksi yang terjadi dapat berarti bahwa interaksi yang dilakukan berubah dari satu pola ke pola yang lain. Interaksi yang terjalin antara masyarakat dengan hutan sangat berpengaruh terhadap kelestarian suatu kawasan hutan. Perubahan interaksi yang terjadi di Desa Cipeuteuy penting untuk diketahui untuk menghindari interaksi yang bersifat negatif karena dapat mengancam kelestarian hutan. Gambar 6 menunjukkan kerangka pemikiran penelitian ini. Gambar 6. Bagan alir kerangka pemikiran

4.2 Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 57 72

Eksistensi Pesantren At-Thoyyibah Indonesia (PAI) Pinang Lombang Di Desa Sei Raja Labuhan Batu 1974-2000

1 35 107

Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 32 72

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Relasi Geder dalam Pemilikan dan Penguasaan Sumberdaya Agraria (Kasus Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

0 16 375

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

0 48 410

Industrialisasi di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani di desa Pasawahan, kecamatan Cicurug, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

0 7 169

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Analisis Risiko Produksi Tomat dan Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 7 259

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

2 29 200