3.2 Desa Cipeuteuy 3.2.1 Letak dan Luas
Secara administratif, Desa Cipeuteuy termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Desa
Cipeuteuy berbatasan dengan Desa Cihamerang di sebelah selatan, Desa Kabandungan di sebelah Timur yang masih dalam wilayah Kabupaten Sukabumi.
Sedangkan batas sebelah Utara dan sebelah Barat adalah Desa Malasari dan Desa Purwabakti yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bogor. Desa Cipeuteuy
terletak sekitar 56 kilometer dari Ibukota Kabupaten Sukabumi dan 3 kilometer dari Kota Kecamatan Kabandungan. Sedangkan jarak dari ibu kota provinsi
adalah 135 kilometer dan dari ibu kota negara adalah 106 kilometer. Desa Cipeteuy adalah desa pemekaran dari Desa Kabandungan yang
mengalami pemekaran pada tahun 1980 menjadi Desa Kabandungan dan Desa Cipeuteuy. Desa Cipeuteuy terdiri dari 5 dusun dimana masing-masing dusun
terdiri dari beberapa kampung. Dusun-dusun tersebut adalah Dusun Arendah yang terdiri dari Kampung Arendah, Babakan dan Parigi 1; Dusun Cipeuteuy yang
hanya terdiri Kampung Cipeuteuy; Dusun Cisarua terdiri dari Kampung Babakan dan Cisarua; Dusun Leuwiwaluh terdiri dari Kampung Leuwiwaluh, Kampung
Sawah, Kebon Genep, Dramaga dan Cilodor; serta Dusun Pandan Arum yang terdiri Kampung Sukagalih, Pasir Majlis, Pasir Badak, Cisalimar1, Cisalimar2,
Pandan Arum dan Pasir Masigit.
3.2.2 Kondisi fisik
Topografi wilayah Desa Cipeuteuy berupa dataran tinggi berbukit dengan ketinggian 750-850 meter di atas permukaan air laut mdpl dengan curah hujan
rata-rata tahunan sebesar 2.600 mmtahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober-April, musim kemarau berlangsung bulan Mei-September. Suhu rata-
rata harian adalah 3 Celcius.
3.2.3 Penggunaan lahan
Desa Cipeuteuy memiliki luas wilayah 3.746,6 ha dengan pemanfaatan lahan yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Luas wilayah Desa Cipeuteuy menurut penggunaannya tahun 2011 Penggunaan Lahan
Luas ha Persen
Hutan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak 2.115,0
56, 45 Perkebunan eks HGU PT. Intan Hepta
583,0 15,56
Sawah Irigasi 545,0
14,55 Kebun Campuran
496,2 13,24
Pemukiman 4,6
0,13 Sawah Tadah Hujan
2,8 0,07
Total 3.746,6
100,00
Sumber: Data Potensi Desa Cipeuteuy 2011
Sebagian besar wilayah Desa Cipeuteuy adalah kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, seluas 2.115 ha atau sekitar 56,45 dari total
luas wilayah desa. Luas lahan kedua adalah kawasan perkebunan eks HGU Perkebunan cengkeh PT. Intan Hepta yang mencakup 583 ha atau sekitar 15,56
dari total wilayah desa. Selanjutnya penggunaan lahan mencakup areal sawah irigasi, kebun campuran, pemukiman dan persawahan tadah hujan. Baik lahan
hutan TNGHS dan Eks perkebunan Intan Hepta adalah lahan milik negara. Jika dijumlahkan maka luas lahan milik negara di Desa Cipeuteuy mencakup 2.698 ha
atau sekitar 72,01 dan lahan milik hanya sekitar 27,99. Lahan pertanian yang merupakan tanah milik masyarakat yang berupa sawah irigasi, kebun campuran
dan sawah tadah hujan hanya sekitar 1043,95 ha atau sekitar 27,86 total wilayah desa. Luas lahan milik berdasarkan sertifikat, akta jual beli, girik, dan SPPT
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang adalah seluas 650 ha atau sekitar 17,35 dari total luas lahan.
Wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak pada awalnya merupakan wilayah Perhutani yang dialihkan berdasarkan Surat Keputusan No.175 tahun
2003 yang berisi penetapan kawasan Perhutani sekitar 73.000 hektar sepanjang Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak untuk dialihkan menjadi Taman Nasional
Gunung Halimun Salak. Wacana pengalih-kelolaan hutan tersebut sesungguhnya sudah dimulai dari tahun 2003, namun baru terealisasikan pada tahun 2006.
Gambar 4 menunjukkan lokasi wilayah Desa Cipeuteuy dan TNGHS.
Gambar 4 Peta batas Desa Cipeuteuy. Sumber: Sandika 2011.
Cantika 2008 menyebutkan bahwa meskipun telah ada penetapan zona lindung dan zona pemanfaatan, tetapi selama ini tidak ada nota kesepakatan yang
jelas mengenai batas desa dengan Taman Nasional, sehingga belum ada batasan wilayah yang jelas antara wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
dengan Desa Cipeuteuy. Saat penetapan tersebut sebagian besar kondisi kawasan berupa garapan tumpang sari petani masyarakat sekitar pada masa pengelolaan
oleh Perhutani. Sampai saat penelitian ini dilaksanakan, sebagian kawasan yang ditetapkan tersebut masih berupa lahan garapan pertanian masyarakat sekitar baik
berupa sawah maupun pertanian lahan kering.
3.2.4 Sosial Ekonomi Masyarakat