Pengertian Tindak Pidana Pemilihan Umum Sejarah Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum di

“Perbuatan pidana disebut yang di dalam Bahasa Belanda disebut sebagai strafbaar feit, merupakan kelakuan Handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.Menurut Van Hamel, strafbaar feit adalah kelakuan orang Menselijke gedraging yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana Strafwaardig dan dilakukan dengan kesalahan”. Jika melihat pengertian – pengertian ini maka dalam pokoknya ternyata : a. Bahwa feit dalam strafbaar feit berarti handeling, kelakuan atau tingkah laku b. Bahwa pengertian strafbaar feit dihubungan dengan kesalahan orang yang mengadakan perbuatan tersebut. 17

5. Pengertian Tindak Pidana Pemilihan Umum

Pasal 260 Undang – undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Tindak pidana pemilihan umum adalah tindak pidana pelanggaran danatau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilihan Umum sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Menurut Djoko Prakoso dalam buku Tindak Pidana Pemilu tulisan Topo Santoso, mengemukakan bahwa, tindak pidana Pemilihan Umum adalah Setiap orang, badan hukum ataupun organisasi yang dengan sengaja melanggar hukum, mengacaukan, menghalang-halangi atau mengganggu jalannya pemilihan umum yang diselenggarakan menurut Undang-undang. 18 Tindak pidana Pemilihan Umum pada umumnya tidaklah memiliki pengertian yang secara tegas tercantum di berbagai Peraturan Perundang- undangan di Indonesia. Misalnya di dalam ketentuan KUHP, pengertian mengenai 17 Moeljatno.Asas-asas Hukum Pidana,Jakarta;PT Rineka Cipta,2008.hal. 59-61 18 Topo Santoso, Tindak Pidana Pemilu,Jakarta;Sinar Grafika.2006.hal.2 ketentuan Tindak pidana Pemilihan Umum hanya dapat dilihat dari Unsur-unsur ketentuan pidana yang ada di dalam Undang-Undang Pemilihan Umum itu sendiri. Dengan kata lain, apabila terdapat pertanyaan yang menyatakan apakah yang dimaksud dengan Tindak pidana Pemilihan Umum, maka kita dapat menjawabnya dengan memaparkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Tindak pidana secara umum, kemudian merumuskannya terhadap proses Pemilihan Umum yang dilakukan. Sehingga dapat jelas terlihat ketentuan mana yang telah dilanggar atau yang dijalankan tidak sesuai dengan proses Pemilihan Umum itu sendiri. Hal inilah yang dapat dikatakan sebagai Tindak pidana Pemilihan Umum.

6. Sejarah Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum di

Indonesia a. Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia telah melangsungkan Pemilihan Umum sebanyak 11 sebelas kali termasuk Pemilihan Umum yang berlangsung terakhir di tahun 2014 ini dibawah 3 tiga masa hukum konstitusi yang berbeda, yaitu, Pemilihan Umum pada masa UUDS 1950 pada Tahun 1955, Pemilu pada masa Orde Baru. Pemilihan Umum pada Tahun 1971,1977,1982,1987,1992,1997, kemudian Pemilihan Umum pada masa era transisi ke Reformasi, yakni Pemilihan Umum 1999 yang kesemuanya berada di bawah masa hukum konstitusi UUD 1945. Pemilihan Umum pada tahun 2004,2009,dan Pemilihan Umum 2014 yang merupakan Pemilihan Umum setelah perubahan konstitusi, yakni UUD NRI 1945. Kesebelas Pemilihan Umum tersebut yang telah berlangsung, Pemilihan Umum di bawah hukum konstitusi UUDS 1950 dan UUD 1945 tidak mengenal mekanisme penyelesaian forum peradilan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum. Mekanisme penyelesaian hukum lewat peradilan suatu PHPU baru dikenal sesudah Perubahan Konstitusi, UUD NRI 1945 menyediakannya melalui Mahkamah Konstitusi MK.

1. Pemilihan Umum Era Demokrasi Parlementer : Pemilu 1955

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17