Pasal 302 Pasal 303 Tindak Pidana Pemilu yang Berkaitan dengan Tahapan Kampanye

Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 301 ayat 3 di atas, maka unsur-unsurnya terdiri atas: 1 Setiap orang; 2 Dengan sengaja; 3 Pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta Pemilu tertentu.

d.Pasal 302

1 Anggota KPU,KPU Provinsi,KPU KabupatenKota,Sekretaris Jenderal KPU,pegawai Sekretariat Jenderal KPU,sekretaris KPU Provinsi,pegawai sekretariat KPU Provinsi,sekretaris KPU KabupatenKota, dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti dengan sengaja melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah. 2 Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU KabupatenKota, dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti karena kelalaiannya melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun 6 enam bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 delapan belas juta rupiah. Ketentuan pidana yang dirumuskan pada pasal 302 ayat 1 tersebut di atas, maka unsur-unsurnya terdiri atas : 1 Anggota KPU,KPU Provinsi, KPU KabupatenKota,Sekretaris Jenderal KPU,pegawai sekretariat jenderal KPU,sekretaris KPU Provinsi,pegawai sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU KabupatenKota,dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota.; 2 Dengan sengaja; 3 Melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksana kampanye Pemilu. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 302 ayat 2 di atas, maka unsur-unsurnya terdiri atas: 1 Angggota KPU,KPU Provinsi,KPU KabupatenKota,Sekretaris Jenderal KPU,pegawai Sekretariat Jenderal KPU,sekretariat KPU Provinsi,pegawai sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU KabupatenKota, dan pegawai sekretaris KPU KabupatenKota; 2 Terbukti karena kelalaianya; 3 Melakukan tindak pidana Pemilu dalam pelaksana kampanye Pemilu;

e. Pasal 303

1 Setiap orang, Kelompok, Perusahaan, danatau Badan Usaha Non Pemerintah yang memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah. 2 Setiap Peserta Pemilu yang menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, danatau tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 empat belas hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat 4 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 303 ayat 1 di atas diketahui unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: 1 Setiap orang, kelompok, perusahaan, danatau badan usaha non- pemerintah; 2 Memberikan dana kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 131 ayat 1 yang menyatakan: “Dana kampanye Pemilu yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 129 ayat 2 huruf c tidak boleh lebih dari Rp.1.000.000.000,00 satu milyar rupiah”. Unsur-unsur yang dirumuskan dalam ketentuan pidana pasal 303 ayat 2 terdiri atas : 1 Peserta Pemilu; 2 Menggunakan kelebihan sumbangan; a Tidak melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU; b Tidak menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara paling lambat 14 empat belas hari setelah masa kampanye Pemilu berakhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 131 ayat 4;

f. Pasal 304

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17