Pasal 278 Pasal 279 Tindak Pidana Pemilu yang Berkaitan dengan Tahapan Kampanye

Larangan kampanye kepada pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye pemilunya mengikutsertakan: a. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung, dan Hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi; b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan; c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia; d. Direksi, Komisaris, Dewan Pengawas, dan Karyawan BUMNBUMD; e. Pegawai NegerI Sipil; f. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; g. Perangkat Desa. 47

d.Pasal 278

Setiap pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, dan perangkat desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 278 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala desa, dan perangkat desa; Pasal 3 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian, menyatakan bahwa : “PNS,TNI,dan POLRI kedudukannya sebagai Pegawai Negeri merupakan unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarkat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan, sehingga kedudukan dan 47 R.I.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 86 ayat 2. tugasnya harus bersifat netral dari pengaruh semua golongan dan Partai Politik serta tidak diskriminatif alam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan karenanya untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri, maka Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota danatau pengurus Partai Politik.” 2 Melanggar larangan kampanye sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat 3.

e.Pasal 279

1 Pelaksana kampanye, peserta kampanye, dan petugas kampanye yang dengan sengaja mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye Pemilu di tingkat desa atau nama lainkelurahan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. 2 Pelaksana kampanye, peserta kampanye, dan petugas kampanye yang karena kelalaiannya mengakibatkan terganggunya pelaksanaan kampanye Pemilu di tingkat desa atau nama lainkelurahan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 enam bulan dan denda paling banyak Rp6.000.000,00 enam juta rupiah. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 279 ayat 1 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Pelaksana kampanye; 2 Dengan sengaja; 3 Mengakibatkan terganggunya pelaksanaan kampanye Pemilu di tingkat desa atau nama lainkelurahan; Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 279 ayat 2 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Pelaksana kampanye,peserta kampanye,atau petugas kampanye; 2 Karena kelalaiannya; 3 Mengakibatkan terganggunya pelaksanaan kampanye Pemilu di tingkat desa atau nama lainkelurahan.

f.Pasal 280

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17