Pasal 319 Pasal 320 Pasal 321 Tindak Pidana Pemilu yang berkaitan dengan Tahapan Pasca

Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 318 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Setiap anggota KPU,KPU Provinsi,dan KPU KabupatenKota; 2 Tidak melaksanakan putusan pengadilan 39

f.Pasal 319

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat 2 Dalam hal KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu anggota DPR, DPD,DPRD provinsi,dan DPRD kabupatenkota secara nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205 ayat 2, anggota KPU dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp60.000.000,00 enam puluh juta rupiah Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 319 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Anggota KPU; 2 Tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu anggota DPR, DPD,DPRD provinsi,dan DPRD kabupatenkota secara nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205 ayat 2

g.Pasal 320

Setiap anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota, Panwaslu Kecamatan, danatau Pengawas Pemilu LapanganPengawas Pemilu Luar Negeri yang dengan sengaja tidak menindaklanjuti temuan danatau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPSPPLN, danatau KPPSKPPSLN dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah. 39 Lihat Penjelasan Pasal 265 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang menyatakan; Putusan Pengadilan adalah putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 320 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Setiap anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota, Panwaslu Kecamatan, danatau Pengawas Pemilu LapanganPengawas Pemilu Luar Negeri; 2 Dengan sengaja; 3 Tidak menindaklanjuti temuan danatau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPSPPLN, danatau KPPSKPPSLN dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu

h.Pasal 321

Dalam hal penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, Pasal 275, Pasal 276,Pasal 283, Pasal 286, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 297,Pasal 298, Pasal 301 ayat 3, Pasal 303 ayat 1, Pasal 304ayat 1, Pasal 308, Pasal 309, Pasal 310, Pasal 311, Pasal 312, Pasal 313, pidana bagi yang bersangkutan ditambah 13 satu pertiga dari ketentuan pidana yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. 40 Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 321 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Penyelenggara Pemilu; 2 Melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, Pasal 275, Pasal 276,Pasal 283, Pasal 286, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 297,Pasal 298, Pasal 301 ayat 3, Pasal 303 ayat 1, 40 Lihat Wiyanto,Roni.Penegakan Hukum Pemilu DPRD, DPD, dan DPRD.Bandung;CV.Mandar Maju,2014 hal 202-359. Pasal 304ayat 1, Pasal 308, Pasal 309, Pasal 310, Pasal 311, Pasal 312, Pasal 313.

B. Pelanggaran Pemilihan Umum

Pelanggaran pemilu dapat terjadi karena adanya unsur kesengajaan maupun karena kelalaian yang dilakukan oleh banyak pihak bahkan dapat dikatakan semua orang memiliki potensi untuk menjadi pelaku pelanggaran pemilu. 41

1. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Tahapan Pendaftaran Pemilih,

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17