Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 318 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut:
1 Setiap anggota KPU,KPU Provinsi,dan KPU KabupatenKota;
2 Tidak melaksanakan putusan pengadilan
39
f.Pasal 319
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat 2
Dalam hal KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu anggota DPR, DPD,DPRD provinsi,dan DPRD kabupatenkota secara nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205 ayat 2, anggota KPU dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling
banyak Rp60.000.000,00 enam puluh juta rupiah
Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 319 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut:
1 Anggota KPU;
2 Tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu anggota DPR, DPD,DPRD
provinsi,dan DPRD kabupatenkota secara nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205 ayat 2
g.Pasal 320
Setiap anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota, Panwaslu Kecamatan, danatau Pengawas Pemilu LapanganPengawas
Pemilu Luar Negeri yang dengan sengaja tidak menindaklanjuti temuan danatau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU,
KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPSPPLN, danatau KPPSKPPSLN dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah.
39
Lihat Penjelasan Pasal 265 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang menyatakan; Putusan Pengadilan adalah putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 320 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut:
1 Setiap anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota,
Panwaslu Kecamatan, danatau Pengawas Pemilu LapanganPengawas Pemilu Luar Negeri;
2 Dengan sengaja;
3 Tidak menindaklanjuti temuan danatau laporan pelanggaran Pemilu
yang dilakukan oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPSPPLN, danatau KPPSKPPSLN dalam
setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu
h.Pasal 321
Dalam hal penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, Pasal 275, Pasal 276,Pasal 283,
Pasal 286, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 297,Pasal 298, Pasal 301 ayat 3, Pasal 303 ayat 1, Pasal 304ayat 1, Pasal 308, Pasal 309, Pasal
310, Pasal 311, Pasal 312, Pasal 313, pidana bagi yang bersangkutan ditambah 13 satu pertiga dari ketentuan pidana yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini.
40
Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 321 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut:
1 Penyelenggara Pemilu;
2 Melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
273, Pasal 275, Pasal 276,Pasal 283, Pasal 286, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 297,Pasal 298, Pasal 301 ayat 3, Pasal 303 ayat 1,
40
Lihat Wiyanto,Roni.Penegakan Hukum Pemilu DPRD, DPD, dan DPRD.Bandung;CV.Mandar Maju,2014 hal 202-359.
Pasal 304ayat 1, Pasal 308, Pasal 309, Pasal 310, Pasal 311, Pasal 312, Pasal 313.
B. Pelanggaran Pemilihan Umum
Pelanggaran pemilu dapat terjadi karena adanya unsur kesengajaan maupun karena kelalaian yang dilakukan oleh banyak pihak bahkan dapat
dikatakan semua orang memiliki potensi untuk menjadi pelaku pelanggaran pemilu.
41
1. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Tahapan Pendaftaran Pemilih,