Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999

b. Tindak Pidana Pemilihan Umum dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1953 Undang-Undang ini mengatur mengenai tindak Pidana Pemilihan Umum yang dapat dilihat dari ketentuan Bab XV Pasal 113-Pasal 129 yang terdiri atas 17 Pasal mengenai Tindak pidana yang diuraikan sebagai berikut : 1. Pasal 113-Pasal 126 yang mengatur tentang tindak pidana 2. Pasal 127 yang mengatur tentang perampasanpemusnahan barang bukti 3. Pasal 128 yang mengatur tentang hukuman tambahan 4. Pasal 129 yang mengatur tentang jenis tindak pidana Keseluruhan pasal ini memuat 14 empat belas pasal yang merupakan jenis kejahatan dan 2 dua pasal yang merupakan jenis pelanggaran. Kemudian dari segi sanksi pidananya, hanya 9 Sembilan pasal yang mengatur 5 lima tahun penjara sebagai sanksinya, kemudian terdapat hukuman denda dan hukum penjara antara 3 tiga bulan hingga 3tiga tahun penjara.

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969

Pengaturan mengenai tindak pidana Pemilihan Umum di dalam Undang- Undang Nomor 15 Tahun 1969 yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1975, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1980 dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1985 yang kesemuanya merupakan Undang-Undang Pemilihan Umum pada masa Orde Baru tidaklah banyak terdapat perbedaan. Di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969, pengaturan mengenai Pidana Pemilihan Umum hanya menyangkut 3 tiga prinsip, yaitu : 1 Hilangnya 2 dua Tindak pidana yang Berkaitan dengan Surat Palsu. Ketentuan yang berkaitan dengan Surat palsu sebagaimana yang diatur dalam Pasal 115 dan Pasal 117, yakni “Menyimpan surat palsu dengan maksud untuk menggunakan atau supaya dipergunakan orang lain” tidak terdapat l lagi pada Undang-Undang Pemilihan Umum pada masa Orde Baru. Melainkan yang digunakan hanyalah ketentuan Pasal 114 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1953, yakni “Mempergunakan atau menyuruh menggunakan surat palsu “yang dimasukkan ke dalam Pasal 26 ayat 2 dan 3. 2 Dibuatnya 1 satu Tindak pidana baru. Ketentuan terhadap WNI bekas anggota G-30 SPKI atau organisasi terlarang lainnya yang tidak diberikan hak pilih suara dan mencalonkan orang yang tidak diberi hak pilih tersebut. 3 Perubahan sistematika yang berupa penyerdehanaan pasal.

d. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999

Undang- Undang ini mengatur mengenai tindak pidana Pemilihan Umum dalam Bab XIII yang terdiri atas 4 empat Pasal, yakni : 1. Pasal 72 yang terdiri atas 3 tiga ayat 2. Pasal 73 yang terdiri atas 11 sebelas ayat memuat rumusan dari 14 empat belas tindak pidana Pemilihan Umum Terdapat 13 tiga belas pasal diantaranya telah dimuat dalam Undang-Undang Pemilihan Umum pada masa Orde Baru dan ditambah satu tindak pidana Pemilihan Umum yang berkaitan dengan pemberian dana kampanye melebihi ketentuan. Selanjutnya : 3. Pasal 74 mengatur tentang tindak pidana yang dikategorikan sebagai Kejahatan dan Pelanggaran 4. Pasal 75 mengatur tentang barang-barang bukti dalam tindak pidana Pemilihan Umum.

e. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 dan Undang-Undang

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17