Pasal 292 Pasal 293 Tindak Pidana Pemilu Yang Berkaitan dengan Tahapan Pendaftaran

danatau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”. 31 Tindak pidana Pemilihan umum yang menjadi jenis-jenis dari kejahatan dan pelanggaran Pemilihan Umum itu sendiri adalah sebagai berikut :

A. Kejahatan Pemilu

Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat dan apabila tidak dirumuskan dalam Undang-Undang menjadi sebuah tindak pidana, tetapi orang tetap menyadari perbuatan tersebut adalah kejahatan yang patut dipidana atau disebut delik hukum. 32

1. Tindak Pidana Pemilu Yang Berkaitan dengan Tahapan Pendaftaran

Sama halnya dengan yang digolongkan dalam pelanggaran pemilu, maka yang termasuk dalam kejahatan pemilu yang terdapat pada Pasal 292-Pasal 321 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang terdiri atas : Pemilih, Pendaftaran Peserta, maupun Pendaftaran DPR, DPD, dan DPRD Provinsi, KabupatenKota .

a. Pasal 292

Setiap orang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp.24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam Pasal 292 tersebut, maka unsur-unsur tindak pidananya meliputi: 1 Setiap orang; 2 Dengan sengaja 31 Sodikin.Hukum PemiluPemilu Sebagai Praktik KetatanegaraanBekasi;Gramata Publishing,2014.hal 230. 32 http:www.fauzanasprianata-teknik.blogspot.com, diakses pada Tanggal 05 Februari 2015. 3 Menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya. Artinya, pada waktu pemungutan suara Pemilu,orang lain tersebut tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena terhalang perbuatan pelaku.

b. Pasal 293

Setiap orang yang dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, atau dengan menggunakan kekerasan yang ada padanya pada saat pendaftaran pemilih menghalangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu menurut Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.36.000.000,00 tiga puluh enam juta rupiah. Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 293 tersebut di atas, maka unsur-unsur tindak pidananya meliputi: 1 Setiap orang; 2 Dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, atau dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya. a Kekerasaan adalah perbuatan terhadap seseorang yang mengakibatkan timbulnya kesengsaraan baik fisik maupun psikologis. b Ancaman kekerasan adalah suatu perbuatan disertai dengan ancaman kekerasan untuk mencapai tujuan dilakukan suatu perbuatan tersebut.Dalam hal ini, bentuk kekerasan yang menyertai perbuatan pelaku belum diwujdukan secara nyata, tetapi mengakibatkan seseorang tersebut mengalami tekanan secara psikis dan kehilangan kemampuan untuk bertindak. c Menggunakan kekerasan adalah suatu perbuatan yang dilakukan bersamaan dengan dilakukannya suatu kekerasan baik secara nyata maupun kekerasan bersifat ancaman. 33 3 Pada saat pendaftaran pemilih dalam Pemilu menurut Undang-Undang ini. 33 Wiyanto,Roni.Penegakan Hukum Pemilu DPRD, DPD, dan DPRD. Bandung;CV.Mandar Maju,2014 hal 284-285

c. Pasal 297

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17