Pasal 275 Pasal 276 Pasal 277 Tindak Pidana Pemilu yang Berkaitan dengan Tahapan Kampanye

hari pada dasarnya merupakan periode atau jangka waktu pelaksaan tahapan kampanye tersebut. Pasal-pasal yang mengatur tentang tindak pidana pelanggaran yang berkaitan dengan tahapan kampanye adalah adalah sebagai berikut :

a.Pasal 275

Setiap orang yang mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 275 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Setiap orang; 2 Mengacaukan,menghalangi, atau mengganggu jalannya kampanye Pemilu. Kampanye Pemilu adalah bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab yang dilaksanakan oleh pelaksana kampanye,peserta kampanye, dan petugas kampanye. 46

b.Pasal 276

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye Pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU KabupatenKota untuk setiap Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat 2, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. 46 Wiyanto,Roni.PenegakanHukumPEMILUDPR,DPD,danDPRD.Bandung:MandarMaju,2014. hal 218. Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 276 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Setiap orang; 2 Dengan sengaja; 3 melakukan kampanye Pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU KabupatenKota untuk setiap Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat 2. Pasal 83 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD,dan DPRD, menyatakan “Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 huruf e dan huruf f dilaksanakan selama 21 dua puluh satu hari dan berakhir sampai dengan dimulainya masa tenang”.

c.Pasal 277

Setiap pelaksana Kampanye Pemilu yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 277 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Pelaksana kampanye Pemilu; 2 Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 ayat 2. Pasal 86 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD,dan DPRD, menyatakan: Larangan kampanye kepada pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye pemilunya mengikutsertakan: a. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung, dan Hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi; b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan; c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia; d. Direksi, Komisaris, Dewan Pengawas, dan Karyawan BUMNBUMD; e. Pegawai NegerI Sipil; f. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; g. Perangkat Desa. 47

d.Pasal 278

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17