Tugas dan Kewenangan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Menurut

B. Tugas dan Kewenangan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Menurut

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tugas dan wewenang terhadap peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum tersebut, terlebih dahulu mengetahui kedudukan dari Panitia Pengawas Pemilihan Umum itu sendiri yakni, Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang merupakan institusi yang diberi kewenangan oleh Bawaslu Badan Pengawas Pemilihan Umum yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dan yang berkedudukan di Provinsi berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum merupakan institusi yang bersifat tetap. Sedangkan Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang berkedudukan di Kabupaten, Kotamadya dan Kecamatan adalah bersifat Ad Hoc. Panitia Pengawas Pemilihan Umum sendiri dibentuk paling lambat 1 satu bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan Umum dimulai dan akan berakhir setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum selesai. Pelaksanakan pengawasan proses Pemilihan Umum yang berlangsung, baik terhadap Pemilihan Umum Legislatif, Pemilihan Umum Kepala Daerah, hingga Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang bersifat Ad Hoc tersebut tetap mempunyai tugas dan wewenang yang tidak akan pernah berubah dan akan mengalami pertambahan walaupun merupakan institusi yang tidak tetap dan harus melaksanakannya sesuai dengan Peraturan PerUndang-Undangan yang berlaku. Dalam hal ini, telah terdapat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 yang mengatur tugas dan wewenang tersebut. Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang berasal dari Badan Pengawas Pemilihan Umum Pusat dan Provinsi adalah suatu hal yang lebih spesifik dalam hal penjabaran mengenai tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilihan Umum itu sendiri. Tugas Panitia Pengawas Pemilihan Umum Panwaslu berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum adalah : 1. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum di wilayah KabupatenKota yang meliputi : a. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap; b. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota dan pencalonan BupatiWalikota; c. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota dan calon BupatiWalikota; d. Penetapan calon BupatiWalikota; e. Pelaksanaan Kampanye; f. Pengadaan logistik Pemilihan Umum dan pendistribusiannya; g. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan Umum; h. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara; i. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK; j. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU KabupatenKota dari seluruh Kecamatan; k. Pelaksaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan Umum lanjutan, dan Pemilihan Umum susulan; dan l. Proses penetapan hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kota dan Pemilihan BupatiWalikota; 2. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan Peraturan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan Umum; 3. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilihan Umum yang tidak mengandung unsur tindak pidana ; 4. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU KabupatenKota untuk ditindaklanjuti; 5. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang; 6. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum oleh Penyelenggara Pemilihan Umum di tingkat KabupatenKota; 7. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU KabupatenKota, sekretaris dan pegawai secretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum yang sedang berlangsung; 8. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan Umum;dan 9. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. 59 Tugas Panitia Pengawas Pemilihan Umum pada hakikatnya adalah kegiatan penegakan hukum karena Panita Pengawas Pemilihan Umum berkewajiban mengawasi supaya ketentuan peraturan perundang-undangan Pemilihan Umum ditaati dan dipatuhi agar terjaminnya penyelenggaraan Pemilihan Umum yang demokratis, transparan, jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia. 60 Wewenang mempunyai pengertian yakni adalah kekuasaan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut dan secara umum diartikan sebagai perluasan dari tugas yang telah ditetapkan. Hal yang menjadi wewenang Panitia Pengawas Pemilihan Umum Panwaslu berdasarkan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum adalah: 59 R.I.,Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang “Penyelenggaraan Pemilihan Umum”,Bab IV,Pasal 77,Ayat 1. 60 Santoso Topo. Tindak Pidana Pemilu. Jakarta; Sinar Grafika, 2006.hal. 45 1. Memberikan rekomendasi kepada Komisi Pemilihan Umum KPU untuk menonaktifkan sementara dan atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf g. 2. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana pemilu. 61 Wewenang Panitia Pengawas Pemilihan Umum Panwaslu yang telah dijabarkan tersebut dapat diketahui bahwa, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Panwaslu memiliki hak untuk memberikan rekomendasi kepada lembaga yang berwenang terhadap laporan atas tindak pidana Pemilihan Umum yang terjadi dan memberikan rekomendasi kepada KPU 62 Undang-Undang Pemilihan Umum, juga menegaskan bahwa lembaga yang memiliki wewenang menyelesaikan perselisihan dalam Pemilihan Umum adalah Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang terpisah dari Komisi Pemilihan Umum. Meski panita sama sekali tidak dibekali wewenang dalam hal Penyelesaian perselisihan yang tergolong tindak pidana Pemilihan Umum. atas pengenaan sanksi terhadap subjek hukum tindak pemilihan umum yang terdiri atas anggota, sekretaris, anggota sekretaris KPU KabupatenKota. 63 Hal ini dapat terlihat dari Pasal 24 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum yang menyatakan bahwa Panita Pengawas Pemilihan Umum memiliki kewenangan sebagai berikut : 61 R.I.,Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang “Penyelenggaraan Pemilihan Umum”,Bab IV,Pasal 77,Ayat 2 62 Lihat R.I.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Pasal 1 angka 6, KPU adalah lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan pemilu. 63 Santoso Topo.Tindak Pidana Pemilu.Op.cit.hal. 44 1. Segala sengketa atau perselisihan yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, diselesaikan oleh Panita Pengawas di daerah Pemilihan Umum sesuai dengan daerah tingkat pemilihannya masing- masing. 2. Di dalam melaksanakan pengawasan, Panitia Pengawas melakukan kegiatan: a. Dalam hal ada masalah yang penyelesainnya memerlukan koordinasi dengan instansi lain, Panita Pengawas dapat melakukan konsultasi dengan Panitia Pengawas Pelaksana Pemilihan Umum. b. Kunjungan ke wilayah kerja atau daerah-daerah dilakukan tim setelah mendapat keputusan musyawarah Panita Pengawas. c. Menindaklanjuti temuan, sengketa, dan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan memerintahkan kepada Panitia Pelaksana Pemilihan Umum sesuai dengan wilayah kerjanya untuk melaporkan kepada penegak hukum. 64 Panitia Pengawas Pemilihan Umum dalam hal ini, hanya memiliki wewenang dalam menyelesaikan perselisihan tindak pidana Pemilihan Umum. Melainkan hanya dapat mengkategorikan apakah suatu pelanggaran tersebut termasuk kepada pelanggaran administratif, 65 pelanggaran kode etik, 66 Penanggulangan yang memiliki pengertian sebagai upaya yang dilaksanakan untuk mencegah, menghadapi, atau mengatasi suatu keadaaan yang telah dianggap tidak sesuai dengan tujuannya melalui tahapan- tahapan agar keadaan menjadi sesuai dengan aturannya kembali. Dalam hal ini yang menjadi atau pelanggaran tindak pidana Pemilihan Umum yang selanjutnya akan diserahkan penyelesaiannya lebih lanjut kepada pihak yang berwenang. 64 Ibid,hal.44. 65 Lihat R.I.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD,dan DPRD, Bab XXI, Bagian kesatu, Pasal 253, Pelanggaran Administratif pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilu diluar tindak pidana pemilu dan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemilu 66 Lihat R.I.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD,dan DPRD, Bab XXI, Bagian kesatu, Pasal 251, Pelanggaran Kode Etik adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara pemilu yang berpedomankan sumpah danatau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu. kajian dalam melakukan upaya penanggulangan tindak pidana Pemilihan Umum adalah Panitia Pengawas Pemilihan Umum.

C. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pemilihan Umum.

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17