Pasal 282 Pasal 283 Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Pemungutan Suara atau

b.Pasal 282

Setiap anggota KPPSKPPSLN yang dengan sengaja tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 satu kali kepada Pemilih yang menerima surat suara yang rusak dan tidak mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat 2 dan Pasal 164 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 282 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Anggota KPPSKPPSLN; KPPS Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang menjadi pelaksana pemungutan suara di dalam negeri Republik Indonesia.KPPSLN Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri yang menjadi pelaksana pemungutan suara di Luar Negeri. 48 2 Dengan sengaja; 3 Tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 satu kali kepada Pemilih yang menerima surat suara yang rusak dan tidak mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat 2 dan Pasal 164 ayat 2 Pasal 156 ayat 2 menyatakan : “Apabila pemilih menerima sura suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS wajib memberikan surat suara pengganti hanya 1 satu kali dan mencatat surat suara yang rusak ke dalam berita acara”. Pasal 164 ayat 2 menyatakan : “Apabila pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPSLN dan KPPSLN wajib memberikan surat suara pengganti hanya 1 satu kali dan mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara”. 48 R.I Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, Pasal 1 angka 12 dan Pasal 1 angka 13.

c.Pasal 283

Setiap orang yang membantu Pemilih yang dengan sengaja memberitahukan pilihan Pemilih kepada orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah. Berdasarkan ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 283 di atas dapat diketahui unsur-unsurnya,sebagai berikut: 1 Setiap orang yang membantu pemilih; 2 Dengan sengaja; 3 Memberitahukan pilhan pemilih kepada orang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 157 ayat 2. Pasal 157 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraaan Pemilihan Umum Anggota DPRD,DPD,dan DPRD, menyatakan: “Pemilih yang mempunyai cacat dalam tubuhnya, misalnya tunanetra, tunadaksa atau pemilih yang mempunyai halangan fisik lainnya dapat meminta bantuan kepada orang lain yang dipercaya untuk membantu dalam menyampaikan hak suaranya di TPS.Orang lain yang diminta bantuannya wajib merahasiakan pilihan pemilih kepada orang lain”.

4. Tindak Pidana yang berkaitan dengan Tahapan Pasca Pemungutan

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

ANALISIS YURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 6 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PERSELISIHAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 4 87

PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM KAMPANYE PEMILU DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1O TAHUN 2OO8 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD (STUDI KASUS DI PANWASLU KOTA PADANG).

0 0 6

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

0 0 99

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

KUALIFIKASI PELANGGARAN PIDANA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

0 0 10

JURNAL ILMIAH KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SISTEM DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM (Studi di Kabupaten Lombok Tengah)

0 0 17