c. Pasal 297
Setiap orang dengan sengaja melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan seseorang, dengan memaksa, dengan menjanjikan atau
dengan memberikan uang atau materi lainnya untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 36.000.000,00 tiga puluh enam
juta rupiah.
Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 297 di atas, maka unsur-unsurnya meliputi:
1 Setiap orang;
2 Dengan sengaja;
3 Melakukan perbuatan curang untuk meyesatkan seseorang, dengan
memaksa, dengan menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi lainnya untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota
DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 13. Perbuatan curang yang dimaksud dapat dikualifikasikan menjadi tiga
bentuk, sebagai berikut: a
Perbuatan curang yang dilakukan untuk menyesatkan seseorang bagi pencalonan anggota DPD dalam pemilu
b Perbuatan curang dilakukan dengan memaksa untuk memperoleh
dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam pemilu c
Perbuatan curang dilakukan dengan menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi lainnya untuk memperoleh bagi
pencalonan anggota DPD dalam pemilu
34
d. Pasal 298
Setiap orang yang dengan sengaja membuat surat atau dokumen palsu dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, atau
setiap orang yang dengan sengaja memakai surat atau dokumen palsu
34
Ibid.hal 302.
untuk menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, dan DPRD Provinsi, DPRD KabupatenKota atau calon Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 dan dalam Pasal 74 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp.72.000.000,00 tujuh
pulu dua juta rupiah.
Ketentuan pidana yang dirumuskan dalam pasal 298, maka unsur- unsurnya terdiri atas ;
1 Setiap orang;
2 Dengan sengaja;
3 Membuat suratdokumen palsu dengan maksud untuk
memakaimenyuruh orang memakai, atau memakai suratdokumen palsu untuk menjadi bakal calon anggota DPR,DPD,DPRD Provinsi,
DPRD KabupatenKota atau calon peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 dan dalam pasal 74.
Penggunaan surat atau dokumen palsu untuk memenuhi persyaratan administrasi bakal calon atau calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD KabupatenKota maupun anggota DPD karena dua hal, sebagai berikut:
a Surat atau dokumen palsu tersebut memang sengaja dibuat pelaku
dengan maksud untuk memakainya atau menyuruh orang lain memakainya dalam memenuhi persyaratan bakal calon atau calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota maupun anggota DPD, dan;
b Surat atau dokumen palsu tersebut sebenarnya sudah ada dan
sengaja dipakai pelaku atau menyuruh orang lain untuk memakainya dalam memenuhi persyaratan bakal calon atau calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota maupun anggota DPD.
35
35
Ibid.hal.304.
2. Tindak Pidana Pemilu yang Berkaitan dengan Perusahaan Pencetak