40
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa, c.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Remaja mengalami perkembangan meliputi perkembangan fisik, psikis, seksual, dan sosial sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
2. Rentangan Usia Remaja
Hurlock 1998: 206 menjelaskan awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 1617 tahun dan biasanya disebut sebagai
usia belasan atau usia belasan yang tidak menyenangkan, dan akhir masa remaja bermula dari usia 1617 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang
secara hukum. Menurut Moh. Ali Moh. Asrori 2008:9, masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan
13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12-13 tahun sampai dengan 17-18 tahun
adalah remaja awal, dan usia 17-18 tahun sampai dengan 21-22 tahun adalah remaja akhir. Rata-rata remaja yang berusia 18 tahun sudah menyelesaikan
sekolah menengah dan kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi. Menurut Sunarto Agung Hartono, 1994: 46, WHO menetapkan
batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja dengan dasar kesuburan wanita dan pria. WHO juga membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu usia
remaja awal 10-14 tahun, dan remaja akhir 15-20 tahun. Perserikatan
41
Bangsa-Bangsa PBB juga menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda.
Sunarto Agung Hartono 1994:45 menjelaskan bahwa remaja untuk masyarakat Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan
belum menikah, pertimbangannya yaitu: a.
Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tandatanda seksual sekunder mulai nampak kriteria fisik.
b. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil
balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak kriteria sosial.
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri ego identity Erik Erikson, tercapainya fase genital dari perkembangan psiko-
seksual Freud, tercapainya puncak perkembangan kognitif Piaget maupun moral Khohlberg kriteria psikologik.
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai
hak-hak penuh sebagai orang dewasa secara tradisi. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama di kalangan
masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan berbagai hal terutama pendidikan setinggi-tingginya untuk
mencapai kedewasaan. Tetapi dalam kenyataan cukup banyak pula orang yang mencapai kedewasaannya sebelum usia ini.
42
e. Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan
masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun dianggap dan
diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, rentang usia menurut Sunarto Agung Hartono 1994: 45 adalah yang sesuai dengan remaja di
Indonesia. Rentang usia 11-24 tahun dan belum menikah merupakan kategori remaja Indonesia.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Cony Semiawan Moh. Ali Moh. Asrori, 2010: 67 mengibaratkan remaja sebagai :
terlalu besar untuk serbet dan terlalu kecil untuk taplak meja
, karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa
kedudukan remaja yang berada dalam masa peralihan, yaitu antara masa anak
– anak menuju masa dewasa. Hal ini membuat remaja belum memperoleh status sebagai orang dewasa namun juga tidak bisa dianggap
sebagai seorang anak – anak.
Dalam masa peralihan ini remaja harus belajar menjadi seorang dewasa dan menanggalkan sifat
– sifat kekanak-kanakannya sebagai salah satu tugas perkembangannya, karena hal ini sangatlah penting bagi tugas
perkembangan selanjutnya. Seperti yang disampaikan oleh Robert Havighurst Hendriarti Agustiani, 2006: 11 bahwa tugas perkembangan