Penyebab Pemanasan Global Hakikat Pemanasan Global
19 g.
Naiknya persentase badai
Indonesia berada di garis khatulistiwa, jadi tidak secara langsung merasakan dampak badai ebrskala besar. Badai terjadi di daerah sekitar
Atlantik utara, dan menurut data IPCC 2007, sejak tahun 1995 telah terjadi peningkatan frekuensi badai tropis sebesar 40 dari tahun-tahun
sebelumnya.
h. Munculnya wabah penyakit menular
Wabah yang merebak beberapa tahun kebelakang diantaranya adalah Malaria, Chikungunya, DBD, Flu Burung, penyakit lidah biru,
encephalitis, lyme disease,visceral leishmaniasis.
Penyakit tersebut menyebar melalui vector yaitu nyamuk, burung dan serangga lain yang
sering bermigrasi ke daerah yang memiliki suhu hangat untuk berkembang biak.
i. Peningkatan gempa bumi
Tom Chalko dalam publikasinya berjudul
NU Journal of Discovery
2008, aktivitas gempa bumi meningkat lima kali lipat sejak 20 tahun terakhir. Bumi menyerap energi panas matahari lebih banyak daripada yang
dipantulkan kembali, sehingga panas yang terakumulasi dalam interior planet bumi mengakibatkan aktivitas tektonik dan vulkanik.
Menurut Daniel Murdiyarso 2005: 19, meskipun tanda-tanda perubahan iklim yang terjadi terlihat kecil, namun dampaknya akan terlihat
buruk jika kemampuan adaptasi ekosistem yang rendah dalam menghadapi perubahan suhu bumi. Perubahan suhu akan mengubah pola dan distribusi
curah hujan. Daerah dengan curah hujan sedikit akan semakin kering, dan
20
sebaliknya daerah dengan curah hujan tinggi akan semakin basah, contohnya daerah kering seperti di Benua Afrika akan lebih sering
mengalami kekeringan dan daerah basah seperti Indonesia akan mengalami musim hujan lebih panjang. Hal tersebut berakibat pada penurunan
produktivitas tanaman, distribusi hama dan penyakit pada manusia dan hewan. Ekosistem yang juga terganggu kelestariannya adalah terumbu
karang. Terumbu karang sangat peka terhadap kenaikan suhu. Hal tersebut terlihat pada peristiwa
El Nino
1997, peningkatan suhu air laut mengakibatkan pemutihan pada terumbu karang
bleaching
, salah satunya yang terjadi di perairan Asia Tenggara. Pemutihan terumbu karang sangat
berpengaruh pada kelangsungan populasi lain pada ekosistem terumbu karang.
Faturrokhman 2009: 158 menyebutkan bahwa kegagalan negara- negara di dunia dalam meminimalisasi efek gas rumah kaca menghasilkan
bencana-bencana masa depan yang memiliki daya rusak terhadap eksistensi makhluk hidup. Bencana tersebut diantaranya adalah :
a.
Banjir
. Bencana ini terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi yang disebabkan oleh perubahan suhu bumi yang memicu
pembentukan awan. Bencana ini akan menimbulkan dampak yang signifikan jika suatu daerah tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi
banjir. Hal itu bisa terlihat di negara Bangladesh 1998, Mozambique 2000 dan Inggris 2001
b.
Kebakaran hutan
. Yang menjadi penyebab terbakarnya hutan salah satunya adalah semakin panasnya terik matahari yang dapat menjadi
21
bukti efek gas rumah kaca. Kebakaran hutan yang terjadi diantaranya melanda Indonesia dan Amerika Serikat.
c.
Krisis pangan
. Perubahan iklim yang terjadi akan mengakibatkan tidak menentunya cuaca tiap tahun. Hal tersebut mengakibatkan
terganggunya stabilitas masa tanam bahan pangan karena tanaman tidak tahan akan berubah-ubahnya cuaca. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun
terakhir areal persawahan di Indonesia sering mengalami puso atau gagal panen, seperti yang diungkapkan oleh Sutarto Alimoeso Dirjen Deptan.
d.
Rusaknya ekosistem
. Naiknya suhu mengakibatkan oksigen sulit terlarut dalam air. Kerusakan ekosistem yang terjadi karena pemanasan
global diantaranya adalah rusaknya terumbu karang di perairan Asia Tenggara karena fenomena
El Nino.
Di daratan, sepanjang 20 tahun terakhir, 200 spesies fauna telah mengalami kepunahan diantaranya
kepunahan spesies katak atelopus di pegunungan Costa Rica. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dampak dari
global warming
yaitu perubahan iklim rata-rata di bumi yang terus meningkat yang mengakibatkan masalah lingkungan seperti perubahan iklim, banjir, krisis
pangan, naiknya permukaan laut, rusaknya ekosistem, peningkatan frekuensi gempa dan terjadinya cuaca-cuaca ekstrim sebagai akibat perubahan iklim
rata-rata yang terjadi di bumi.