Refleksi Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan

123 Pertemuan kedua berfokus pada pematangan pengetahuan siswa terhadap pemanasan global melalui diskusi kelompok. Siswa lebih dibebaskan pada kegiatan diskusi kelompoknya, untuk membahas fakta-fakta lingkungannya terkait pemanasan global, sekaligus menumbuhkan keterkaitan perasaan siswa dengan keadaan lingkungannya sekarang. Melalui kegiatan ini, siswa secara aktif mampu menyebutkan fakta-fakta dampak pemanasan global pada lingkungan sekitar. Pemaknaan dari pertemuan kedua ini kemudian diterapkan pada pembuatan kolase foto kelompok pada pertemuan ketiga. Melalui pertemuan ketiga, terlihat anak bisa melakukan eksplorasinya terkait fakta-fakta dampak pemanasan global melalui kreasi seni kolase foto. Secara keseluruhan siswa terlihat antusias dalam memadukan foto-foto lingkungan. Melalui foto-foto tersebut siswa diharapkan mendapatkan penjelasan mengenai perubahan keadaan bumi dari waktu ke waktu sebagai dampak dari pemanasan global yang telah terjadi. Setelah selesai membuat kolase foto, siswa memberikan analisis estetis dan pemaknaan karya tersebut yang kemudian didiskusikan pada pertemuan kelima. Pertemuan keempat adalah salah satu praktek pengembangan tindakan ramah lingkungan siswa, yaitu reduce, reuse and recycle dengan memanfaatkan barang bekas. Kegiatan ini mendapatkan respon yang sangat bagus dari siswa, seluruh siswa ikut serta dalam membuat karya. Selain dikarenakan kegiatan ini dilombakan untuk kategori penyaji karya terbaik, juga terlihat bahwa siswa sangat menikmati kegiatannya membuat karya dari barang bekas. Hasil dari kegiatan ini adalah kreasi barang-barang bekas siswa dengan nilai seni dan nilai guna. Tidak sedikit karya siswa yang diluar prediksi 124 peneliti, diantaranya maket perkotaan, mobil-mobilan dari kardus bekas, tas, dan juga miniatur bangunan. Beberapa fakta diatas menunjukan bahwa kesadaran lingkungan siswa menghadapi pemanasan global telah meningkat dan juga siswa telah mencapai kepuasan terhadap karyanya yang merupakan inti dari sesi art- making pada pembuatan kolase Knill, Levine Levine, 2006 : 96 Siklus pertama ditutup dengan pertemuan kelima yaitu presentasi karya kelompok, ditambah dengan pemutaran video dokumenter mengenai pemanasan global. Melalui kegiatan ini, pembimbing dan siswa melakukan refleksi mengenai pengalaman imajiner yang didapat dalam sesi kreasi seni dan membandingkannya dengan realita lingkungan. Evaluasi mengenai sejauh mana pembelajaran yang terlaksana telah membantu siswa membangun kesadaran lingkungan menghadapi pemanasan global didapat melalui wawancara setelah siklus berakhir, dan hasilnya siswa telah memiliki kesadaran lingkungan menghadapi pemanasan global yang tinggi. Berdasarkan pengamatan sepanjang siklus 1, kegiatan pembuatan kolase mendapatkan respon lebih baik dari siswa dibandingkan kegiatan ceramah konvensional pada awal siklus. Kegiatan tersebut lebih membebaskan siswa untuk mengimplementasikan pengalaman belajarnya dalam sebuah karya. Keefektifan metode pembuatan kolase dapat dilihat dari semakin bertambahnya antusiasme siswa mengikuti kegiatan, walaupun dalam keterbatasan waktu dan sarana. Siswa terlihat lebih fokus pada kegiatan, selain itu aspek kognitif, afektif dan psikomotornyapun mampu meningkat secara signifikan. 125 Secara kuantitatif, kesadaran lingkungan siswa mengalami peningkatan setelah siklus I lihat tabel 14. Nilai rata-rata skala pra tindakan adalah 21 atau dengan persentase 53,1, sedangkan nilai rata-rata pasca tindakan adalah 29,8 atau dengan persentase 87,5. Peningkatan yang terjadi pada siklus 1 adalah 34,4. Secara kualitatif, persentase kesadaran lingkungan siswa juga mengalami peningkatan. Berdasarkan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kesadaran lingkungan menghadapi pemanasan global subjek berada pada kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi yang menunjukan rendahnya partisipasi subjek dalam usaha kebersihan lingkungan kelas. Hasil dari wawancara menunjukan seluruh subjek belum mengetahui secara jelas mengenai pemanasan global, dan belum memiliki keterkaitan emosi dengan pemanasan global. Setelah melalui siklus pertama, hasil observasi menunjukan kesadaran lingkungan menghadapi pemanasan global siswa ada pada persentase 86,33 atau pada kategori tinggi. Sedangkan hasil wawancara menunjukan kesadaran lingkungan menghadapi pemanasan global siswa berada pada persentase 83, 7 atau kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan peningkatan kesadaran lingkungan siswa dan target sudah tercapai 75. Karena pertimbangan keterbatasan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan tindakan pada siklus pertama. Kesadaran lingkungan dilihat dari bertambahnya pengetahuan siswa tentang pemanasan global,memiliki keterkaitan emosi dengan pemanasan global dan meningkatnya usaha ramah lingkungan Rao, 2011: 6. Teknik ekspresif dengan metode pembuatan kolase menuntut keaktifan siswa dalam bereksplorasi