55
maka konselor akan menjadi pioneer dan sekaligus koordinator dalam program tersebut. Guru bimbingan konseling atau konselor tinggal bertugas
untuk menyesuaikan tema lingkungan yang diangkat kedalam program bimbingan untuk direalisasikan kelak.
Menurut Sudrajat Darmiyati Zuchdi, et al, 2011: 149 dalam pelaksanaan program sekolah yang berbasis karakter terpuji diperlukan
sebuah tim yang bertugas mengawal pelaksanaan program tersebut. Tim tersebut terdiri dari unsur pimpinan sekolah, bimbingan dan konseling, guru
bidang studi dan orang tua siswa. Tim ini bertugas dari tahap penentuan batas-batas karakter yang dibudayakan, perencanaan program dan evaluasi
program secara periodic. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, bimbingan dan konseling
dalam memobilisasi kesadaran lingkungan remaja menghadapi pemanasan global
adalah membantu remaja secara informatif dan juga menyesuaikan kerangka kerjanya dengan isu-isu lingkungan khususnya tentang pemanasan
global yang kemudian direalisasikan secara berkesinambungan untuk menciptakan remaja yang memiliki kesadaran lingkungan.
E. Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Patuk, belum disampaikan materi tentang
pemanasan global
.
Sebagai catatan, sekolah tersebut adalah sekolah berwawasan lingkungan, namun program tersebut
hanya berjalan secara
incidental
, sehingga menjadikan siswa kurang begitu berperan pada usaha pelestarian lingkungan. Secara khusus, layanan
56
bimbingan dan konseling juga belum terlibat dalam usaha tersebut. Guru pembimbing lebih terfokus pada masalah-masalah kritis yang terjadi pada
siswa. Siswa masih belum memiliki kesadaran lingkungan, hal itu dapat dilihat dari kebiasaan anak-anak yang masih acuh pada kebersihan
lingkungan sekolah khususnya. Siswa juga belum memiliki pengetahuan akan perilaku yang mendukung pelestarian lingkungan, seperti wilayah
hijau di depan kelas maupun di sekitar sekolah yang dibiarkan kering. Sebagai solusi dari masalah tersebut, untuk meningkatkan
kesadaran lingkungan digunakanlah metode pembuatan kolase. Prinsip utama dari kolase sejalan dengan teknik ekspresif, yaitu menghadirkan seni
art
yang kemudian dipadukan dengan pengalaman yang terjadi di lapangan sehingga memberikan nilai pembelajaran dan pengalaman baru
yang dapat diterapkan sesuai kenyataan di lapangan. Sebagai hasilnya, siswa dapat menuangkan ekspresinya terkait dengan lingkungan melalui seni
menempel barang dalam sebuah latar. Diharapkan dengan adanya bentuk
baru dalam penyampaian materi dan bimbingan tentang lingkungan dan
global warming,
siswa mampu memperoleh penjelasan tentang lingkungan dan masalah yang dihadapinya serta menambah kesadaran lingkungan.
Jika siswa sudah memiliki kesadaran dan mengembangkan gaya hidup ramah lingkungan, maka pihak sekolah akan terbantu untuk lebih
mengembangkan program adiwiyata, selain itu secara khusus teknik yang digunakan juga akan menjadi sarana tukar pikiran dengan guru bidang
keterampilan. Skema kerangka berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :