Yang telah Verifikasi Hasil Penelitian

120 pendidikan subjek yang tinggi dan pengetahuan tentang retardasi mental subjek IM dapatkan dari Dokter yang memeriksa anaknya, tetangga dekat rumahnya dan guru SLB tempat anaknya bersekolah. Awalnya subjek IM tidak menerima keberadaan anaknya subjek IM merasa malu, takut suami subjek tidak dapat menerima keadaan anaknya lalu meninggalkan subjek dan anaknya tetapi setelah mengetahui bahwa suaminya menerima keadaan anaknya subjek IM sudah dapat menerima keadaan anaknya. Subjek melahirkan anaknya di usia 43 tahun, saat mengandung E subjek merasa stress karena selalu diteror oleh istri pertama suaminya. Hubungan IM dengan keluarga besar NN kurang baik keluarga menganggap IM merebut suami orang, sedangkan. Hubungan subjek IM dengan tetangga sangatlah akrab. Tetangga sering memberikan informasi tempat untuk terapi dan memberikan bacaan doa – doa untuk subjek baca. Komunikasi yang terjalin antara subjek IM dengan anaknya mengalami sedikit gangguan, karena cara berbicara anaknya yang kurang begitu jelas.

d. Subjek NN

Subjek memiliki 4 orang anak, 3 diantaranya normal dan 1 menyandang retardasi mental. Subjek NN mendapatkan informasi retardasi mental selain dari istrinya juga dari buku yang dibaca subjek 121 NN. Pendidikan yang tinggi mempermudah subjek mendapatkan informasi tentang retardasi mental dari buku. Subjek saat mengetahui keadaan anaknya langsung dapat menerima, subjek menyadari anaknya menyandang retardasi mental karena kesalahan orangtuanya NN sehingga anaknya perlu mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya. Hubungan NN dengan keluarga besarnya dan keluarga besar IM sangat baik. Dengan tetangga pun baik, subjek sering berkumpul dengan tetangga.

e. Subjek JM

JM memiliki tiga orang anak, dua diantaranya menyandang Retardasi Mental. Subjek JM tidak mengetahui sama sekali tentang retardasi mental. Pengetahuan subjek JM yang kurang menyebabkan penanganan kepada anaknya tidak maksimal, sehingga anaknya jarang untuk dibawa kedokter atau melakukan terapi. Pengetahuan tentang retardasi mental subjek JM dapatkan dari Dokter yang memeriksa anaknya dulu dan guru SLB sekolah tempat kedua anaknya bersekolah. Saat mengetahui keadaan anaknya subjek JM tidak percaya, subjek pernah memarahi guru disekolah normal tempat anaknya bersekolah karena menganggap anaknya kurang normal. Akhirnya