Komponen Sikap Sikap Orang Tua Terhadap Anaknya 1. Pengertian Sikap

19 komponenen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif menunjukan prilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Penulis cenderung lebih cocok dengan pendapat dari mar’at yang menyebutkan komponen sikap terdiri dari komponen kognisi ide, komponen afeksi emosional, dan komponen konasi tingkah laku.

3. Pembentukan Sikap

Saat sikap telah terbentuk, maka sikap akan menentukan cara-cara berperilaku terhadap obyek tertentu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran sikap tersebut. Selanjutnya, sikap akan memberikan corak pada tingkah laku seseorang maupun kelompok. Menurut Fishbein, ML dan Ajzen Dwi Hardaningtyas, 2004:34 sikap terbentuk diawali dengan adanya kepercayaan seseorang terhadap suatu objek atau nilai. Kepercayaan tersebut kemudian memberikan pengaruh terhadap sikap seseorang terhadap objek atau nilai tersebut. Menurut Mowen Minor Arum Diah, 2011:17-18, sikap dapat diciptakan secara langsung melalui tiga mekanisme a proses pembelajaran, b Proses Fenomena Exposure Nyata, c suasana hati. Yang dijelaskan sebagai berikut: 20 a. Proses Pembelajaran Perilaku Menurut proses pembelajaran perilaku, sikap dapat diciptakan secara langsung melalui proses pembelajaran perilaku dari pengkondisian klasik, pengkondisian operan dan pembelajaran observasional. Dari perspektif pengkondisian klasik, sikap merupakan tanggapan emosional bersyarat yang dapat ditimbulkan oleh rangsangan bersyarat. Sikap juga dapat berasal dari proses pengkondisian operan. Sikap pengkondisian operan berhubungan erat dengan fungsi utilitarian. Menurut Katz Mowen Minor, 2002:324 ekspresi sikap merupakan tanggapan yang dipelajari yang berasal dari penguatan dan penghukuman. Jadi sikap ditunjukan dengan perasaan suka dan tidak suka, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek, tetapi sikap disini lebih ditunjukan dengan prilaku ketidaksukaan. b. Proses Fenomena Exposure Nyata Sikap akan terbentuk dengan menciptakan perasaan positif yang dilakukan dengan mengekspos pada sebuah rangsangan dengan cara berulang. c. Suasana Hati Suasana hati memiliki dampak langsung terhadap sikap iindividu. Di sini telah ditemukan bahwa apabila pada awalnya individu diekspos pada sebuah objek maka suasana hati mereka 21 pada suatu saat akan mempengaruhi sikap yang mereka bentuk terhadap objek. Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa sikap dapat diciptakan secara langsung melaui proses pembelajaran prilaku, proses fenomena exposure nyata, dan suasana hati. Sikap ditunjukan dengan perasaan suka dan tidak suka, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek.

4. Ciri – ciri sikap

Sikap merupakan suatu pandangan yang dimiliki oleh orang lain. Sikap berbeda dengan kebiasaan tingkah laku. Gerungan 2004:163-164 menyebutkan ciri – ciri sikap antara lain : a. Sikap tidak dibawa oleh orang sejak lahir, tetapi sikap di bentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objek. b. Sikap dapat berubah – ubah, karena itu sikap dapat dipelajari oleh orang. c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. d. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal- hal tertentu. e. Sikap mempunyai segi – segi motivasi dan segi – segi perasaan. 22 Jadi sikap bukan merupakan watak seseorang karena sikap di bentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objek, sikap dapat berubah–ubah sesuai dengan kondisi yang ada. Sikap dapat terbentuk karena adanya sebuah objek ataupun hal – hal tertentu. Mar’at 1982:16-18 menyebutkan beberapa ciri - ciri sikap, antara lain: 1. sikap didasari pada suatu konsep evaluasi yang berkenaan dengan objek tertentu, 2. sikap digambarkan dalam berbagai kualitas dan intesitas yang berbeda dan bergerak secara beraturan dari positif melalui wilayah netral ke arah negatif, 3. sikap di pandang sebagai hasil belajar dari pada sebagai hasil perkembangan atau sesuatu yang diturunkan, 4. sikap memiliki sasaran tertentu, sikap ditunjukan pada objek tertentu yang menjadi sasarannya dan sikap tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, 5. tingkat keterpaduan sikap berbeda – beda, sikap merupakan suatu sistem seseorang dalam menghadapi objek tertentu sehingga hubungan dengan objek dapat dilakukan evaluasi, 6. sikap bersifat relatif menetap dan tidak berubah. Penilaian individu tentang objek diperoleh melalui pengalaman langsung berdasarkan suatu interaksi, namun dapat didasarkan juga pada pengalaman tidak langsung, seperti cerita – cerita atau berita. Dari uraian di atas penulis mengambil kesimpulan sikap dihasilkan bukan dari turun temurun melainkan berasal dari hasil belajar sikap