Sikap Afeksi yang ditunjukan orangtua terhadap anaknya yang menyandang retardasi mental

130 orang tua dalam memenuhi kebutuhan, memberikan perlakuan dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain memenuhi kebutuhan anak, orang tua juga memberikan perlakuan yang layak kepada anak. Dalam memberikan perlakuan kepada anak setiap orang tua mempunyai cara-cara tersendiri. Setiap orang tua mengetahui apa yang terbaik buat anak-anaknya dan bagaimana harus bersikap kepada anak. Subjek IM, NN, RON dan JM memperlakukan anak dengan kasih sayang dan penuh perhatian, tidak ada sikap menolak keberadaan anaknya. Selain itu dalam pemberian kasih sayang tidak ada perbedaan kasih sayang yang diberikan subjek kepada anak – anaknya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Mussen 1994: 96 yang mengartikan penerimaan sebagai sikap dan cara orang tua yang sering mengungkapkan kasih sayang memeluk, mencium, senyum, tatapan penuh bangga dan lain-lain dengan menganggap anaknya mempunyai banyak sifat positif dan ada rasa senang jika berada diantara anak-anaknya.

C. Keterbatasan Penelitian

Selama proses pengumpulan data di lapangan, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kelemahan serta keterbatasan dalam pelaksanaannya. Keterbatasan yang dihadapi penulis selama penelitian, yaitu: 131 a. Keterbatasan waktu yang dimiliki subjek penelitian sehingga menyebabkan peneliti tidak dapat menggali data secara lebih mendalam. Keenama subjek penelitian memiliki aktivitas di rumah maupun di luar yang cukup padat. b. Jumlah orangtua yang memiliki anak retardasi mental, tidak semua orangtua sesuai dengan kriteria penelitian. c. Peneliti hanya melakukan penelitian pada orangtua yang memiliki anak dengan retardasi ringan. Namun peneliti berharap dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki tidak akan mengurangi hasil penelitian yang telah dilakukan. Peneliti selanjutnya berharap agar penelitian dengan tema sikap orangtua terhadap anaknya yang menyandang retardasi mental lebih banyak dikembangkan. 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada tiga pasangan suami istri yang memiliki anak retardasi mental, dapat diketahui bahwa : 1. Sikap Kognisi Orangtua yang mengetahui tentang retardasi mental memberikan penanganan yang terbaik untuk anak mereka, orang tua yang tidak mengetahui cenderung diam saja terhadap apa yang dialami anaknya. Subjek IM dan NN yang mengetahui retardasi mental berusaha membawa anaknya untuk terapi demi kesembuhan anak mereka, subjek US dan SUK berusaha membawa anaknya ke Dokter, mencari tau keadaan anaknya kepada Dokter. Subjek RON dan JM hanya sekali memeriksakan anaknya ke Dokter, selanjutnya tidak pernah membawa anaknya ke Dokter karena ketidak tahuan subjek tentang penanganan retardasi mental. Selain itu tidak adanya biaya. Penyebab retardasi yang dialami beragam subjek US dan SUK memiliki anak retardasi mental karena faktor keluarga menikah dengan saudara . Subjek IM dan NN memiliki anak retardasi mental karena terlambatnya penanganan yang diberikan sesaat setelah bayi lahir, ibu