122 subjek JM dapat menerima keadaan anaknya karena melihat keadaan
anaknya yang memang menyandang retardasi mental.
f. Subjek RON
RON memiliki tiga orang anak, dua diantaranya menyandang Retardasi Mental. Subjek RON tidak mengetahui
tentang retardasi mental. Pendidikan yang kurang membuat subjek kurang maksimal dalam memberikan penanganan terhadap anaknya,
sehingga anaknya jarang untuk dibawa kedokter atau melakukan terapi. Pengetahuan tentang retardasi mental subjek RON dapatkan
dari dokter rumah sakit yang dulu memeriksa anaknya. Saat mengetahui anaknya subjek sangat pasrah, subjek
bahkan tidak mengetahui bahwa anaknya menyandang retardasi mental. Fisik anaknya terlihat normal, tetapi dalam kecerdasan
anaknya kurang. Dalam pemberian kasih sayang subjek RON tidak pernah
membedakannya. Tetapi dalam pemenuhan kebutuhan subjek lebih mengutamakan untuk anak ketiganya. Mereka memberikan yang
terbaik untuk ketiga anaknya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek maupun key informan, berikut
123 pembahasan hasil reduksi data yang dibutuhkan dalam penelitian sesuai
dengan tujuan dilakukannya penelitian mengenai sikap orangtua terhadap anaknya yang menyandang retardasi mental, yakni :
1. Sikap Kognisi yang ditunjukan orangtua terhadap anaknya yang menyandang retardasi mental
Sikap kognisi berhubungan dengan pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan subjek pada objek tertentu. Kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Namun, pada
penelitian ini sikap kognisi dikhususkan pada pengetahuan subjek tentang retardasi mental, informasi yang diperoleh tentang retardasi
mental. a. Pengetahuan orang tua tentang retardasi mental
Latar belakang pendidikan formal orangtua sangat berpengaruh pada kemampuan dalam menerima dan mengolah tentang retardasi
mental yang diderita anaknya. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang retardasi mental membuat anak tidak mendapatkan
penanganan yang baik, sehingga orangtua berusaha mencari informasi tentang anaknya dari guru ataupun dokter yang ditemui
subjek. Setelah orang tua mengetahui keadaan anaknya barulah orang tua memberikan penanganan yang terbaik untuk anaknya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Notosoedirjo M latipun,2002: 45 pengetahuan adalah faktor yang sangat penting dalam pembentukan