11
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya berkenaan dengan model
pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang didasarkan pada tingkat perekonomian rumahtangga dan penilaian ekonominya
terhadap sumberdaya hutan. Selain itu output penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi para pengambil kebijakan dan stakeholders lainnya dalam
rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan hutan berkelanjutan.
1.5 Kebaruan Novelty
Nilai kebaruan Novelty dari penelitian ini terletak pada pendekatan yang digunakan dalam penyusunan model pemberdayaan masyarakat lokal
masyarakat di sekitar kawasan hutan TNGR. Dalam pendekatan penyusunan model mempertimbangkan secara komprehensif faktor penentu interaksi,
persepsi dan penilaian masyarakat terhadap sumberdaya hutan. Selain itu juga mempertimbangkan atau memperhitungkan seberapa besar tingkat pendapatan
masyarakat lokal sehingga dapat meredam mereka untuk merambah hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan
2.1.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Secara sederhana, konsep pemberdayaan mengacu kepada kemampuan masyarakat untuk mendapat akses dan kontrol atas sumber-sumber hidup yang
penting. Konsep pemberdayaan merupakan konsep baru, mulai dikaji secara mendalam sejak dekade 70-an, berkembang terus sampai sekarang. Belum ada
gambaran yang memuaskan tentang konsep empowerment sampai saat ini. Konsep pemberdayaan empowerment berkembang sejak lahirnya gerakan
Eropa modern pada pertengahan abad 18, di mana muncul gelombang pemikiran baru yang menentang kekuasaan mutlak dari agama gereja dan raja. Dalam
perjalannya sampai kini telah mengalami proses dialektika dan akhirnya menemukan konsep ke masa kini-an, yang telah umum digunakan di berbagai
negara Riyanto 2005. Konsep pemberdayaan pada dasarnya dibangun dari ide yang
menempatkan manusia sebagai subyek dari dunianya sendiri. Terdapat dua
kecenderungan proses pemberdayaan, yaitu: Pertama adalah proses
pemberdayaan yang menekankan ke proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar
individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui
organisasi. Kecenderungan proses dapat pula disebut sebagai kecenderungan
primer dari makna pemberdayaan. Kedua adalah kecenderungan sekunder yang
lebih menekankan melalui proses dialog. Kecenderungan ini terkait dengan kemampuan individu untuk mengontrol lingkungannya. Agar kecenderungan
primer dapat terwujud, maka harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu. Pemberdayaan juga berarti pembagian kekuasaan yang adil equitabel
sharing of power sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses
dan hasil-hasil pembangunan. Sedang dari perspektif lingkungan, pemberdayaan mengacu pada pengamanan akses terhadap sumber daya alami dan
pengelolaannya secara berkelanjutan Dirjen PHKA 1999 dalam Rianto 2005. Rapport 1984, mengemukakan bahwa pemberdayaan empowerment
adalah cara meningkatkan kemampuan masyarakat community dan