Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaan Hutan Rinjani TNGR

VI. PERSEPSI DAN PENILAIAN EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI TNGR

Keberadaan TNGR sudah tersosialisasi secara meluas di kalangan masyarakat sekitar, terbukti dari hampir seluruh responden 92,67 mengakui mengetahui keberadaan TNGR dan hanya 6,67 yang tidak mengetahuinya. Selama ini manfaat TNGR yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah fungsinya sebagai sumber mata air. Di beberapa tempat masyarakat mulai merasakan adanya kelangkaan air pada waktu-waktu tertentu sehingga berpengaruh terhadap produktivitas tanamannya. Bahkan peningkatan degradasi hutan yang berdampak pada penurunan debit air dan hilangnya titik-titik mata air tersebut menyebabkan terjadinya sengketa distribusi air, baik yang melibatkan warga dengan warga dalam satu desa, warga desa satu dengan warga desa lainnya maupun antara warga dengan pengusaha dan pemerintah. Fungsi lainnya yang dirasakan masyarakat adalah sebagai pencegah banjir dan longsor bahkan sebagai tempat mencari nafkah. Karena fungsinya ini, maka masyarakat merasa keberadaan TNGR sangat penting dan perlu dilestarikan, sebagaimana diakui oleh hampir seluruh responden, yaitu 145 orang 96,67.

6.1 Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaan Hutan Rinjani TNGR

Rakhmat 2005, mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan perkataan lain persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli dimana setiap orang atau masyarakat akan mempunyai persepsi yang berbeda- beda tergantung pada stimuli inderawi masing-masing. Dalam penelitian ini, persepsi yang dimaksudkan adalah bagaimana pesan dan tanggapan masyarakat terhadap keberadaan TNGR. Penilaian masyarakat tentang keberadaan TNGR sebagaimana disajikan pada Tabel 17 diukur dari manfaat yang dirasakan masyarakat yang secara garis besar dipilahkan menjadi 2 dua aspek. Pertama, manfaat penggunaan use value terdiri atas 3 tiga obyek persepsi, yaitu: 1 manfaat langsung direct use value meliputi 5 butir persepsi, 2 manfaat tidak langsung atau manfaat fungsional indirect use value meliputi 3 butir persepsi, dan 3 manfaat pilihan option 101 value meliputi 2 butir persepsi. Kedua, manfaat bukan penggunaan non use value terdiri atas 2 obyek persepsi, yaitu 1 manfaat keberadaan existance value meliputi 2 butir persepsi, dan 2 manfaat lainnya. Tabel 17. Distribusi Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Manfaat Keberadaan TNGR Persentase Responden Menurut Persepsi Penilaian No Uraian 1 2 3 4 5 Total A Manfaat Penggunaan Use Value 1 Manfaat Langsung a. Sumber penghidupan 28 27 14 21 10 100 b. Sumber mata air 9 5 16 37 34 100 c. Sumber perolehan makanan 34 24 24 15 3 100 d. Tempat penggembalaan 58 13 16 13 0 100 e. Sumber tanaman obat 34 26 27 7 5 100 2 Manfaat Fungsional a. Mencegah banjir 4 6 17 24 49 100 b. Mencegah longsor 4 2 19 21 53 100 c. Perlindungan terhadap angin 7 9 31 22 31 100 3 Manfaat Pilihan a. Tempat pelaks upacara adatritual 45 24 20 9 3 100 b. Rekreasi 42 29 22 7 0 100

B. Manfaat Bukan Penggunaan

Non Use Value 1 Manfaat Keberadaan a. Habitat berbagai jenis tumbuhan 13 11 29 39 8 100 b. Habitat berbagai jenis hewan 9 15 29 35 13 100 2. Manfaat lainnya Keindahanpemandangan 10 21 29 33 7 100 Ket.: 1 = tidak bermanfaat 2 = kurang bermanfaat 3 = cukup bermanfaat 4 = bermanfaat 5 = sangat bermanfaat Berdasarkan distribusi responden seperti tertera pada Tabel 17 di atas, nampak bahwa manfaat penggunaan langsung TNGR yang paling dirasakan adalah sebagai sumber mata air, ditunjukkan oleh berturut-turut 37 dan 34 menilai TNGR “bermanfaat” dan “sangat bermanfaat” sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar, bahkan untuk seluruh Pulau Lombok. Sebaliknya manfaat

Dokumen yang terkait

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 65 94

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Batang Gadis (TNBG)

8 75 79

Model partisipatif perhutanan sosial menuju pengelolaan hutan berkelanjutan (Kasus pembangunan hutan kemasyarakatan pada kawasan hutan lindung di Pulau Lombok)

2 79 308

Model partisipatif perhutanan sosial menuju pengelolaan hutan berkelanjutan (Kasus pembangunan hutan kemasyarakatan pada kawasan hutan lindung di Pulau Lombok)

2 37 597

Persepsi, Motivasi dan Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pengelolaan Kawasan Hutan (Kasus Kawasan Hutan sekitar Desa Gunung Sari di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

0 3 41

Analisis Pengelolaan Koridor antata Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Halimun dengan Kawasan Hutan Lindung Gunung Salak Berdasarkan Kondisi Masyarakat Sekitar

0 4 181

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PELESTARIAN HUTAN LINDUNG :Studi Kasus di Masyarakat Sekitar Hutan Gunung Simpang Cibuluh Cidaun Cianjur Selatan.

1 1 46

Model Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Kawasan Hutan Kabupaten Jember

0 2 5

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 2 14

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 1 11