19
B. Thailand
Pada tahun 1987, Proyek Kehutanan Sosial di dataran tinggi pegunungan di Thailand The Thailand Upland Social Forest Project = USFP
dimulai dengan usaha kerjasama Departemen Kehutanan Kerajaan Thailand RFD dan Chiang Mai, Kasertsart, dan Khon Kaen University, dengan bantuan
dana dan bantuan teknis dari Ford Foundation. Strategi yang diterapkan dalam USFP adalah menjalankan kerjasama melalui dua tingkat. Pertama, Departemen
Kehutanan bekerjasama pada tingkat daerah dengan didampingi dari Fakultas Kehutanan dan Fakultas Ilmu Sosial dan anggota ORNOP. Kedua, Departemen
Kehutanan merumuskan rencana penggunaan kawasan dengan masyarakat lokal Riyanto 2005.
Dalam pelaksanaannya, proyek kehutanan sosial di dataran tinggi pegunungan di Thailand menghadapi beberapa permasalahan hukum yang tidak
dapat diselesaikan berkaitan dengan pengelolaan areal hutan berdasarkan program hutan perdesaan dan program alokasi kawasan hutan nasional.
C. India
Kebijakan Nasional Joint Forest Manajement JFM dilaksanakan secara nasional sejak 1990, setelah Departemen Lingkungan dan Kehutanan Pusat
mengeluarkan himbauan dalam bentuk resolusi kepada seluruh negara bagian untuk lebih memperhatikan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan.
Program ini menekankan kerjasama antara masyarakat yang ada di sekitar hutan dengan Departemen Kehutanan dalam mengelola hutan untuk
keuntungan kedua belah pihak. Dalam mengelola hutan keduanya berbagi peran, tangung jawab, dan hasil hutan yang dituangkan dalam sebuah
kesepakatan. Untuk keperluan tersebut, masyarakat desa harus membentuk kelompok yang disebut Forest Protection Committees FPCs. JFM ini telah
dilaksanakan di 27 negara bagian dan sudah menghimpun 36.000 FPC yang mengelola hutan seluas 11 juta hektar Riyanto 2005.
Hasil pengamatan Iswantoro 2001 dalam Rianto 2005 menunjukkan bahwa Kebijakan Kehutanan India Tahun 1988 merupakan titik pijakan
pengelolaan hutan masa selanjutnya. Kebijakan ini tidak lagi menekankan sumberdaya hutan sebagai sumber pendapatan, tetapi mementingkan
pemeliharaan stabilitas lingkungan melalui preservasi dan restorasi keseimbangan ekologi dan meningkatkan tutupan hutan forest cover. Namun
20 demikian, kebijakan tersebut telah mengabaikan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat desa hutan akan kayu bakar, pakan ternak, kayu-kayu ukuran kecil dan hasil hutan lainnya. Karena itu kebijakan ini akhirnya mendorong lahirnya
resolusi tentang JFM yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat tahun 1990.
D. Costa Rica