118
Nilai kemandirian adalah salah satu nilai budi pekerti yang ditanamkan kepada  peserta  didik  di  SD  Taman  Muda.  Hal  ini  diperkuat  oleh  hasil
dokumentasi yang didapat berupa slogan nilai-nilai budi pekerti yang ditempel di setiap anak tangga yang salah satunya adalah mandiri Gambar 8 terlampir.
Berdasarkan  hasil  wawancara  dan  dokumentasi  dapat  disimpulkan bahwa  nilai  kemandirian  ditanamkan  kepada  peserta  didik  melalui  kegiatan
ekstrakurikuler  yaitu  salah  satunya  pramuka.  Melalui  kegiatan  pramuka peserta didik dilatih untuk mandiri bagaimana mereka melakukan semuanya
sendiri dan bertanggungjawab.
h. Daya juang
Nilai daya juang ditanamkan pada diri peserta didik melalui kagiatan perlombaan  olahraga  yang  diadakan  sekolah.  Hasil  wawancara  peneliti
dengan pamong saat peneliti menanyakan apakah sering diadakan perlombaan dalam  kegiatan  olahra
ga,  Lr  menjawab,  “Sering,  misalnya  habis  ujian  dan selesai buat rapot biasanya diadakan perlombaan.”
Wawancara juga dilakukan terhadap peserta didik dengan pertanyaan yang  sama  yang,  kemudian  Ft  menjawab,  “Pernah,  lomba  badminton,
bulutangkis,  voli.”  Lampiran  8.  Hasil  wawancara  diperkuat  dengan  hasil dokumentasi  sekolah  berupa  foto  kegiatan  perlombaan  olahraga  pada  saat
tujuhbelasan Gambar 53 terlampir.
119
Hasil wawancara dan dokumentasi diperkuat dengan hasil pengamatan saat peneliti melakukan observasi. Dari hasil observasi pada hari Rabu, 25 Mei
2016  diperoleh  data  bahwa  nilai  juang  ditanamkan  kepada  peserta  didik melalui  kegiatan  olahraga  yaitu  permainan  sepakbola,  dua  kelompok  yang
dibentuk oleh pamong olahraga bersaing secara sportif. Dari kegiatan bermain sepakbola  tersebut  terlihat  semangat  dan  daya  juang  dari  peserta  didik
Gambar 39 terlampir. Berdasarkan  hasil  dari  wawancara,  dokumentasi  dan  observasi  yang
peneliti  lakukan  dapat  disimpulkan  bahwa  kegiatan  olahraga  melalui perlombaan-perlombaan  yang  diadakan  sekolah  merupakan  wahana  untuk
mengembangkan sikap sportifitas pada diri peserta didik dan menumbuhkan semangat serta daya juang.
i. Tanggungjawab
Pemberian  tugas  PR  dan  tugas  sekolah  merupakan  salah  satu  cara pamong  dalam  menanamkan  nilai  tanggungjawab  pada  diri  peserta  didik
seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah pada saat wawancara. Pada hari Rabu,  15  Juni  2016  saat  peneliti  bertanya  bagaimana  menanamkan  nilai
tanggungjawab pada peserta didik, AR m enjawab, “Ada PR mbak, ada tugas
di rumah, ada tugas di sekolah yang diberikan pamong.” AR juga menambahkan jika ada anak yang tidak membuat PR maka
kepala  sekolah  akan  menitipkan  anak  tersebut  ke  kelas  lain  untuk mengerjakan PR nya. Berikut ungkapan AR:
120
“Misalnya untuk tugas PR ada anak kelas V yang tidak membuat PR, saya  bawa  anak  tersebut  masuk  ke  kelas  III  “Permisi  bu,  mau
menitipkan  anak- anak  yang  malas  di  sini”  saya  suruh  anak  itu
mengerjakan PR di kelas III sampai selesai dengan tenang dan tidak mengganggu  anak-anak  yang  lainnya.  Nanti  adek-adek  kelasnya  itu
ada  yang ngomong  “yaahh mas kok malas?”, nah dia malu sendiri. Besoknya lagi dia ga mau seperti itu. Begitu juga yang lain, yang kelas
II nanti duduk di kelas VI, dan kelas VI duduk di kelas II, yang kelas
II kan takut kalau duduk di kelas VI, seperti itu.” Hasil  wawancara  dengan  kepala  sekolah  didukung  dengan  hasil
wawancara peneliti dengan pamong saat ditanya apakah sering memberikan tugas atau PR setiap harinya, Lr menyatakan sering akan tetapi tidak setiap
hari, biasanya hari Jumat dan Sabtu, dan  terkadang Lr juga memberikan tugas kepada  peserta  didik  untuk  mencari  artikel  di  google  yang  nantinya  akan
dibahas  pada  pembelajaran  keesokan  harinya.  Pernyataan  Lr  dan  AS dudukung  dengan  pengakuan  peserta  didik  saat  dilakukan  wawancara.  Ft
mengatakan,  “Tidak  setiap  hari,  jarang.  Paling  maksimal  itu  tiga  kali seminggu
.” Selain pemberian tugas dan PR, nilai tanggungjawab peserta didik juga
ditanamkan  melalui  kegiatan  pelaksanaan  piket  yang  sudah  dijadwalkan setiap  harinya  seperti  yang  disampaikan  oleh  pamong  berdasarkan
wawancara.  Pada  saat  peneliti  bertanya  apakah  setiap  harinya  peserta  didik menjalankan  piket  kelas,  AS  menjawab,  “Ya  setiap  hari,  piketnya  sudah
dibagi-bagi,  jadi  sudah  ada  jadwal  piketnya  hari  ini  siapa,  besok  siapa, kadang-
kadang  yang  tidak  piket  juga  membantu.”  wawancara  pamong lainnya terlampir.
121
Hasil wawancara dengan pamong didukung dengan hasil wawancara dengan  peserta  didik  yang  mengatakan  bahwa  mereka  selalu  melaksanakan
piket. Saat peneliti menanyakan apakah kamu selalu menjalankan tugas piket El  menjawab,  “Iya,  tapi  kadang  ada  teman  yang  ga  mau  piket.”.  Hasil
wawancara di atas diperkuat dengan hasil dokumentasi yang peneliti dapatkan berupa  lembar  tugas  piket  kelas  yang  ditempel  di  dinding  kelas  dan  slogan
yang ditempel di dinding dekat tangga Gambar 26 dan 11 terlampir. Hasil wawancara dan dokumentasi diperkuat dengan hasil observasi.
Berdasarkan  hasil  pengamatan  yang  peneliti  lakukan  selama  observasi, peserta  didik  setiap  harinya  menjalankan  piket  kelas  setiap  harinya  setiap
pulang sekolah sesuai jadwal yang telah dibuat. Pada hari Rabu, 25 Mei 2015 pamong  memberikan  PR  kepada  peserta  didik.  Hari  Kamis,  02  Juni  2016
pamong  memberikan  tugaslatihan  kepada  peserta  didik  dan  dikumpulkan pada hari itu juga, peserta didik mengerjakan tugasnya dan mengumpulkannya
tepat waktu. Berdasarkan  hasil  wawancara,  dokumentasi  dan  observasi  dapat
disimpulkan  bahwa  nilai  tanggungjawab  peserta  didik  ditanamkan  oleh pamong melalui pemberian PRlatihan dan juga tugas piket.
j. Penghargaan terhadap lingkungan