38
E. Strategi Pengembangan Pendidikan Budi Pekerti
Menurut Nurul Zuriah 2011: 86, penerapan pendidikan budi pekerti di lingkungan persekolahan dapat diartikan dengan berbagai strategi pengintegrasian,
antara lain sebagai berikut: 1.
Keteladanan atau contoh Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, staf
administrasi di sekolah yang dapat dijadikan sebagai model bagi peserta didik. Dalam hal ini guru berperan langsung bagi peserta didik.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya sikap atau perilaku peserta
didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu dengan berteriak-teriak, mencoret-coret dinding dan sebagainya.
3. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat
membantu mengubah tingkah laku mereka. 4.
Pengkondisian lingkungan Suasana di sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan
penyediaan sarana fisik. Contohnya dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh peserta didik.
39
5. Kegiatan rutin
Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contohnya berbaris memasuki kelas,
berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam apabila bertemu orang lain.
Sejalan dengan pendapat Nurul di atas, Ali Muhtadi 2010: 9 juga mengungkapkan bahwa berkaitan dengan implementasi pendidikan budi pekerti
dalam kegiatan sehari-hari, secara teknis strategi yang dapat dilakukan adalah melalui: keteladanan, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, dan
kegiatan rutin. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ali Muhtadi 2010: 8 untuk strategi pengintegrasian pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan yang diprogramkan
dapat direncanakan oleh guru melalui berbagai kegiatan seperti: bakti sosial, kegiatan cinta lingkungan, kunjungan sosial ke panti jompo atau yayasan yatim
piatu atau yayasan anak cacat. Kegiatan ini penting dilakukan guna memberikan pengalaman langsung serta pemahaman dan penghayatan nyata atas prinsip-prinsip
moral yang telah ditanamkan guru kepada peserta didik. Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan pendidikan budi pekerti tidak hanya berhenti pada aspek
kognitif saja, melainkan juga dapat menyentuh aspek afektif, psikomotor peserta didik.
Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah, seringkali kontra
produktif atau terjadi benturan nilai. Untuk itu agar proses pendidikan budi pekerti
40
di sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan
berbagai kegiatan dan program pendidikan budi pekerti yang telah dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi dalam implementasi pengembangan nilai-nilai budi pekerti perlu menerapkan prinsip
yaitu: a menggunakan prinsip keteladanan dari semua pihak, baik orang tua, guru, masyarakat, maupun pimpinannya, b menggunakan prinsip kontinuitasrutinitas
pembiasaan dalam segala aspek keidupan, c menggunakan prinsip kesadaran untuk bertindak sesuai dengna nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan.
F. Metode Pendidikan Budi Pekerti