121
Hasil wawancara dengan pamong didukung dengan hasil wawancara dengan peserta didik yang mengatakan bahwa mereka selalu melaksanakan
piket. Saat peneliti menanyakan apakah kamu selalu menjalankan tugas piket El menjawab, “Iya, tapi kadang ada teman yang ga mau piket.”. Hasil
wawancara di atas diperkuat dengan hasil dokumentasi yang peneliti dapatkan berupa lembar tugas piket kelas yang ditempel di dinding kelas dan slogan
yang ditempel di dinding dekat tangga Gambar 26 dan 11 terlampir. Hasil wawancara dan dokumentasi diperkuat dengan hasil observasi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama observasi, peserta didik setiap harinya menjalankan piket kelas setiap harinya setiap
pulang sekolah sesuai jadwal yang telah dibuat. Pada hari Rabu, 25 Mei 2015 pamong memberikan PR kepada peserta didik. Hari Kamis, 02 Juni 2016
pamong memberikan tugaslatihan kepada peserta didik dan dikumpulkan pada hari itu juga, peserta didik mengerjakan tugasnya dan mengumpulkannya
tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi dapat
disimpulkan bahwa nilai tanggungjawab peserta didik ditanamkan oleh pamong melalui pemberian PRlatihan dan juga tugas piket.
j. Penghargaan terhadap lingkungan
Hasil wawancara dengan pamong AS pada hari Selasa, 09 Juni 2016 didapatkan data bahwa nilai penghargaan terhadap lingkungan ditanamkan
kepada peserta didik melalu kegiatan kerja bakti di sekolah, AS memberikan
122
keterangan bahwa kerja bakti sering dilaksanakan di sekolah, akan tetapi beberapa minggu ini sudah tidak berjalan karena peserta didik sudah fokus ke
persiapan ujian. AS mengatakan:
“Sering, tapi beberapa minggu kemaren sudah tidak jalan karena anak- anak sudah fokus ke persiapan ujian, senamnya juga biasanya ada, tapi
sudah tidak dilaksanakan. Tapi biasanya kerjabakti itu rutin
dilaksanakan.” Keterangan yang diberikan AS diperjelas lagi oleh hasil wawancara
dengan Lr yang mengungkapk an, “Iya, Jumat minggu ke 3 biasanya. Jumat
minggu pertama itu semuanya jalan sehat, terus minggu kedua senam, terus Jumat minggu ketiga itu kerja bakti.”
Hasil wawancara tersebut senada dengan yang disampaikan kepala sekolah. Pada hari Rabu, 15 Juni 2016, AR mengatakan bahwa sekolah sering
mengadakan lomba kebersihan, seperti lomba kebersihan antar kelas, lomba penghijauan dan biasanya setiap hari Jumat setelah senam ada semutlis
semenit lingkungan bersih, kepala sekolah mengajak anak-anak dan pamong secara bersama-sama menyapu dan membersihkan sampah-sampah yang ada
di depan kelas, depan kantor, halaman sekolah dan di taman-taman. Begitu juga dengan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik saat peneliti
menanyakan apakah mereka pernah mengikuti kegiatan kerja bakti di sekolah Ft menjawab, “Iya, setiap seminggu sekali, Sabtu biasanya, tapi Sabtu ini ga
ada, baru ujian.”. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, pamong dan
123
peserta didik diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa 6K, tagline yang ditempel di anak tangga sekolah dan slogan yang ditempel di dinding sekolah
Gambar 6, 8, 12, 14, 16 dan 28 terlampir. Hasil wawancara dan dokumentasi diperkuat dengan hasil observasi.
Berdasarkan hasil pengamatan selama peneliti melakukan observasi didapatkan data bahwa baik pamong dan peserta didik selalu membuang
sampah pada tempatnya. Namun selama observasi memang belum terlihat pelaksanaan kerja bakti dan kegiatan lomba kebersihan seperti yang peneliti
dapatkan dari hasil wawancara dikarenakan waktu peneliti melakukan observasi adalah di minggu-minggu pelaksanaan ujian, jadi kerja bakti sudah
tidak dilaksanakan lagi sementara waktu, pamong dan peserta didik fokus dalam mempersiapkan pelaksanaan ujian.
Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi dapat disimpulkan bahwa sekolah rutin mengadakan kegiatan kerja bakti. Kegiatan
tersebut rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pada minggu ketiga. Selain kegiatan kerja bakti juga sering diadakan lomba kebersihan. Selain
menanamkan nilai penghargaan terhadap lingkungan, melalui kegiatan- kegiatan tersebut juga ditanamkan nilai tanggungjawab, kerja sama, gotong
royong dan kecintaan terhadap lingkungan.
124
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah peneliti sajikan sebelumnya untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi pendidikan budi pekerti di Sekolah
Dasar Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa secara umum, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut.
Implementasi pendidikan budi pekerti yang telah teramati yaitu mengenai: 1 strategi pengembangan pendidikan budi pekerti, 2 metode pendidikan budi
pekerti, dan 3 penanaman nilai-nilai budi pekerti. Berikut adalah pembahasan mengenai aspek implementasi pendidikan budi pekerti di Sekolah Dasar Taman
Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa:
1. Strategi Pengembangan Pendidikan Budi Pekerti di SD Taman Muda Ibu
Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta
Usaha yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan nilai-nilai budi pekerti, yaitu dengan menggunakan strategi-strategi pengembangan nilai-nilai
budi pekerti. Strategi yang digunakan sekolah adalah strategi keteladanan atau contoh, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan, dan kegiatan rutin.
Berikut pembahasan mengenai strategi pengembangan pendidikan budi pekerti di Sekolah Dasar Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa:
a. Keteladanan atau contoh
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa keteladanan atau contoh yang diberikan kepala sekolah dan pamong kepada peserta didik
seperti kepala sekolah dan pamong selalu berpakaian rapi, sopan dan sesuai