Deskripsi Tempat Penelitian HASIL PENELITIAN

penghujan, petani sebagian besar menanam padi, dilanjutkan kacang tanah, dan kembali ke padi. Pada saat usum ketiga musim kemarau, petani sebagian besar bercocok tanam di ngalas sawahnya dengan pepohonan yang bisa dimanfaatkan sebagai makan ternak misalnya, pohon jagung, pohon turi, dan kalanjana selain pertanian, desa Bejiharjo juga merupakan desa yang mengembangkan segi perikanan. Perikanan dapat berkembang di desa Bejiharjo dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain adanya 7 sumber mata air yang terus mengalir sepanjang tahun. Tujuh sumber tersebut adalah Luweng, Umbul Modal, Njebul, Mbeji, Mbayu Mata, Ngglaran, Dan Gedong, adanya sumber mata air tersebut sangat menunjang untuk usaha perikanan. Mata pencaharian penduduk yang bertekun pada pertanian dan perikanan tersebut, secara tidak langsung memberi gambaran bahwa lahan bermain bagi anak-anak yang masih luas sehingga menjadi faktor utama yang menyebabkan masih bertahannya permainan anak tradisional di desa tersebut. Faktor lainnya yaitu pola pikir orang tua. Sebagian besar orang tua bermata pencaharian sebagai petani, sehingga secara tidak langsung memberi pola hidup sederhana kepada anak-anaknya. Pola hidup sederhana tersebut mendorong seorang anak tidak berfikir tinggi-tinggi, bahkan harus berfikir ulang apabila menginginkan permainan-permainan modern yang membutuhkan uang misalnya saja, playstation, mobil-mobilan, boneka, dan game-game online. Dengan demikian, anak-anak akan lebih nyaman bermain di sekitar rumah dan sekitar tempat tinggal mereka dengan asyiknya. Mereka bermain enjoy dan hanya ingin bersenang senang. Tabel 1 Tabel klasifikasi Jenis-jenis Permainan No. Nama Permainan Jenis kelamin Jumlah pemain Waktu bermain Lagu pengiring Alat yang digunakan L P L P sore Waktu senggang ada tidak ada tidak

1 Angklek

 2-5 anak    2 Bas-basan  2 anak   

3 Bekelan

 2-5 anak    4 Benthik  2-10 anak   

5 Blarak-blarak sempal

 8 anak    6 Cublak-cublak suweng  3-8 anak    7 Dhakon  2 anak    8 Dhelikan  2-10 anak   

9 Dhingklik oglak-aglik

 3 anakkelompok    10 Egrang  Tidak pasti    11 Engkol  2 anak    12 Gatheng  2-5 anak   

13 Gobag sodor

 Berkelompok    14 Jamuran  5-10 anak   

15 Layangan

 Perorangan    16 Kucing-kucingan  5 lebih   

17 Kubuk

 2-5 anak    18 Macanan  2 anak    19 Mul-mulan  2 anak    20 Nekerangendiran  2-7 anak    21 Sar-sur kulonan  5kelompok    Tabel 2. Nilai-Nilai Moral Berkaitan Hubungan Manusia Dengan Tuhan No Nilai Pendidikan Moral Nama Permainan Tradisional 1 Tolong menolong a. Kucing-kucingan b. Gobak sodor c. Dhingklik oglak aglik d. Blarak-blarak sempal 2 Kerukunan a. Dhingklik oglak aglik b. Cublak-cublak suweng c. Gatheng d. Jamuran e. Gendiran 3 Kejujuran a. Dhelik-dhelikan b. Sepak sekong c. Cublak-cublak suweng d. Gobag sodor Tabel 3. Nilai-Nilai Moral Berkaitan Hubungan Manusia dengan sesama atau masyarakat. No Nilai Pendidikan Moral Nama Permainan Tradisional 1 Tolong-menolong e. Kucing-kucingan f. Gobak sodor g. Dhingklik oglak aglik h. Blarak-blarak sempal 2 Saling menghormati a. Dhingklik oglak aglik 3 Mematuhi perintah atasan a. Gobak sodor 4 Kerukunan f. Dhingklik oglak aglik g. Cublak-cublak suweng h. Gatheng i. Jamuran j. Gendiran Tabel 4. Nilai-Nilai Moral Berkaitan Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri No Nilai Pendidikan Moral Nama Permainan Tradisional 1 Bertanggung jawab a. Dhelik-dhelikan b. Sepak sekong 2 Tidak mudah putus asa a. Sunda manda b. Bas-basan c. Macanan d. Egrang e. Layangan 3 Kegigihan a. Sunda manda b. Egrang c. Layangan 4 Mau menerima segala yang a. Sepak sekong telah diperbuat b. Dhelik-dhelikan 5 Kejujuran e. Dhelik-dhelikan f. Sepak sekong g. Cublak-cublak suweng h. Gobag Sodor 6 Bersikap hati-hati a. Sunda manda b. Dhakon c. Macanan d. Dhingklik oglak aglik 7 Kesabaran a. Egrang b. Bas-basan c. Macanan d. Gendiran 8 Percaya diri a. Egrang b. Bekelan c. Benthik d. Engkol 9 Kerajinan a. Layangan

B. Pembahasan

a. Jenis-jenis Permainan Tradisional

Permainan tradisional dibagi menjadi beberapa macam yang disesuaikan dengan pemain maupun waktu serta alat yang digunakan pada saat permainan berlangsung. Pelaksanaan permainan yang dilakukan tergantung kondisi maupun peralatan yang ada di lingkungan sekitar, oleh karena itu terdapat klasifikasi permainan yang disesuaikan dengan penggunaan alat, ada tidaknya lagu pengiring dan siapa yang memainkan permainan tersebut.

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Permainan tradisional dapat dimainkan oleh anak-anak baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun berjenis kelamin perempuan, namun masih ada permainan tradisional yang cenderung dimainkan oleh anak laki-laki saja atau anak perempuan saja. 1.1. Permainan Tradisional yang dimainkan oleh anak perempuan Permainan yang biasanya dimainkan oleh anak perempuan yaitu bekelan, cublak-cublak suweng, dhakon, gatheng dan pasaran. Pada permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan yang umurnya sekitar 5-12 tahun, namun terkadang dimainkan oleh anak laki-laki yang umurnya masih kecil kurang lebih yang berumur 4-6 tahun. Hal tersebut dapat dipertegas dengan pernyataan dari informan di bawah, informan 1 menyatakan bahwa “seksenesipun, lare-lare ingkang setri katingal sami ingkang dolanan bekelan, gatheng, lan yeye ” CLW 01 „selain itu, anak-anak perempuan terlihat sedang bermain bekelan, gatheng, lan yeye ” CLW 1 Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh informan 7 yang menyatakan bahwa “gek neg sing wedok-wedok sok dhewean mbak, biasane do dolanan nang jero mbale, da dolanan gatheng, gek bekelan, sok mul-mulan mbarang kae ” CLW 07. „dan jika yang anak perempuan biasanya menyendiri mbak, biasanya pada bermain di dalam balai dusun, pada bermain gatheng, terus bekelan, dan mul- mulan ‟ CLW 07. Berdasarkan pendapat informan di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan gatheng, yeye, pasaran dan bekelan, merupakan permainan yang sebagian besar dimainkan oleh anak perempuan, walaupun terkadang ada anak laki-laki yang ikut bermain. Hal tersebut dikarenakan anak laki-laki biasanya mengikuti hal-hal yang dilakukan oleh kakak perempuannya. Pada permainan ini cenderung dimainkan oleh anak perempuan dikarenakan tidak mengeluarkan banyak tenaga dan bersifat sebagai hiburan semata. Dari data yang diperoleh dari informan 1 yang mengatakan bahwa permainan bekelan, gatheng, dan yeye dimainkan oleh anak- anak perempuan memang benar, namun anak-anak di desa Bejiharjo sudah jarang memainkan permainan yeye dan pasaran. 1.2. Permainan Tradisional yang cenderung dimainkan oleh anak laki-laki Permainan yang dimainkan oleh anak laki-laki yaitu benthik, engkol, layangan, gendiran, egrang, dan bas-basan. Pada permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki karena cenderung menguji ketangkasan dan banyak mengeluarkan tenaga. Kebanyakan permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki yang berusia 6-12 tahun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat informan 1 sebagai berikut.