Blarak-blarak sempal Tata Cara Permainan Cara Bermain

Permainan ini memerlukan alat permainan yaitu sepet kulit kelapa yang cukup besar dan masih utuh. Kulit kelapa ini digunakan sebagai tumpuan atau landasan bertumpunya kaki-kaki para pemain. Cara bermain permainan ini yaitu sebagai berikut: a. Untuk menentukan siapa yang mentas “menang” dan siapa yang kalah dadi, mereka mengundi dengan hom-pim-pah. b. Pemain yang kalah dalam undian menjadi pemain dadi dan kelompok yang menang undian menjadi kelompok yang mentas. misalnya saja, a,b,c,d,e,f,g dan h. c. Kelompok yang kalah adalah a,b,c,dan d mendapat jatah untuk berdiri, sedangkan e,f,g,h sebagai pemenang meletakkan tumit kaki pada sepet dalam sikap duduk dengan kaki terjulur ke sepet seperti pada gambar di bawah: Gambar 6: Posisi pemain yang siap untuk diputar oleh pemain yang dadi Dok. Widarti, 2012 d. Kemudian kelompok yang dadi kalah berdiri sambil memegang tangan para peserta yang menang. e. Pemain a,b,c dan d mengangkat tangannya sampai pantat e,f,g, dan h terangkat sehingga tidak menyentuh tanah. Sambil mengangkat lawannya a,b,c dan d berjalan memutar sehingga terkadang dalam permainan ini mirip sekali dengan arena bermain trim-triman. f. Pemain yang dadi, semakin lama pemain yang kalah berputar semakin cepat pula pemain dari kelompok yang menang akan terjatuh, maka matilah mereka dalam satu kelompok. g. Kemuadian giliran e,f,g, dan h yang dadi dan a,b,c, dan d yang menang. h. Permainan dilanjutkan sama seperti yang dimainkan sebelumnya.

6. Cublak-cublak suweng

Cublak-cublak suweng adalah permainan yang sering dimainkan oleh anak- anak putri. Permainan ini tidak dapat dilakukan oleh satu orang, melainkan lebih dari satu orang. Alat yang digunakan pada permainan ini adalah sekeping benda apa saja, misalnya batu, kerikil, kayu, atau uang logamyang biasanya disebut uwer. Akhir dari permainan ini yaitu yang kalah harus menebak siapa yang memegang benda yang digunakan dalam permainan ini. Hukuman akan terus diterima pada pemain jika pemain yang sedang dadi salah dalam menebak, berarti tetap kalah dan tidak digantikan dengan pemain yang lain. Tempat yang digunakan dalam permainan ini dapat ditentukan oleh pemain sendiri, biasanya permainan ini dilakukan di serambi atau diteras rumah. Namun, dapat juga bermain cublak-cublak suweng di tanah namun harus menggunakan tikar agar pemain yang dadi dapat berbaring menelungkup. Permainan ini terikat oleh suatu peraturan yaitu yang kalah harus menelungkup ke lantai tikar, kepala harus menghadap ke bawah supaya tidak dapat melihat siapa yang menggenggam uwer. Peraturan yang kedua yaitu yang menang duduk melingkari pemain yang menelungkup. 6.a. Cara permainan cublak-cublak suweng yaitu: a. Semua pemain melakukan Hom-pim-pah. Siapa yang terakhir kalah berarti „dadi‟ jadi. b. Yang „dadi‟ jadi harus menelungkup kelantai tikar. Kepala menghadap kebawah. Hal tersebut di pertegas olah pernyataan dari informan 1 yang menyatakan bahwa “Manawi sampun mangertos sinten ingkang dadi meika, lajeng lare ingkang dadi menika kaya mirip sujud mengkurep, lan kanca-kanca liane nyelehke astanipun wonten ing boyok lare ingkang dadi kalawau ” „apabila sudah tahu siapa anak yang jadi atau jaga, kemudian anak yang jaga harus tengkurap seperti sujud, dan teman-teman lainnya menaruh tangan di punggung anak yang jaga‟ CLW 01. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari informan 2 sebagai berikut: “Bocah kuwi anggone lungguh ana ing tengah-tengah bocah liyane sing menang. Anggone lungguh kudu madep mangisor supaya awake bisa dadi papan kanggo ndelehake tangan-tangan bocah sing menang. Yen mangkono kuwi, banjur bocah liyane lungguh ngubengi bocah sing dadi kuwi mau” “anak tersebut duduk di tengah-tengah teman-teman lainnya yang menang. Posisi duduk harus menghadap ke bawah supaya badan dari si anak tersebut bisa sebagai tempat tangan teman-teman lainnya. Kalau sudah begitu, kemudian teman- teman lainnya duduk mengelilingi anak tersebut” CLW 02.