Dhingklik oglak-aglik Tata Cara Permainan Cara Bermain

Permainan oglak-aglik baik digunakan sebagai sarana sosialisasi bagi anak- anak umur 7-10 tahun, sebab dalam permainan ini semua pemain mempunyai fungsi untuk menopang kaki masing pemain dalam kelompoknya, dan menyanyikan lagu yang sama. Mereka saling membantu untuk tetap utuh dan tidak terjatuh. Jumlah pemain ini dapat tiga ataupun empat orang anak. Namun, jika permainan ini dipertandingkan maka memerlukan kelipatan dua untuk dibandingkan atau dilombakan. Permainan ini dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan atau campuran anak laki-laki dan perempuan. Peserta dhingklik oglak-aglik memerlukan banyak pemain. Hal tersebut seperti pernyataan informan 1 bahwa “lajeng dolanan dhingklik oglak-aglik menika caranipun kedah kelompok, dados perlu kanca ingkang kathah ” „kemudian permainan dhingklik oglak-aglik caranya harus berkelompok, sehingga memerlukan banyak teman‟ CLW 01. Pendapat di atas sejalan dengan informan 3 yang menyatakan bahwa : “dhingklik oglak-aglik menika ugi asring dingge dolanan ing sekolahan. Caranipun nggih lare-lare ndamel kalompok, lajeng saben kelompok menika damel posisi bunder…”CLW 03 „dhingklik oglak-aglik tersebut sering digunakan untuk bermain di sekolahan. Caranya dengan berkelompok, kemudian setiap kelompok membuat posisi melingkar…”. Perbedaan umur yang terpaut jauh akan menimbulkan ketidakkekompakan kelompok, sebab besarnya tidak merata sehingga berakibat kurang kokoh dan mudah terjatuh. 9.a. Cara-cara bermain dhingklik oglak-aglik yaitu : a. Bermain dhingklik oglak-aglik harus berpasangan dan harus berkemolompok genap. b. Lebih dahulu membentuk lingkaran dengan saling bergandengan tangan dan saling berhadapan. c. Misalnya, pemainnya A,B,C danD. A, B,C dan D saing berhadapan. Lalu B dan C menerobos “brobos” dibawah lengan si A, namun tangan jangan sampai lepas. Setelah si B dan si C menerobos maka mereka saling membelakangi. d. Salah satu kaki peserta diangkat untuk dijadikan tumpuan, misalnya si A, lalu kaki si C mengaitkan pada kaki si A, dilanjutkan kaki si D dan si B. Setelah kaki saling tekait sehinga sangat kokoh, mereka melepaskan tangan yang saling bergandengan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh informan 1 sebagai berikut: “Padatanipun jumlah lare wonten ing kelompok menika antawisipun 3 ngantos 4 lare. Menawi sampun damel kelompok, lajeng dolanan saged diwiwiti kanthi gawe bunderan lan tangan kedah sami gandhengan. Lajeng lare-lare pada njepitke setunggal sikil lan tumpuk-tumpukan supados boten ical lan nyanyeke lagu dhingklik oglak-aglik ” CLW 01. “biasanya jumlah anak di setiap kelompok tersebut misalnya 3 sampai 4 orang. Apabila sudah membuat kelompok, kamudian permainan dapat dimulai dengan membuat lingkaran dan posisi tangan bergandengan. Lalu anak-anak pada menjepitkan satu kaki dan saling menumpukan kaki agar tidak lepas dan selanjutnya menyanyikan lagu dhingklik oglak-aglik .” Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat dari informan 3, sebagai berikut: “nggih lare-lare ndamel kalompok, lajeng saben kelompok menika damel posisi bunder gandengan lan sikil saben lare menika sami selip-selipan supados mboten ucul kae. Lajeng pada nyanyi dingkilik ogglak-aglik, sinten igkang tahan sewu menka ingkang menang.” CLW 03 “ya anak-anak membuat kelompok, kemudian setiap kelompok tersebut membuat posisi lingkaran dan kaki setiap anak berselipan supaya tidak lepas. Kemudian pada bernyanyi dhingklik oglak-aglik, siapa yang tahan biasanya akan menang”. Hal tersebut akan tampak jelas apabila melihat gambar anak sedang bermain dhingklik oglak-aglik. Terlihat beberapa anak sedang berusaha membuat lingkaran, dan saling menyelipkan kaki. Gambar 11: Sekelompok anak sedang berusaha membuat lingkaran Dok.Widarti, 2012 e. Lalu mereka melonjak-lonjak sambil bertepuk tangan dan menyanyikan lagu dhingklik oglak-aglik. Lagu itu dinyanyikan terus menerus dan berakhir jika ada pemain yang terjatuh. 9.b. Aturan permainan: a. Kelompok yang jatuh terlebih dahulu itulah yang kalah. b. Bagi yang kalah dihukum oleh pemenang untuk mengendong pemain yang menang. c. Pemain yang terpisah ikatan maka dianggap jatuh dan kalah.

10. Egrang

Egrang adalah permainan yang menggunakan alat yang terbuat dari bambu. Egrang yang terbuat dari bambu dengan panjang ± 3 meter yang dilengkapi dengan pijakan dari salah satu ruas bambu atau papan dari kayu. Sedangkan egrang yang terbuat dari tempurung kelapa yang dibelah menjadi dua sehingga menyerupai setengah bola, kemudian diberi lubang tengahmya untuk diberi tali untuk memudahkan pemakai untuk mengangkat tempurung tersebut pada waktu dimainkan. 10.a. Cara bermain permainan ini adalah sebagai berikut: a. Pemain harus naik ke egrang dan meletakkan kedua kaki pada papan atau pancadan yang berada pada ruas bambu. Hal tersebut diperkuat dengan adanya foto di bawah ini : Gambar 12 : Seorang anak membawa egrang Dok.Widarti,2012 b. Egrang dapat berjalan jika terdapat keseimbangan pemain dalam mengangkat bambu satu demi satu dengan tangan, serta kaki yang berada dalam pancadan harus mengayunkan bambu bersama-sama pada saat tangan mengangkat bambu tersebut untuk berjalan. Hal tersebut dapat dipertegas oleh pernyataan informan 1 sebagai berikut: “Caranipun dolanan menika nggih namung numpaki egrang menika lajeng dingge mlampah-mlampah kaliyan kanca-kanca. Padatanipun menawi dolanan menika kedah gentenan kaliyan kanca-kanca. Intine sapa mawon ingkang saged numpak egrang yo kedah gentenan anggenipun dolanan ” CLW 01. “caranya bermain ya hanya menaiki egrang kamudia untuk berjalan-jalan bersama-teman-teman. Intinya, siapa saja anak yang bisa menaiki egrang ya harus bergantian pada saat bermain.” Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat dari informan 3 yang menyatakan bahwa: “Egrang menika namung saged dingge dolanan kangge lare-lare ingkang saged numpaki egrangipun. Dados mboten sedaya saged dolanan, ananging