Jamuran Tata Cara Permainan Cara Bermain

c. Misalnya yang bermain adalah A,B,C,D,E,F,G, dan ternyata pemain yang kalah adalah A, maka pemain A berdiri ditengah-tengah pemain lainnya dan si A sebagai pancer “pusat” sedangkan yang lain berdiri mengelilingi A dengan bergandengan tangan sambil menyanyikan lagu Jamuran. Saat mengelilingi A pemain yang lain harus bergandengan tangan membentuk lingkaran , sehingga jika dilihat lingkaran tersebut seperti jamur. Gambar 17: Posisi pemain yang sedang bermain Jamuran Dok.Widarti, 2012 Gambar di atas diperjelas dengan adanya pendapat dari informan yang menyatakan sebagai berikut: “…Manawi sampun, mangke lare ingkang jaga menika ngadeg ing setengahing bunderan. Bunderan menika dipundamel kaliyan kanca-kanca sanesipun, sedaya sami gandhengan asta saha nyanyi lagu jamuran. Lare- lare kuwi mau nyanyi campur mubeng saengga krasa rukun, rame, lan gayeng” CLW 01 “…jika sudah, nanti anak yang berjaga ini berdiri di tengah-tengah lingkaran. Lingkaran ini terbentuk oleh anak-anak yang lainnya, semua bergandengan tangan serta menyanyikan lagu Jamuran. Anak-anak itu suka bernyanyi serta berputar sehingga terasa rukun, rame dan asyik” CLW 01 Pendapat di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh informan 3 yang mengatakan sebagai berikut: “… kanca-kanca ingkang mboten jaga menika gandengan mbentuk kaya kalangan, lan lare ingkang dadi wonten sak jeroning kalangan. Lajeng kanca-kanca pada nyanyi jamuran, menawi sampun rampung nyanyi, lare ingkang dadi menika ngakon kanca-kanca supados dadi jamur miturut karepe lare kasebat.” CLW 03 “…teman-teman yang tidak berjaga ini saling bergandengan membentuk seperti lingkaran, dan anak yang jadi berada didalam lingkaran. Lalu teman- teman saling bernyanyi jamuran, jika sudah selesai bernyanyi, anak yang berjaga menyuruh teman-teman yang lain menjadi jamur seperti yang nginkan anak tersebut. ”CLW 03. d. Pemain yang menang berjalan bergandengan tangan mengelilingi A yang menjadi pusat sambil menyanyikan lagu jamuran sebagai berikut: Jamuran jamuran ya ge ge thok Jamuran, ya ge ge thok Jamur gajih mbejijih sak ara-ara Sira badhe jamur apa? e. Bersamaan dengan berhentinya lagu tersebut, maka berhenti berputar pemain yang menang dalam mengelilingi si A. Lalu pemain A menjawab petanyyan mereka, misalnya jamur ilir. f. Setelah mengetahui jawaban si A maka, pemain yang mentas berdiri dengan satu kaki sedangkan tangannya berada di pinggang. g. Jika mereka telah siapa pada posisi masing-masing maka, A harus memutarkan tubuh semua pemain secara bergiliran. Namun, jika pemain kedapatan terjatuh saat diputarkan tubuhnya maka, ia yang berhak mengantikan posisi si A berada di dalam lingkaran. h. Demikian permainan ini dapat diulang-ulang dari awal. i. Kalah dan menangnya pada permainan ini adalah semakin sering dia menjadi pusat maka ialah yang kalah.

15. Layangan

Layangan adalah salah satu jenis permainan anak tradisional yang masih menjadi permainan keseharian anak-anak di desa Bejiharjo. Layangan dimainkan pada musim kemarau, karena permainan tersebut membutuhkan arena yang luas. Permainan layangan menggunakan arena seperti, ngalas sawah kering dan lapangan. Seperti gambar dibawah ini: Gambar 18. Seorang anak sedang methek layangan. Dok.Widarti, 2012 Cara memainkan layangan tersebut sebagian besar tidak untuk beradu, akan tetapi dilihat dari keindahan jenis layangan dan ketinggian menerbangkan layangan. Masing-masing anak memiliki kreasi jenis layangan, dan kreasi warna perpaduan jenis warna. Layangan tersebut memerlukan bahan misalnya, bambu dan kertas. Kertas yang digunakan sebagian besar menggunakan kertas minyak warna, tetapi terkadang ada yang menggunakan kertas koran. Dari permainan tersebut, akan muncul nilai-nilai positif yang didapatkan oleh anak-anak. Nilai- nilai tersebut misalnya, nilai keindahan estetika, seni, dan semangat. Keindahan dan seni dapat dilihat dari perpaduan warna yang sering muncul dari angan-angan anak-anak yang dicurahkan ke dalam layangan yang dibuatnya. Selain itu, berbagai bentuk layangan yang sederhana, akan tetapi merupakan hasil karya anak-anak adalah nilai seni yang positif. Nilai semangat dan kebersamaan juga terbentuk dari awal pembuatan, saat nguloke menerbangkan layangan.

16. Kucingan-kucingan

Permainan ini menirukan gerakan kucing atau kebiasaan kucing yang menerkam mangsanya. Jadi permainan ini terinspirasi dari kegiatan kucing yang biasanya mengejar-ngejar mangsanya, yaitu tikus. Dalam permainan ini ada yang berperan sebagai kucing serta sebagai tikus yang dikejar-kejar untuk ditangkap. Selain itu ada juga anak-anak yang menjadi pagar pembatas bagi si kucing dan si tikus. Hal tersebut diperjelas dengan adanya pendapat dari informan 1 yang menyatakan bahwa : “Tata caraipun dolanan menika ingkang kaping setunggal hom pim pah, lajeng pingsut. Pingsut menika kangge nemtokaken sinten ingkang dadi tikus lan kucing. Padatanipun, ingkang dados kucing menika ingkang kalah pingsut. Saklajengipun, lare-lare sanes sami damel bunderan lan tangan kanthi gandhengan. Menawi sampun wiwit dolanan, kayata lumrahipun kucing menika mlayu-mlayu nguyak tikus. Kanca-kanca ingkang dados pager kedah mbuka lan nutup supados tikus saged mlebu metu, ananging ampun ngantos kucing menika saged mlebu kalangan bunderan tikus .” CLW 01 “ tatacara bermain permainan ini yang pertama hom pim pah, lalu pingsut. Pingsut ini digunakan untuk menentukan siapa yang jadi tikus dan kucing. Biasanya, yang jadi kucing ini yang kalah pingsut. Lalu, anak-anak yang lain membuat lingkaran dan tangannya bergandengan. Jika sudah mulai bermain, seperti biasanya kucing ini berlari-lari mengejar tikus. Teman-teman yang menjadi pagar harus membuka dan menutup agar tikus dapat keluar masuk, namun jangan sampai kucing ini bisa masuk lingkaran tikus .” CLW 01 Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat dari informan 2. Pernyataan tersebut sebagai berikut: