kriminal yang dibongkar secara detail. Wartawan surat kabar Lampu Hijau juga kerap menanyakan hal-hal yang ringan
namun bersifat pribadi yang tidak ada kaitannya dengan kepe
ntingan umum seperti “sudah makan atau belum?” atau pertanyaan nyeleneh lainnya kepada narasumber pelaku
kejahatan.
58
Perbuatan tidak menghormati kehidupan pribadi narasumber ini jelas melanggar Kode Etik Jurnalistik.
Tujuan wartawan melakukan hal tersebut adalah untuk menggali sisi humanis yang terabaikan oleh pihak lain.
59
Mungkin wartawan memang memiliki tujuan yang baik karena ingin mengungkap sesuatu yang sering terabaikan
sehingga mampu menyentuh sisi emosional pembaca. Namun kembali lagi bahwa negara Indonesia adalah negara yang
berlandaskan atas dasar hukum. Sehingga aturan yang telah dibuat tetap harus tetap ditegakkan karena aturan tentu dibuat
dengan penuh pertimbangan dan demi kebaikan berbagai pihak.
58
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016
59
Hasil wawancara bersama Syahroni, Pemimpin Redaksi surat kabar Lampu Hijau pada 14 April 2016 pukul 18.30 sd 19.30 di Gedung Rumah Pena lantai 3, Jakarta Barat
j. Pasal 10: wartawan Indonesia segera mencabut, meralat,
dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa
60
Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik pasal 10 oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau adalah sebagai berikut:
61
Poin Penerapan
Pelanggaran Tentatif
1. Wartawan bersedia
mencabut, meralat, dan memperbaiki
berita yang keliru -
Tabel 4.10 pelaksanaan pasal 10 Kode Etik Jurnalistik
Wartawan surat kabar Lampu Hijau menerapkan Kode Etik Jurnalistik pasal 10 yang menyebutkan bahwa
“wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa”.
62
Hal ini memang jarang terjadi, namun saat dihadapi dengan masalah seperti ini pihak Lampu Hijau
menyatakan bersedia melakukan ralat ataupun menyatakan
60
Pasal 10 Kode Etik Jurnalistik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK-
DPIII2006, dalam buku “Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik” karya Wina Armada Sukardi
61
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016
62
Pasal 10 Kode Etik Jurnalistik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK-
DPIII2006, dalam buku “Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik” karya Wina Armada Sukardi
permohonan maaf secara resmi, tergantung dari permintaan pihak yang bersangkutan dan hasil kesepakatan bersama.
63
Jika pihak yang bersangkutan dan dalam hal ini yang memberikan teguran hanya meminta permohonan maaf
secara pribadi, maka pihak Lampu Hijau akan melakukan hal tersebut dan tidak perlu membuat berita ralat pada edisi
selanjutnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan mengenai kejadian pemberitaan informasi yang keliru
tersebut berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak.
k. Pasal 11: wartawan Indonesia melayani hak jawab dan
hak koreksi secara proporsional
64
Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik pasal 11 oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau adalah sebagai berikut:
65
Poin Penerapan
Pelanggaran Tentatif
1. Melayani hak jawab -
- 2.
Melayani hak koreksi
- -
Tabel 4.11 pelaksanaan pasal 10 Kode Etik Jurnalistik
63
Hasil wawancara bersama Syahroni, Pemimpin Redaksi surat kabar Lampu Hijau pada 14 April 2016 pukul 18.30 sd 19.30 di Gedung Rumah Pena lantai 3, Jakarta Barat
64
Pasal 11 Kode Etik Jurnalistik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK-
DPIII2006, dalam buku “Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik” karya Wina Armada Sukardi
65
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa wartawan surat kabar Lampu Hijau menerapkan Kode Etik Jurnalistik pasal
11. Da lam pasal ini disebutkan bahwa “wartawan Indonesia
melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional”.
66
Hal ini tentu sangat erat kaitannya dengan pasal 10 yang membahas ralat terhadap pemberitaan yang keliru. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pihak Lampu Hijau bersedia memperbaiki kekeliruan apabila terdapat teguran
dari pihak yang bersangkutan.
67
Hal ini tentu menunjukkan bahwa pihak Lampu Hijau melayani hak jawab dan hak
koreksi. Media yang tidak melayani hak jawab maupun hak
koreksi tentu tidak akan mau mendengarkan aspirasi dari para pembaca. Lain halnya dengan surat kabar Lampu Hijau yang
masih mau memedulikan teguran dari pihak lain bahkan bersedia melakukan ralat jika memang terbukti terdapat
kekeliruan dari pemberitaan yang disajikan.
66
Pasal 11 Kode Etik Jurnalistik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK-
DPIII2006, dalam buku “Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik” karya Wina Armada Sukardi
67
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016