Pasal 1: Wartawan Indonesia bersikap independen,
sudut pandang dari salah satu pihak yang terlibat dalam suatu kejadian. Wartawan sudah puas dengan mendapatkan
wawancara dari salah satu pihak saja tanpa mencoba mengimbanginya dengan melakukan wawancara pada pihak
lain yang juga bersangkutan. Hal ini jelas akan menjadi berat sebelah dan prinsip cover both side tidak dijalankan.
7
Berikuti salah satu contohnya:
8
Penipu Tiket Exo dibekuk, Rp 40 juta rupiah hasil Nipu dibelanjain Make Up
Lampu Hijau, Jakarta Selatan
Postur tubuhnya gempal. Pipinya chuby. Kulitnya putih. Itulah wanita yang terlihat di Mapolsek Tebet, Jakarta Selatan. Dia bukan
model, melainkan pelaku penipuan yang baru saja ditangkap polisi.
ni i ik h i ini i l 22 . Dia baru saja dibekuk di Jalan Kayu Manis 1, Jakarta Timur lantaran melakukan penipuan
dengan dalih menjual tiket konser palsu Group band exo seharga Rp 40 juta dari 17 tiket.
Peristiwa itu sendiri berawal dari Dhea Fitria 18 korban yang berkenalan dengan pelaku melalui media sosial. Kepada korban,
pelaku menawarkan kerja sama tentang penjualan tiket Exo kepada teman-temannya dengan harga miring.
Saat itu pelaku menjanjikan korban 20 persen dari hasil penjualan tiket tersebut. Dari situ korban pun gencar menawarkan kepada
teman-temannya. Alhasil 17 tiket pun terjual. Saat itu pelaku pun memberikan tiket tersebut kepada korban.
Tanpa dikroscek kembali, korban pun langsung memberikan kepada pelangganya. Namun nahas, beberapa waktu kemudian para
pelanggan korban kembali menghubunginya untuk meminta ganti rugi.
7
Hasil temuan observasi partisipatif pada 3 Mei 2016
8
Naskah siap cetak karya M. Isa Bustomi, diterima via email pada 12 Mei 2016 dari muhammadisabustomiyahoo.com
“ i ko n imin g n i gi, karena tiket yang diberikan palsu. Uang dari pelanggannya sudah ditransferkan korban ke
p l k ,” j K pol k T , Kompol N in R hm n, K mi 125.
Saat itu korban pun mencoba menghubungi pelaku, namun nomor yang digunakan sudah tidak aktif. Hingga pada akhirnya, korban
pun sempat memosting di salah satu forum online jual beli. Namun tak dapat hasil apapun.
Dengan pasrah, korban yang merasa tertipu langsung melaporkan ke Mapolsek Tebet, Jakarta Selatan. Polisi yang mendapatkan
laporan tersebut langsung melakukan penyelidikan.
l h m ng h i p m n i n p l k , poli i l ng ng m ng j n m m k kn Dari jumlah uang yang ditransfer korban, polisi
hanya mendapatkan barang bukti sebesar Rp 21 juta rupiah.
“ ng ng m k k p l k Rp 40 j T pi ng ki m nk n g i ng k i nf Rp 21 j pi h,”
ungkapnya. Dari pengakuan pelaku, uang hasil penipuan tersebut telah
dibelanjakan sejumlah alat Make up dan dugem dikawasan Jakarta Selatan. Kini, akibat perbuatannya pelaku terancam dikenakan
pas
l 3 K n ng p nip n ng n n m n 4 h n p nj
Dari naskah tersebut terlihat bahwa wartawan lebih fokus menonjolkan angle dari sudut pandang korban dan
pihak kepolisian, tanpa mencantumkan pernyataan dari pelaku kejahatan yang akan memengaruhi keberimbangan
berita. Jika melihat pemaparan mengenai pelanggaran Kode
Etik Jurnalistik di atas, maka dapat dikatakan bahwa wartawan surat kabar Lampu Hijau terindikasi memiliki
itikad buruk karena secara sadar melakukan pelanggaran. Meskipun demikian, pihak surat kabar Lampu Hijau
menyatakan bersedia melayangkan permohonan maaf apabila ada pihak tertentu yang merasa dirugikan.
9
Selain melakukan pelanggaran terhadap tiga poin yang terdapat dalam pasal 1 Kode Etik Jurnalistik, terdapat satu
poin yang dilaksanakan secara tentatif oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau yakni poin “menghasilkan berita yang
akurat”. Di satu sisi, wartawan surat kabar Lampu Hijau dinilai
tidak menerapkan prinsip menghasilkan berita yang akurat, karena wartawan sendiri mengakui kerap kali melakukan
pelintiran data.
10
Lagi-lagi hal ini terjadi karena tuntutan yang mereka miliki untuk selalu menghadirkan berita yang
menarik, bombastis, dan sensasional. Salah satu contoh yang jelas terlihat adalah pada saat
wartawan akan menuliskan kasus bullying yang dilakukan oleh siswa sebuah SMA Negeri di Jakarta. Salah satu
perbuatan yang dilakukan saat mem-bully adalah dengan menyiramkan air mineral kepada korban. Dalam hal ini
wartawan terpikir untuk mengganti data penggunaan air
9
Hasil wawancara bersama Syahroni, Pemimpin Redaksi surat kabar Lampu Hijau pada 14 April 2016 pukul 18.30 sd 19.30 di Gedung Rumah Pena lantai 3, Jakarta Barat
10
Pengakuan secara tersirat oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau pada 9 Mei 2016
mine ral dengan air teh. “Kalau air putih kayaknya kurang
seru deh, ganti pake air teh aja kali ya,” ujar wartawan saat
akan menuliskan berita.
11
Hal ini pada akhirnya memang tidak dilakukan, mengingat berita tersebut juga dimuat oleh
wartawan media lain, sehingga akan menjadi rancu jika ia menghadirkan data yang berbeda. Namun terlihat bahwa
wartawan telah memiliki niat untuk melakukan pelintiran data.
Wartawan juga kerap kali menerima informasi dari berbagai pihak seperti informan, rekan sesama wartawan,
media online, dan media sosial, yang tak jarang tidak diperiksa lagi kebenarannya.
12
Wartawan kerap kali akan menulis mentah-mentah sehingga akurasi berita perlu
dipertanyakan. Dengan adanya pengubahan data yang sengaja diatur agar lebih terkesan dramatis dan sensasional serta tidak
mengecek kebenaran informasi, maka esensi dari akurasi berita sudah menghilang.
Namun di sisi lain, wartawan juga tetap menghadirkan berita yang terjaga akurasinya, jika kejadian yang ada benar-
benar telah dianggap menarik apa adanya, sehingga tanpa dilakukan pelintiran pun data yang tersaji sudah menarik.
11
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2 Mei 2016
12
Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016
Selain menerima informasi dari berbagai pihak termasuk informan, wartawan juga melakukan peliputan sendiri dengan
langsung terjun ke lapangan. Jika hal ini dilakukan maka akurasi berita akan lebih terjaga.
Karena di satu sisi wartawan dapat menjaga akurasi berita, sedangkan di sisi lain wartawan itu sendiri yang
mengganggu akurasi berita, maka poin “menghasilkan berita yang akurat” yang terdapat dalam pasal 1 Kode Etik
Jurnalistik ini dapat dinyatakan sebagai pelaksanaan tentatif terhadap Kode Etik Jurnalistik pasal 1 yang dilakukan oleh
wartawan surat kabar Lampu Hijau.