Media Massa Era Penjajahan

Indonesia, yang menunjukkan jati dirinya sebagai pers perjuangan. 5 Haris Sumadiria mengatakan “Orientasi mereka hanya pada bagaimana mengamankan dan mengisi kemerdekaan. Lain tidak. Bagi pers saat itu, tak ada tugas yang paling mulia kecuali mengibarkan merah putih setinggi- tingginya”. Dalam pernyataan yang dilontarkan Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul “Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profes ional” tersebut menunjukkan betapa pers yang muncul di masa awal kemerdekaan benar-benar mencintai negara ini, dan karena kecintaannya tersebutlah mereka rela mengabdi pada negara untuk menjaga keamanannya dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak merugikan negara. Rasa cinta tersebut juga lah yang membuat mereka merasa bahwa mengibarkan bendera merah putih setinggi- tingginya adalah tugas yang paling mulia bahkan tidak ada tugas lain yang lebih mulia dibanding itu. Dalam kalimat “mengibarkan bendera merah putih setinggi- tingginya” tersebut peneliti mendapat pemahaman bahwa tidak hanya makna tersurat yang terkandung dalam kalimat itu, melainkan juga mengandung makna tersirat.Makna tersurat, tentulah benar-benar mengibarkan bendera merah putih sebagai bentuk apresiasi dari keberhasilan perjuangan yang telah diraih. 5 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20 Adapun makna tersiratnya adalah mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal positif yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa, bukan hanya di mata para penghuninya namun juga di mata dunia. Terlebih masa awal kemerdekaan merupakan sebuah fase kehidupan baru yang dialami bangsa ini setelah dijajah selama berabad-abad. Namun rupanya masa bulan madu yang dialami pers Indonesia tak berlangsung lama. Lima tahun setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1950, pers Indonesia tergoda dan hanyut dalam dunia politik praktis, sehingga pers pada saat itu lebih banyak menjadi corong partai-partai politik besar dan masa ini disebut sebagai pers partisan. 6 “Pers partisan artinya pers secara dengan sadar memilih untuk menjadi juru bicara sekaligus berperilaku seperti partai politik yang disukai dan didukungnya”. 7 Jika orientasi pers sudah beralih dari orientasi “mengamankan dan mengisi kemerdekaan” menjadi orientasi “politik”, tentu cara kerja yang dilakukan juga berubah. Jika sebelumnya pers perjuanganmerasa mulia mengabdikan diri untuk kepentingan negara, maka pers partisan ini justru mengabdikan diri untuk kepentingan golongan partai tertentu. Hal ini juga tentu akan mengubah cara penyajian yang awalnya objektif menjadi 6 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20 7 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20