Pasal 3: wartawan Indonesia selalu menguji informasi,

Wartawan akan langsung menuliskan informasi tersebut menjadi berita. 26 Namun saat informasi yang diterimanya masih terasa samar atau dinilai masih terdapat data yang kurang, wartawan akan menguji keakuratan informasi tersebut melalui pihak kepolisian untuk mengonfirmasi kebenaran peristiwa kriminal yang terjadi. 27 Karena itulah pelaksanaan kegiatan menguji informasi yang disebutkan dalam pasal 3 poin 1 dinyatakan tentatif. Adapun pelanggaran yang dilakukan wartawan terkait pemberitaan yang tidak berimbang telah dijelaskan sebelumnya pada pasal 1 poin 3, yakni mengenai pengabaian asas cover both side yang kerap dilakukan oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau. Selanjutnya wartawan surat kabar Lampu Hijau melakukan penerapan pada pasal 3 poin 3 dan 4 Kode Etik Jurnalistik terkait pencampuran fakta dan opini serta pelaksanaan asas praduga tak bersalah. Dalam penyajian pemberitaan, wartawan tidak menunjukkan adanya pencampuran fakta dan opini. Kejadian ditururkan dengan gaya bercerita berupa informasi yang 26 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016 27 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016 didapatkan oleh wartawan. Kalimat yang dipakai juga menggunakan gaya tutur dan tidak terlihat adanya unsur menyisipan opini di dalam penggunaan bahasanya. Wartawan kerap menggiring arah pembicaraan agar narasumber mengungkapkan hal yang dianggap menarik. 28 Cara ini lah yang dilakukan untuk menghindari adanya pencampuran fakta dan opini. Wartawan juga menerapkan asas praduga tak bersalah, karena wartawan tidak menghakimi seseorang tanpa alasan. Hal ini erat kaitannya dengan pencampuran fakta dan opini. Jika sebelumnya dikatakan bahwa wartawan tidak mencampurkan fakta dan opini, maka tentu wartawan tidak menghakimi tanpa adanya data awal yang kuat.

d. Pasal 4: wartawan Indonesia tidak membuat berita

bohong, fitnah, sadis, dan cabul 29 Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik pasal 4 oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau adalah sebagai berikut: 30 28 Hasil temuan observasi partisipatif bersama wartawan surat kabar Lampu Hijau pada 8 Mei 2016 29 Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK- DPIII2006, dalam buku “Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik” karya Wina Armada Sukardi 30 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016 Poin Penerapan Pelanggaran Tentatif 1. - - Tidak membuat berita bohong 2. Tidak membuat berita fitnah - - 3. - Tidak membuat berita sadis - 4. - Tidak membuat berita cabul - 5. - Mencantumkan waktu pengambilan gambar yang dimuat - Tabel 4.4 pelaksanaan pasal 4 Kode Etik Jurnalistik Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat satu poin yang tentatif dilaksanakan, satu poin yang diterapkan, dan tiga poin yang dilanggar dalam pasal 4 Kode Etik Jurnalistik oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau. Tuntutan untuk menghasilkan berita yang menarik, bombastis, dan sensasional terkadang membuat wartawan melakukan pelintiran berita terhadap berita yang dianggap kurang menarik. 31 Pelintiran berita ini tentu akan memengaruhi akurasi berita dan tentu membuat wartawan 31 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016 melakukan kebohongan karena menyajikan berita yang tidak sesuai dengan fakta yang seharusnya. Namun di sisi lain, banyak juga kejadian yang memang benar-benar bombastis dan sensasional, sehingga wartawan surat kabar Lampu Hijau dapat langsung memberitakan sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan apa adanya. 32 Saat melakukan hal ini, wartawan tentu menerapkan prinsip untuk tidak menyajikan berita bohong. Ada masa di mana wartawan terpaksa berbohong, dan sering kali wartawan tetap menyajikan berita sesuai fakta yang sebenarnya dan apa adanya. Karena itulah poin yang melarang penyajian berita bohong dinilai tentatif dilaksanakan oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau. Dalam pasal 4 ini juga terdapat poin yang menyatakan larangan untuk membuat berita fitnah. Hal ini diterapkan oleh wartawan surat kabar Lampu Hijau karena Berita yang disajikan dalam surat kabar Lampu Hijau didasarkan kepada fakta. Meskipun terkadang wartawan melakukan pelintiran data agar terkesan lebih menarik, namun hal itu tidak sampai menimbulkan fitnah kepada pihak tertentu. 33 Pelintiran data dilakukan terhadap hal-hal yang ringan, dan fokus wartawan 32 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016 33 Hasil observasi partisipatif bersama M. Isa Bustomi, wartawan surat kabar Lampu Hijau wilayah Jakarta Selatan pada 2-15 Mei 2016