Surat Kabar LANDASAN TEORI

Robert McChesney mengatakan “ketika kepemilikan secara nasional terkonsentrasi pada bentuk rantai, jurnalisme menjadi refleksi kepentingan para pemilik dan pengiklan daripada ragam kepentingan dari sebuah masyarakat”. 20 Salah satu kepentingan para pemilik adalah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena itulah tak heran jika akhirnya surat kabar rela mengganti ruang pada halaman koran, yang seharusnya dapat digunakan untuk memuat berita, dengan iklan. Hal ini disebut sebagai komersialiasi media. 21 Dengan menempatkan iklan pada kolom di surat kabar, secara otomatis kuantitas berita akan menurun. Padahal tujuan utama dari penerbitan surat kabar adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

D. Empat Teori Pers

Menurut Haris Sumadiria, Pers seringkali dianggap sama dengan jurnalistik meski sebenarnya tidak. 22 Anggapan adanya kesamaan antara pers dan jurnalistik ini mungkin dapat terjadi karena adanya hubungan yang sangat erat antar keduanya. Hubungan yang erat tersebut tentu terjalin karena pers dan jurnalistik berada dalam ruang lingkup yang sama, yakni mengenai pemberitaan. 20 Apriadi Tamburaka, LIterasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h. 139 21 Apriadi Tamburaka, LIterasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h. 139 22 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 1 Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul “Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional” juga mengatakan bahwa “jurnalistik menunjuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan media ”. 23 Dengan demikian perbedaan antara pers dan jurnalistik dapat terlihat dari spesialisasi yang dimiliki. Seperti yang telah disebutkan bahwa jurnalistik adalah bagian dari proses kegiatan wartawan mengumpulkan informasi, sedangkan pers adalah media yang menampung ataupun menyalurkan pemberitaan. Dalam hal ini terlihat bahwa jurnalistik fokus kepada objek manusia, sedangkan pers lebih kepada wadah media itu sendiri. Dengan adanya hubungan yang erat dan saling berkesinambungan antara pers dan jurnalistik, maka muncullah apa yang disebut dengan jurnalistik pers. Jurnalistik pers ini dapat diartikan sebagai proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita melalui media berkala pers kepada masyarakat. 24 Keduanya saling melengkapi satu sama lain. Jurnalistik tanpa pers akan menyebabkan kegiatan pencarian berita sia-sia karena tidak sampai kepada masyarakat. Pers tanpa jurnalistik juga akan pincang karena tidak memiliki bahan informasi untuk disampaikan. Kembali pada teori pers, di dunia ini terdapat empat macam teori pers yang muncul seiring berjalannya waktu sesuai dengan keadaan, 23 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 1 24 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 1 situasi, serta kondisi yang terjadi pada masa perkembangannya. Keempat teori pers tersebut di antaranya adalah teori pers otoriter, teori pers liberal, teori pers bertanggung jawab sosial, dan teori pers komunis Soviet. 25 Keempat teori pers ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berkembang sesuai dengan keadaan, situasi, serta kondisi yang terjadi pada masa perkembangannya masing-masing.Hal ini tentu menyebabkan adanya perbedaan dari masing-masing teori pers tersebut. Dalam buku “Empat Teori Pers” yang merupakan terjemahan dari buku “The Four Theories of the Press” diungkapkan bahwa perbedaan-