Interaksi masyarakat The Extinction Factors Of Banteng (Bos Javanicus) In Leuweung Sancang Natural Reserve West Java

penggembalaan tersebut sangat jelas mempengaruhi terhadap populasi banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang. Gambar 11. Hubungan populasi banteng dengan luas padang penggembalaan

2. Interaksi dan persepsi masyarakat

Interaksi masyarakat yang mempengaruhi langsung terhadap penurunan populasi banteng dilihat dari banyaknya kegiatan masyarakat yang dilakukan di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang pengambilan hasil laut, pemukiman, perambahan dan ziarah, sehingga diberikan nilai 10 untuk setiap kegiatan masyarakat. Penilaian ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses analisis, sehingga dapat dilihat pada Gambar 12. Semakin banyak kegiatan atau interaksi masyarakat yang dilakukan di dalam kawasan ternyata menyebabkan penurunan populasi banteng. Penilaian terhadap persepsi masyarakat berbeda dengan penilaian terhadap jumlah jenis kegiatan atau interaksi masyarakat terhadap kawasan. Persepsi masyarakat yang menyatakan bahwa banteng adalah hama diberikan nilai 10 karena dianggap bahwa persepsi ini merupakan persepsi negatif yang dapat menyebabkan penurunan populasi banteng, sedangkan persepsi yang menyatakan bahwa banteng merupakan satwa dilindungi yang harus dilestarikan diberikan nilai 40 karena memiliki persepsi positif yang mau melestarikan keberadaan banteng. Pada Gambar 12 terlihat bahwa semakin rendah atau negatif persepsi 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 20 40 60 80 100 120 140 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 E k o r Tahun Luas Padang Penggembalaan Populasi Banteng N il ai masyarakat terhadap keberadaan banteng, maka dapat mempengaruhi penurunan populasi banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang. Persepsi masyarakat yang negatif seperti telah dijelaskan di sub bab sebelumnya bahwa mendorong adanya perburuan. Hal ini berbeda dengan persepsi yang positif, yaitu masyarakat berpendapat bahwa banteng merupakan satwa yang sangat penting untuk dilindungi dan dilestarikan, sehingga keberaaan populasinya dimungkinkan akan tetap bahkan mengalami peningkatan tidak seperti pada Gambar 12. Gambar 12. Hubungan Populasi Banteng dengan Interaksi dan Persepsi Masyarakat

3. Status dan tata batas kawasan

Status atau lebih tepatnya fungsi kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang pada awalnya ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam dan Suaka Margasatwa Leuweung Sancang dan kemudian berubah menjadi Cagar Alam Leuwueng Sancang darat dan laut. Perubahan fungsi kawasan ini dapat mempengaruhi pengelolaan populasi banteng di dalam kawasan karena dengan statusnya sebagai cagar alam, maka pengelolaan terhadap spesies khususnya banteng tidak ada perlakuan atau kegiatan pengelolaan khusus untuk menjaga kelestarian banteng tersebut karena tujuan pengelolaannya adalah untuk menjamin kelestarian jenis tumbuhan danatau satwa beserta ekosistemnya danatau ekosistem tertentu, sehingga pengelolaan habitat maupun spesies di dalamnya cenderung dibiarkan 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 10 20 30 40 50 60 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 E k o r Nilai Interaksi Masyarakat Persepsi Masyarakat Populasi Banteng N il ai