Disiplin dan tanggung jawab
15. Pembinaan habitat lainnya yang sering dilakukan, yaitu pemeliharaan padang penggembalaan dan penanaman kembali area bekas perambahan. Pemeliharaan
padang penggembalaan hanya dilakukan sampai pada tahun 1989 pada dua lokasi padang penggembalaan yang dipelihara secara berkala, yaitu blok Cijeruk dan
Cipalawah. Pemeliharaan ini juga bekerjasama dengan pihak PTPN VIII Mira Mare yang bertujuan untuk meringankan biaya pemeliharaan dan adanya
tanggung jawab semua stakeholder. Kondisi demikian diperkirakan sangat mempengaruhi terhadap habitat banteng terutama ketersediaan pakan banteng.
Tabel 15 Kegiatan monitoringpembinaan habitat yang dilakukan pengelola Cagar Alam Leuweung Sancang
No Tahun
Jenis Informasi
1 1982
Inventarisasi Flora dan fauna serta Permasalahannya 2
1984 Inventarisasi Banteng
3 1984
Peta Penyebaran Banteng Skala 1 : 40000 4
1988 Inventarisasi Banteng
5 1989
Peta Penyebarang banteng Skala 1 : 40000 6
1990 Inventarisasi Flora dan fauna
7 1991
Inventarisasi Flora dan fauna 1000 ha 8
1992 Inventarisasi Banteng
9 1993
Inventarisasi Hutan Bakau 150 ha 10
1993 Peta Penyebaran banteng Skala 1 : 30000
11 1988; 1992
Analisis Vegetasi CALS 12
1984; 1988; 1992 Studi Dinamika Populasi Banteng
13 1984; 1988; 1992
Informasi Hubungan Banteng dengan habitatnya 14
1984; 1988; 1992 Informasi daya dukung habitat banteng
15 Peta Topografi Skala 1 : 500000
16 Peta Situasi Skala 1 : 30000
17 2011
Rekontruksi Pal batas kejasama semua pihak Sumber : Departemen Kehutanan 1994 dan analisis data primer.
Kegiatan pembinaan populasi banteng lainnya yang dilakukan pihak pengelola berdasarkan informasi beberapa media bahwa terdapat rencana
pemindahan banteng yang berada di Cagar Alam Leuweung Sancang dipindahkan ke hutan suaka margasatwa Pananjung Pangandaran sebagai tindak lanjut
rusaknya habitat Cagar Alam Leuweung Sancang yang diakibatkan adanya debu letusan Gunung Galunggung pada tahun 1983. Rencana tersebut tidak berhasil
karena proses penggiringanpemindahan tidak bisa dilakukan dengan mudah mudah Anonim 2002.
Tindak lanjut pihak pengelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam atas rusaknya kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang dan tidak ditemukannya
populasi banteng pada tahun 2003, maka berdasarkan informasi media akan
melakukan pengadaaan banteng kembali ke dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang sebanyak 60 ekor dari Taman Nasional Ujung Kulon. Hal ini
dapat didukung dengan dilakukannya pengukuran tapal batas kawasan dan dilanjutkan dengan pemulihahan kondisi hutan melalui kegiatan rehabilitasi.
Suyitno 1968 dan Dahana et al. 1980 menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan merupakan suatu pendidikan di luar sekolah tanpa paksaan yang
membuat seseorang yakin bahwa sesuatu yang disuluhkan atau disampaikan adalah lebih baik dan lebih menguntungkan dari pada yang telah dikerjakan serta
bertujuan untuk mengubah sikap dan keterampilan seseorang agar dapat melakukan pekerjaanya lebih baik. Kegiatan penyuluhan oleh petugas di Cagar
Alam Leuweung Sancang berdasarkan informasi masyarakat dan petugas resort Sancang terakhir dilakukan pada tahun 1993 dengan pemutaran film, sedangkan
pada tahun 2003 telah dilakukan sosialisasi berupa ekspose tentang arti penting kawasan konservasi untuk sistem penyangga kehidupan yang dilakukan di depan
Muspika Kecamatan Cibalong Andono 2004. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran agar tetap melestarikan banteng.
Kegiatan penyuluhan saat ini dilakukan oleh petugas resort Sancang dengan cara memberikan teguran atau himbauan secara langsung kepada masyarakat yang
berada di dalam kawasan yang dijumpai ketika kegiatan patroli untuk tetap menjaga kelestarian kawasan dengan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran
seperti pengambilan hasil hutan, terutama kayu kaboa yang sering diambil oleh masyarkat yang berziarah, pengambilan terumbu karang kepada para nelayan,
sedangkan jika diketahui masyarakat tersebut membuat pelanggaran atau mengambil hasil hutan yang ada di dalam kawasan, maka akan diberikan
peringatan agar tidak melakukan kembali dan dicatat identitas pelaku tersebut untuk dijadikan laporan dan catatan bagi pelaku. Kegiatan penyuluhan ini bisa
menjadi salah satu faktor untuk mengurangi terhadap kelestarian banteng agar interaksi masyarakat ke dalam kawasan dapat berkurang dan mempertimbangkan
keseimbangan serta kelestarian ekosistem dan tidak melakukan perburuan di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang dengan pengetahuan yang telah
disampaikan lewat penyuluhan.