5.3.4 Kegiatan PMP Patroli, Monitoring dan Penyuluhan
Kegiatan patroli merupakan satu fungsi mendasar dan terpenting dari satuan pengelola suatu kawasan yang dilindungi untuk melindungi dan mengamankan
kawasan dari gangguan manusia, baik yang berada di sekitar maupun yang jauh dari kawasan namun mempunyai akses yang tinggi terhadap kawasan tersebut,
atau bentuk gangguan lainnya, seperti perburuan, kebakaran, gangguan ternak, hama dan penyakit. Kegiatan patroli ini merupakan salah satu wewenang Polisi
Kehutanan yang merupakan pengelola di Resort Sancang, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
bahwa Polisi Kehutanan memiliki wewenang meliputi kegiatan dan tindakan kepolisian khusus di bidang kehutanan yang bersifat preventif, tindakan
administrative dan operasi represif, diantaranya mengadakan patroli atau perondaan di dalam kawasan hukumnya dan memeriksa surat-surat atau dokumen
yang berkaitan dengan hasil hutan di dalam kawasan. Kegiatan patroli di Cagar Alam Leuweung Sancang dilakukan secara rutin,
yaitu setiap hari kerja, terlebih jika ada laporan mengenai isu keamanan di dalam kawasan, baik dari masyarakat atau petugas yang kebetulan sedang patroli. Jika
kawasan dalam kondisi yang tidak aman, seperti ada laporan mengenai perburuan, perambahan dan sebagainya yang mengganggu terhadap kawasan maka patroli
akan dilakukan walaupun di luar hari kerja di seluruh kawasan. Kegiatan patroli
tersebut mencakup 3 kegiatan, yaitu identifikasi permasalahan dalam kawasan, monitoring kawasan dan penyuluhan kepada masyarakat.
Kegiatan patroli juga dapat dilakukan bersamaan dengan pendampingan penelitian atau pengunjung lain baik pelajar, mahasiswa, instansi maupun
masyarakat umum yang masuk ke dalam kawasan dengan tujuan penelitian, survei atau tujuan lainnya. Seperti halnya selama pendampingan dalam penelitian ini
terdapat empat kasus atau gangguan terhadap kawasan, yaitu pengambilan satu ikat rotan terjadi pada saat liburan idul fitri yang diangkut menggunakan motor
dari blok Cipangikisan, pembuatan tasbihkalung dari kayu kaboa Aegiceras corniculatus
di blok Cikajayaan yang dipercaya mengandung mitos, penggembalaan sapi dan kerbau di blok Cijeruk, Cibako dan rancaherang dan
perburuan di blok Cipalawah. Tindakan yang dilakukan oleh petugas berupa
penjelasan mengenai peraturan cagar alam dan teguran untuk tidak mengulanginya lagi. Kegiatan-kegiatan ini secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi keberadaan banteng karena terganggunya habitat dan aktivitas banteng.
Jalan yang digunakan untuk patroli berupa jalan setapak yang dengan ditambahkan batu-batuan kecil agar bisa dilalui oleh kendaraan bermotor yang
dibuat masyarakat untuk melintasi kawasan menuju pantai yang terletak di beberapa blok, yaitu blok rancaherang, blok cijeruk, blok PlangSancang, blok
Ciporeang dan blok Cipalawah. Jalan yang terletak di Rancaherang memiliki panjang ± 400 m dan hanya dapat dilalui oleh motor, sedangkan yang terletak di
Blok Cijeruk sepanjang 1 km, memotong padang penggembalaan Cijeruk. Jalan ini sering dilalui oleh kendaraan bermotor yang mengangkut hasil laut dari pantai
atau laut yang berada di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang ke luar kawasan. Jalan tersebut juga digunakan sebagai pintu masuk ke pantai untuk
kegiatan rekreasi. Jalan yang terletak di blok Ciporeang dibuat pada tahun 1970 ditujukan untuk jalan operasional dari Ciporeang ke pantai juga sebagai jalan
untuk rekreasi. Penggunaan jalan tersebut dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Jalan setapak tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.
a b
Gambar 10. Kondisi jalan setapak di dalam kawasan Cagar Alam
Leuweung Sancang a jalan setapak blok Plang b jalan setapak blok Cipalawah
Monitoring merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantau atau mengontrol keberlangsungan atau kondisi kawasan, baik dari segi fisik maupun
biotik kawasan. Kegiatan monitoringpembinaan habitat dapat dilihat pada Tabel