Penyebaran Populasi dan Penyebaran .1 Populasi

Penebangan kayu ilegal dan perambahan hutan yang terjadi di dalam kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang yang terjadi pada tahun 1998-2002 baru dapat dihentikan pada tahun 2003 dan langsung mulai dilakukan kegiatan rehabilitasi, yaitu penanaman kembali jenis-jenis yang ada di kawasan bekas penebanganperambahan, seperti kipahang Pongamia pinnata, teureup Artocarpus elastica, kenanga Canangium odoratum, bayur Pterospermum javanicum , hantap Sterculia oblongata dan salam Syzygium polyanthum. Perkembangan padang penggembalaan Cagar Alam Leuweung Sancang dari hasil beberapa penelitian dapat dilihat Tabel 7. Jumlah padang penggembalaan di Cagar Alam Leuweung Sancang tersebar di enam lokasi dengan luas keseluruhan 130 ha, yaitu Blok Cipalawah 30 ha, Cijeruk 10 ha, Cibako 20 ha, Ciporeang 20 ha, Cipadaruum 20 ha dan Cidahon 30 ha SBKSDA Jabar II 1993a; Subroto 1996; Kusnandar 1997. Alikodra 1983 menyatakan bahwa padang penggembalaan merupakan habitat yang digunakan oleh banteng setiap harinya secara tetap untuk berkumpul, makan, istirahat, mengasuh dan membesarkan anak, kawin dan interaksi sosial lainnya dari jam 11.00-18.00 WIB, sedangkan jam 18.00 WIB kembali ke hutan untuk bersembunyi dan jam 21.00-24.00 WIB mengunjungi tempat minum yang berdekatan dengan tempat bersembunyi. Penggunaan padang penggembalaan ini berbeda dengan Priyatmono 1996 yang menyatakan bahwa banteng yang berada di Taman Nasional Alas Purwo secara umum berada di padang penggembalaan pada pukul 06.00-07.00 WIB untuk merumput di samping terdapat juga kelompok banteng lain dari banteng yang masuk ke padang penggembalaan pada pukul 10.00-11.00 WIB, sedangkan Santosa et al. 2007 banteng sudah ditemukan di padang penggembalaan pada pukul 05.00 WIB dan terlihat masih istirahat di bawah pohon yang terdapat di padang penggembalaan tersebut, bahkan terdapat kelompok banteng yang tidur semalam di padang penggembalaan dan mulai melakukan seluruh aktivitasnya pada pukul 06.30 WIB dan keluar dari padang penggembalaan menuju hutan dataran rendah pada pukul 09.00 WIB. Tabel 7 Perkembangan padang penggembalaan Cagar Alam Leuweung Sancang Padang Penggembalaan Kondisi Tahun 1982 Jenuyanti 2002 1993 Jenuyanti 2002 1996 Subroto 1996 2011 Cijeruk - 7 m dpl - rumput yang sengaja ditanam - menara dalam keadaan baik - pemeliharaan secara berkala - 7 m dpl; - masih ada tanaman rumput gajah - Sebagian semak belukar - menara rusak berat; - 7 m dpl; - masih ada tanaman rumput gajah - Sebagian semak belukar 1 – 1.5 m; - menara rusak berat; - 7 m dpl; - semak belukar dan pohon dengan tinggi 4 – 5 m - terdapat penggembal aan ternak masyarakat Cipalawah - 10 m dpl; - posisi di tengah- tengah hutan primer; - sumber air cukup; - pemeliharaan secara berkala - 10 m dpl; - posisi di tengah- tengah hutan primer; - sumber air cukup; - sebagian ditumbuhi semak belukar - 10 m dpl; - posisi di tengah- tengah hutan primer; - sumber air cukup; - semak belukar 1.5 – 2 m - 10 m dpl; - ditumbuhi oleh semak belukar dan pepohonan dengan tinggi rata- rata 4 m Cibako - 58 m dpl; - Padang rumput; - pinggir hutan sekunder muda - 58 m dpl; - semak belukar; - pinggir hutan sekunder muda - 58 m dpl; - mayoritas semak belukar; - pinggir hutan sekunder muda - 58 m dpl; - semak belukar dan pepohonan dengan tinggi rata- rata 5 m Ciporeang - 42 m dpl; - Padang rumput - 42 m dpl; - sebagian ditumbuhi semak belukar - 42 m dpl; - semak belukar 1.5 – 2 m - 42 m dpl; - Semak dan pohon dengan tinggi 4 m Cipadaruum - 44 m dpl; - Padang rumput - sumber air cukup; - 44 m dpl; - mayoritas ditumbuhi semak belukar - sumber air cukup; - 44 m dpl; - hutan sekunder; - sumber air cukup; - 44 m dpl; - semak belukar dan pepohonan dengan tinggi rata- rata 4 m Cidaon - 75 m dpl; - Padang rumput - sumber air di tengah kawasan - 75 m dpl; - Semak belukar - 75 m dpl; - hutan sekunder - 75 m dpl; - semak belukar dan pepohonan rata-rata 5 m Perbedaan mengenai keberadaan padang penggembalaan yang digunakan oleh banteng berbeda pula dengan Lekagul McNeely 1977 yang menjelaskan bahwa banteng mengalami perubahan dari merumput di daerah terbuka pada pagi