Domisili The Extinction Factors Of Banteng (Bos Javanicus) In Leuweung Sancang Natural Reserve West Java
SIUP tersebut sesuai prosedur dan berdasarkan rekomendasi dari Camat Cibalong dan Pameungpeuk serta peninjauan tim SDAP. Selain itu, Kabupaten Garut
membantah bahwa ijin eksplorasi karena kawasan tersebut sebagian besar sudah menjadi pemukiman penduduk sekitarnya, yang sudah tidak layak disebut
kawasan cagar alam. Kabupaten Garut 2005; Anonim 2007. Pihak PT Asgarindo pun mengklaim bahwa eksplorasi tersebut tidak akan
berdampak terhadap lingkungan dikarenakan eksplorasi dilakukan sebatas pengambilan sampel dengan jarak 1 m x 1 km tiap titik pengambilan sampel.
Pengambilannya pun dengan mesin digerakkan diesel berdaya 16 PK dan pipa seukuran satu inci. Sampel diambil hanya seberat satu kg per titik eksplorasi.
Tujuan ekplorasi tersebut sebagai penelitian, untuk menentukan kadar deposit pasir besi, bentuk pengolahannya, dan titik transporasi pengangkutan pasir besi
nantinya sehingga untuk menuju tahapan eksploitasi masih cukup lama karena mesti menempuh sejumlah prosedur, antara lain pembuatan izin Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL dengan rencana pembuatannya akan bekerjasama dengan lembaga penelitian Universitas Padjadjaran dan Universitas
Garut. Hal ini sangat bertentangan dengan SK Menteri Kehutanan No. 682Kpts- II1990 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 92Kpts-II1990
tentang Penunjukkan Perairan Pantai di sekitar Cagar Alam Leuweung Sancang yang Terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Garut, Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat Seluas ± 683 ha sebagai Cagar Alam laut menyebutkan bahwa perairan pantai sekitar Sancang seluas 1150 ha termasuk cagar alam dan
diperlukan penyelesaian mengenai tumpang tindih kebijakan.