Penjelasan  konsep  dijelaskan  sebagai  basic  units  of  semantic  memory –
mental  categories  into  which  we  place  object,  activities,  abstractions  such  as “liberal” and “concervative”, and events that have essential features in common.
32
Konsep  merupakan  bagian  dasar  dari  memori  semantik.  Semantic  memory  atau memori  semantik  bisa  diartikan  sebagai  memori  yang  menjadi  tempat  dimana  kita
menempatkan  atau  mengingat  objek,  aktivitas,  abstraksi  pemisahan  dan  kejadian. Seseorang  yang  dalam  otaknya  sedang  menyusun  sebuah  konsep,  berarti  ia  sedang
berusaha  menempatkan  suatu objek,  aktivitas  dan  kejadian  dalam  memorinya  untuk diingat.
Dari  beberapa  penjelasan  mengenai  pemahaman  dan  konsep  tersebut,  maka dapat  disimpulkan  bahwa  definisi  pemahaman  konsep  ialah  sebuah  bentuk  usaha
seorang  siswa  untuk  mengartikan,  menafsirkan,  menerjemahkan  sebuah  informasi berupa objek, aktivitas, abstraksi pemisahan serta kejadian yang telah ia terima atau
alami  ke  dalam  memori  semantiknya,  kemudian  ia  nyatakan  informasi  tersebut menggunakan  caranya sendiri. Indikasi  seorang siswa telah  memahami konsep  ialah
mereka  telah  mampu  menerjemahkan,  menafsirkan  dan  menyatakan  kembali menggunakan cara tertentu dengan minim miskonsepsi.
b. Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di MISD
Pembelajaran  IPA  tidak  dapat  dipisahkan  dengan  pemahaman  konsep  siswa. Sering  tidak  tercapainya  pemahaman  konsep  dalam  pembelajaran  IPA  tidak  dapat
dianggap  sebagai  hal  yang  biasa.  Terlebih  apabila  pemahaman  merupakan  aspek kompetensi  yang  dijadikan  sebagai  tujuan  pembelajaran.  Seperti  yang  telah
diungkapkan  oleh  Wina  Sanjaya  2008,  terdapat  beberapa  aspek  dalam  setiap kompetensi  sebagai  tujuan  yang  ingin  dicapai,  yaitu:  1  pengetahuan,  2
pemahaman,  3  kemahiran,  4  nilai,  5  sikap  dan  6  minat.
33
“Pemahaman
32
Michael C. Passer, et al., Psychology: The Science of Mind and Behavior, New York: The McGraw Hill, 2007, p.292
33
Ibid, h. 133
understanding sebagai tujuan dapat diartikan sebagai kedalaman pengetahuan yang dimiliki  setiap  individu”.
34
Pemahaman  sebagai  salah  satu  aspek  yang  dijadikan tujuan  pembelajaran  tidak  dapat  dianggap  sepele.  Terlebih  aspek  pemahaman
merupakan tindak  lanjut dari pemerolehan pengetahuan  siswa dan  sebagai pengukur kedalaman pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa.
Penting bagi guru untuk tidak hanya memperhatikan hasil, namun terlebih lagi untuk memperhatikan proses pemelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran IPA.
Tujuan pembelajaran
pemahaman memiliki
beberapa indikator
yakni menerjemahkan,  menginterpretasi  dan  meramalkan.  Dapat  disebutkan  bahwa  sub
ranah  pemahaman  comprehension  dapat  dideskripsikan  ke  dalam  tiga  perilaku, “yakni  1  menerjemahkan  makna  pengetahuan  translation,  2  menafsirkan
interpretation dan 3 ekstrapolasi extrapolation ”.
35
Dari ketiga deskripsi tersebut, terdapat  tiga  bentuk  pemahaman.  Kemampuan  pemahaman  menerjemahkan,
kemampuan  pemahaman  menafsirkan  dan  kemampuan  pemahaman  ekstrapolasi. Seseorang  dapat  dikatakan  telah  mencapai  kemampuan  pemahaman  kognitifnya
apabila ia telah menguasai ketiga indikator pemahaman tersebut.
c.  Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat unsur utama maupun unsur pendukung. “Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan
alat,  serta  penilaian ”.
36
Unsur  utama  merupakan  unsur  yang  penting  adanya  dalam setiap  kegiatan  pembelajaran.  Apabila  kurang  salah  satunya,  maka  pembelajaran
tersebut kurang sempurna dalam pelaksanaannya. Pada  poin  ini  akan  dibahas  unsur  penilaian  dalam  proses  belajar  mengajar.
Penilaian  adalah  upaya  atau  tindakan  untuk  mengetahui  sejauh  mana  tujuan  yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak.
“Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai
34
Ibid, h. 131
35
Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 168.
36
Nana  Sudjana,  Penilaian  Hasil  Proses  Belajar  Mengajar,  Bandung:  PT.  Remaja Rosdakarya, 2010, h. 22.
alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa ”.
37
Dalam kegiatan belajar  mengajar,  penilaian  menjadi  salah  satu  unsur  utama  dikarenakan  guru  akan
mengetahui  sejauh  mana tujuan pembelajaran  yang dilaksanankannya telah tercapai. Dengan begitu, guru dapat melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran selanjutnya,
baik melakukan pengembangan atau perbaikan. Penilaian  tidak  dapat  dipisahkan  pada  segi  proses  atau  pun  hasil.  Keduanya
saling berkaitan. “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan  pengajaran,  sedangkan  hasil  belajar  adalah  kemampuan-kemampuanyang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
”.
38
Dengan kata lain, hasil belajar  tidak  ada  gunanya  tanpa  adanya  proses  belajar  mengajar  yang  dilakukan
sebelumnya.  Sedangkan  proses  tidak  dapat  diketahui  ketercapaiannya  tanpa dilakukannya penilaian.
1  Penilaian Proses Pembelajaran Pemahaman Penilaian  proses  pembelajaran  dapat  menggunakan  asesmen  yang  mengacu
pada  NSES.  The  Nation  Science  Education  Standard  NSES  merupakan  standar pembelajaran  sains  yang  sengaja  didesain  untuk  standardisasi  tujuan  pembelajaran
IPA  yang  digunakan  di  Amerika  Serikat.  NSES  merekomendasikan  aspek  yang dinilai  pada  siswa  dalam  pembelajaran  IPA    pada  salah  satu  dari  dua  ranah,  yakni
pemahaman dan penemuan. The NSES recommend assessing  children in two  broad areas, understanding
and  inquiry.  Understanding  means  what  you  would  espect  it  to  means –
werther children comprehend the science ideas you are teaching. Basic to the NSES approach to  assessment  is the use of prompts and rubric. A prompt is
the question or group of question that includes the statement  about  a task to be  done  along  with  directions  on  how  to  do  it.  A  scoring  rubric  is  used  to
describe  to  criteria  that  should  be  used  when  assessing  a  child’s performance.
39
37
Ibid, h. 22
38
Ibid
39
Joseph  Abruscato,  et  al.,  Teaching  Children  Science  A  Discovery  Approach,  USA: Pearson, 2010, h. 97.