Nilai Mind Map Siswa

Persentase hasil perhitungan skala observasi yang dapat dilihat dari tabel mengalami peningkatan dari setiap pertemuan. Hal tersebut berbanding lurus dengan tahapan atau tingkatan penyampaian materi menggunakan teknik mind map, bermula dari perkenalan teknik mind map, hingga kegiatan langsung siswa dalam pembuatan mind map sebagai teknik mencatat pelajaran. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik mind map berpengaruh positif tak terkecuali terhadap aktivitas belajar siswa secara kasat mata.

B. Pembahasan

Berdasarkan pengalaman mengajar langsung dan dari data observasi yang dilakukan di kelompok eksperimen, peneliti mendapatkan suasana pembelajaran yang antusias ditunjukkan oleh siswa. Siswa tidak ragu dalam mengajukan pendapat serta pertanyaannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan teknik Mind Map yang belum pernah mereka temui sebelumnya, serta media yang digunakan pengajar dinilai cukup menarik, yaitu poster contoh Mind Map. Juga seperti yang dikutip dalam jurnal Goodnough and Woods 2002. Goodnough and Woods 2002 discovered that partakers in their study perceived Mind Mapping as a fun, interesting and motivating approach to learning. Several of these participants attributed the fun aspect to the opportunity to be creative when creating Mind Maps through lots of choice in colour, symbols, key words and design. 78 Goodnough menyatakan bahwa antusias siswa dikarenakan atribut-atribut mind map yang menarik bagi siswa. Media mind map yang disiapkan guru lebih menarik dengan pilihan warna, simbol, kata kunci dan desain mind map yang menarik. Pada kelompok kontrol, peneliti hanya bertindak sebagai observer kegiatan pembelajaran. Sedangkan kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA kelas V menggunakan metode konvensional. 78 Goodnough, K., op.cit, p, 9 Dari data observasi, peneliti mendapatkan kondisi pembelajaran yang kurang antusias. Terdapat siswa yang mengajukan pendapat dan pertanyaannya, namun hanya sedikit. Sebagian besar siswa sibuk sendiri berbincang dengan teman sebelahnya. Hal tersebut diidentifikasi karena pembelajaran yang hanya mengandalkan pusat suara dari pengajarguru teacher centered. Temuan tersebut dapat dikatakan sebagai kegagalan dalam proses pembelajaran seperti yang dikutip dari Gömleksiz 2012, one of the primary reasons students fail in science is because they often have learning styles significantly different from those emphasized by most science courses Felder, 1993 79 . Proses pembelajaran dalam penelitian menunjukan terdapatnya perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelompok yang menerima perlakuan teknik Mind Map dengan kelompok yang tidak mendapat perlakuan apa-apa. Begitu juga bila dilihat dari hasil belajar siswa. Analisis pengaruh penggunaan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep siswa ini menggunakan perhitungan uji- t yang menggunakan taraf signifikan α sebesar 5 atau 0,05. Dari proses perhitungan didapat nilai t-hitung sebesar 1,75. Nilai t-tabel didapat dengan melihat tabel t-student dengan ketentuan t 1- α sebesar 1,671. Dari perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel didapatkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel t hitung =1,75 t tabel =1,671. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik konvensional. 79 Gömleksiz, M. N., Elementary School Students Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology Society, 2012, p. 117