Konsep Teknik Pembelajaran Mind Map

dibaca, dicerna dan diingat. 17 Rancangan teknik mencatat menggunakan mind map memang sengaja dikembangkan berdasarkan sistem kerja otak yang memancarkan pikirannya secara hierarki terhadap informasi yang telah diperoleh, juga penggunaan simbol dan gambar-gambar kreatif. Dengan penggunaan mind map diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya pencatatan informasi, dengan lebih menyenangkan tanpa ada rasa mudah jenuh serta lebih kuat dalam pemerolehan konsep. Hal lain yang membedakan mind map dengan mencatat biasa dan menjadi kelebihan dari mind map ialah keunggulan memetakan sebuah informasi sebagai berikut: 1 meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan, 2 memaksimalkan sistem kerja otak, 3 saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, 4 memacu kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan, 5 sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah, 6 menarik dan mudah tertangkap mata eye catching, 7 dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah, dan 8 dapat melihat sejumlah besardata dengan mudah. 18 Salah satu penyebab mudahnya informasi diingat serta di-recall ialah penggunaan kata kunci. Penggunaan kata kunci dalam Mind Map merupakan rancangan yang disesuaikan dengan reflek otak manusia. Ketika seseorang ditanya untuk mengisahkan kembali peristiwa atau suatu kejadian, maka yang akan keluar dalam pikirannya ialah beberapa kata kunci yang dapat membuka kembali ingatan- ingatan secara garis besar seseorang tersebut. Ia tidak perlu mengingat secara rinci kata demi kata secara lengkap mengenai peristiwa yang telah ia alami, begitu pun dalam kaitannya mengingat kembali pengetahuan atau pelajaran yang telah diperoleh siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya. Dengan penggunaan teknik mind map 17 Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 5. 18 Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Gramedia, 2013, h. 110. dalam mencatat pelajaran yang telah mereka peroleh, secara mudah mereka dapat mengeluarkan memori-memori penting dari pikiran mereka yang menjadi inti-inti pelajaran dengan bantuan kata kunci dalam Mind Map. Inilah yang disebut mengapa penggunaan Mind Map dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih cepat dan efisien. Dalam pengajaran pada siswa sekolah dasar sangat diperlukan metode yang efisien, untuk menghindari kejenuhan siswa dalam belajar yang lebih mudah terjadi, juga tidak mengesampingkan tujuan pembelajaran yakni pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

c. Penggunaan dan Cara Membuat Mind Map saat Pembelajaran di Kelas

Sebagai sebuah teknik mencatat yang akan diaplikasikan menjadi sebuah metode pembelajaran, penggunaan mind map perlu mendapat penyesuaian dengan tahap-tahap pembelajaran. Penempatan mind map dalam pembelajaran agar lebih jelas, merujuk pada langkah-langkah pembelajaran berikut ini: 19 1 tahap persiapan dengan mengorganisasikan materi, mempersiapkan penguasaan materi, mempersiapkan media, menyiapkan alat evaluasi dan menentukan alat dan saran pembelajaran. 2 tahap pelaksanaan kegiatan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, menunjukkan media mind map dengan ukuran karton, menjelaskan prosedur pembuatan mind map, menuntun siswa membuat mind map dan menerima laporan serta hasil pembuatan mind map siswa. 3 tahap akhir kegiatan dengan memberi kesimpulan pembelajaran dan melakukan evaluasi. Dalam melakukan pembiasaan penggunaan mind map, perlu diawali dengan pembekalan akan cara pembuatan mind map yang dibenarkan dan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pakarnya. Berikut merupakan langkah-langkah membuat mind map: 20 19 Ika Anung Juliyastuti, dkk., Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, 2009, diakses 2014, h.3, http:download.portal-garuda.orgarticle.php? article=139093val=4065 20 Tony Buzan, Sepuluh Cara Jadi Oang yang Jenius Kreatif, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 38