Uji Hipotesis Hasil Penelitian
yang diajukan dalam penelitian yaitu terdapat hubungan antara konformitas kelompok teman sebaya dengan resiliensi pada remaja awal diterima.
Beberapa studi longitudinal mengungkapkan bahwa anak dengan resiliensi memperoleh banyak dukungan emosional dari orang-orang di luar
keluarga mereka. Teman, tetangga dan guru memberikan nasihat dan memberikan kenyamanan ketika mereka menghadapi masa transisi atau krisis
Werner, 1990. Oleh karena itu, anak-anak yang memiliki resiliensi cenderung disukai oleh teman bermain dan teman-teman sekelasnya serta
memiliki satu atau lebih teman dekat. Mereka akan cenderung menjaga teman kecil mereka hingga dewasa dan tetap bergantung pada mereka untuk
memperoleh dukungan emosional Werner, 1990. Selain itu, ada pula Wallerstein dan Kelly dalam Werner 1990 yang melakukan studi tentang
peran teman dalam kehidupan anak yang orang tuanya bercerai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa teman dapat memperkaya dan
memperluas kualitas kehidupan anak-anak yang memiliki resiliensi. Layaknya saudara, teman lebih berperan sebagai figur tambahan dan bukan sebagai figur
pengganti untuk hubungan yang erat dan stabil dengan satu orang dewasa di rumah atau lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, menggambarkan bahwa subjek dalam penelitian memiliki kecenderungan resiliensi yang relatif tinggi 120,75
92,5. Menurut Werner 1990 remaja yang memiliki resiliensi berhasil mengatasi masalah meskipun dalam kemiskinan, memiliki orang tua dengan
gangguan atau psikopatologi, dan berada dalam keluarga yang berselisih. Para
remaja ini lebih bertanggung jawab dan berorientasi pada prestasi daripada teman-teman mereka yang bermasalah. Remaja tersebut juga lebih matang
secara sosial dan telah mampu menyerap nilai-nilai yang positif. Mereka akan lebih perhatian, empatik dan lebih tanggap terhadap lingkungan sosial
dibandingkan dengan teman-teman seusianya yang kesulitan mengatasi masalah Werner, 1990.
Selain itu, melalui hasil perhitungan ditemukan pula rata-rata subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan konformitas yang relatif tinggi
131,95 105. Hal ini didukung dengan pernyataan Hurlock 1990 bahwa pengaruh teman sebaya mencapai masa puncaknya pada usia 12-13 tahun.
Oleh karena itu, sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh teman sebaya daripada keluarga. Baron dan Byrne
2004 menyatakan bahwa konformitas remaja adalah sebuah perilaku yang menjadi bentuk penyesuaian diri remaja. Konformitas muncul dalam interaksi
remaja dengan kelompoknya. Kelompok teman sebaya menjadi media bagi remaja untuk menguji dirinya sendiri dan orang lain. Pada saat berada dalam
kelompok teman sebaya, remaja juga mulai membentuk dan memperbaiki konsep dirinya. Teman-teman sebaya yang berada dalam satu kelompok
cenderung dapat mempengaruhi citra diri remaja. Remaja mampu menilai diri secara positif karena mereka cenderung ikut serta dalam kelompok tersebut
dan memperoleh penerimaan dari kelompok. Hal tersebut didukung dengan hasil perhitungan yang diperoleh
dimana besar sumbangan konformitas terhadap resiliensi yang dilihat dari