a. Adanya keinginan untuk menyendiri dengan keinginan menjalin relasi dengan orang lain, dan keinginan untuk bebas dengan
kebutuhan memperoleh bantuan dari orang lain. b. Cenderung membandingkan nilai-nilai atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. c. Reaksi dan ekspresi emosi yang labil.
d. Memiliki standart dan harapan terhadap perilakunya sendiri.
3. Permasalahan yang Dihadapi Remaja Awal dalam Kehidupannya
Pada masa remaja terjadi banyak perubahan mulai dari perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Perubahan yang terjadi tidak jarang
menyebabkan munculnya permasalahan seiring masa kehidupan remaja. Permasalahan yang muncul, antara lain transisi sekolah dari Sekolah Dasar
SD ke Sekolah Menengah Pertama SMP. Remaja harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Remaja juga mulai mengalami
perubahan dalam hubungannya dengan orang tua, maka muncul konflik antara remaja dan orang tua. Konflik yang terjadi dapat muncul karena
keinginan remaja untuk mandiri atau otonom. Perdebatan menyangkut seputar masalah tugas di rumah, tugas sekolah, pakaian, uang, jam malam,
pacaran dan teman Adams Laursen, 2001; B.K. Barber, 1994 dalam Papalia, Olds, dan Fledman, 2009.
Perubahan kognitif yang terjadi pada masa remaja membuat mereka cenderung mengembangkan gaya pemikiran yang egosentris.
Remaja lebih memikirkan dirinya sendiri dan memandang dirinya lebih hebat dari pada orang lain. Perubahan kognitif juga mempengaruhi remaja
dalam proses pengambilan keputusan. Remaja cenderung mengambil keputusan yang salah karena mendapat pengaruh dari orientasi masyarakat
terhadap dirinya dan kegagalan yang dilakukannya. Menginjak masa remaja, banyak waktu yang dihabiskan para
remaja untuk berada di luar bersama dengan teman-temannya. Tak jarang sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja banyak
dipengaruhi oleh teman sebaya daripada keluarga Hurlock, 1990. Pengaruh teman sebaya mencapai puncaknya pada usia 12-13 tahun.
Keterikatan remaja
dengan kelompok
teman sebayanya
dapat menyebabkan masalah ketika keterikatan tersebut terjalin semakin kuat
sehingga remaja cenderung untuk mengabaikan aturan rumah, tidak mengerjakan tugas sekolah, sampai dengan penggunaan obat-obatan
terlarang dan melakukan sesuatu yang disetujui oleh teman sebaya dan memperoleh popularitas Fuligni et al., 2001. Keterikatan yang terjadi
memicu adanya tekanan dalam kelompok dan konformitas. Permasalahan lain yang banyak muncul dalam kehidupan remaja,
membuat beberapa dari mereka sampai berani melakukan tindakan bunuh diri. Brent 1989, dalam Santrock, 2002 mengungkapkan bahwa bunuh
diri merupakan salah satu penyebab kematian pada remaja dan dewasa muda. Penelitian tentang bunuh diri yang terjadi pada remaja
menunjukkan bahwa remaja yang banyak melakukan tindakan bunuh diri